Sudah satu bulan lebih Hana tinggal di apartemen Satya. Dan karena itu pula Hana jadi mulai hafal kebiasaan laki-laki itu setiap harinya. Bangun pukul setengah lima subuh, lalu lanjut olahraga ringan. Untuk di hari Senin, Rabu dan Jumat, Satya hanya akan jogging di sekitaran apartemen saja. Dan untuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu biasanya laki-laki itu akan pergi ke gym. Sedangkan untuk hari Minggu, biasanya Satya hanya akan menghabiskan hari liburnya untuk berdiam diri dirumah dan sengaja bangun lebih siang. Dan tentu saja bangun siang versi Satya dan Hana jelaslah berbeda.
Setelah berolahraga, laki-laki itu akan kembali ke apartemen tepat pukul tujuh, dan selalu bertepatan dengan Hana yang di jam itu sedang menyiapkan sarapan di dapur. Lalu kakak laki-lakinya itu akan selalu menyapanya dengan kalimat,
"Morning, Han. Gue atau lo yang mau mandi duluan?"
Lebih kurangnya pasti dua kalimat itulah yang akan laki-laki itu sampaikan. Dan jawaban Hana juga selalu sama,
"Lo duluan aja, Mas."
Selagi menunggu Satya selesai mandi, Hana akan serapan terlebih dahulu. Bukannya tidak sopan mendahului si pemilik rumah, hanya saja perlu diingat kalau kamar mandi di apartemen ini hanya satu. Jadi untuk mempersingkat waktu lebih baik seperti itu bukan, daripada harus terlambat berangkat bekerja. Dan dengan alasan itu pula, Hana jadi bisa membatasi interaksi diantara mereka berdua.
Karena jujur saja, hingga saat ini Hana masih sering merasa canggung kalau harus berduaan dengan Satya. Walaupun sebenarnya status Satya adalah kakak tirinya.
Oke, mari kembali pada morning routine kakak tirinya itu. Hana tidak bermaksud untuk memata-matai setiap kegiatan Satya. Hanya saja, siapa yang tidak akan ikut terbangun saat suara gaduh diluar kamar mengusik tidur nyenyaknya?
Ngg..oke, itu terdengar sedikit berlebihan. Karena sejujurnya Satya tidak benar-benar membuat gaduh. Palingan juga Hana hanya mendengar suara derit pintu dari kamar sebelah. Dan pada dasarnya Hana memang gampang terbangun. Sejak tinggal disini.
Ya, Hana terpaksa harus ikut bangun pagi karena tidak ingin di cap pemalas oleh Satya. Tau sendiri image Hana di mata Satya sudah hancur lebur kan, jadi setidaknya biarkan Hana memperbaikinya walau cuma sedikit.
Hana menghela nafasnya.
Hari ini hari libur. Dan stock bahan makanan di kulkas juga sudah mulai menipis. Di tambah lagi kebetulan sekali kebutuhan pribadinya juga sudah habis. Jadi Hana putuskan ia akan pergi berbelanja. Tapi masalahnya, apakah Hana harus menunggu Satya pulang dulu baru ia akan pergi berbelanja, atau tidak perlu?
Sudah pukul setengah sembilan pagi, tapi Satya belum juga kembali.
Pagi tadi saat Hana baru saja keluar kamar, ia berpapasan dengan Satya di dapur. Tidak seperti hari libur seperti biasanya, Satya pagi tadi sudah siap dengan setelan olahraganya yang berhasil membuat Hana menatapnya aneh.
"Ini hari Minggu." Ujarnya mengingatkan Satya. Siapa tau laki-laki itu lupa.
Satya mengangguk, "Ya memang." Diliriknya Hana yang memperhatikan dirinya saat tengah memakai sepatu. Ada kerutan samar di dahi Hana yang tertutup poni tipisnya yang acak-acakan khas bangun tidur.
"Gue ada janji mau joging sama tetangga sebelah."
Bukannya hilang, kerutan di dahi Hana malah terlihat semakin dalam usai mendengarkan penjelasannya itu.
"Kenapa?"
Hana menggeleng, "Nggak, nggak kenapa-kenapa."
Dan setelah berpamitan, Satya segera pergi untuk menemui yang katanya tetangganya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/334504367-288-k365935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Colleague, Brother or Lover?
ChickLitFrom colleague, became brother, and ended up being a boyfriend? Is it possible? Written in Bahasa