Event 03

863 84 6
                                    


"Hana,"

Tok..tok..tokk!!

"Temen lo, si Bene udah di bawah."

Bukannya ini baru jam setengah tujuh ya?

Tumben sekali Bene semangat bekerja di Jum'at pagi menuju weekend, sangat tidak seperti biasanya.

"Iya, Mbak. Makasih udah diingetin." Balas Hana sedikit berteriak dari dalam kamar mandi pada seseorang yang tidak lain dan tidak bukan merupakan tentangga kamarnya, Mbak Nara, Perempuan cantik berusia 27 tahun yang bekerja di sebuah bank swasta itu.

Dengan sedikit mendumel, Hana segera berlari ke arah meja riasnya, meraih hairdryer, dan reflek menengok jam pada ponselnya,

"Orang baru jam tujuh lebih—HA?!"

Astaga!! Hana kesiangan!!!

Jika Hana panik karena belum selesai berdandan, maka lain hal dengan Bene yang malah terlihat santai mengobrol dengan satpam kosan Hana yang asik menyeruput kopi sambil mengisi teka-teki silang di pos jaga.

"Mas, hewan reptil yang ganas. Lima huruf, apa ya, mas?"

Bene mengerutkan dahinya, terlihat sangat serius memikirkan jawaban dari salah satu pertanyaan pada teka-teki silang yang terdapat pada rubrik sebuah koran harian.

"...Cakra, Pak. Hewan reptil yang ganas kan?"

"Iya, tapi emangnya ada ya, Mas, hewan yang namanya Cakra?"

Bene mengangguk dengan serius, "Ada, Pak. Seriusan deh. Saya pernah lihat. Gede banget, serem lagi. Suka makan orang juga. Biasanya nongkrongnya sama buaya, berkeliaran waktu malam hari."

"Oh, gitu ya, Mas?"

Dengan ragu-ragu Satpam bernama Muklis itu tetap menuliskan jawaban yang Bene berikan pada kotak yang telah disediakan.

"Hewannya bukan dari Indonesia ya, Mas, kok saya baru denger ini?"

Sambil menahan tawa, Bene akhirnya berhasil mengambil gambar hasil tulisan Pak Muklis yang segera ia kirimkan pada group chat kantor dan tak lupa juga untuk menandai Cakra.

"Ekhem... gimana, Pak? Oh, iya, bukan asli Indonesia."

Astaga, astaga...Bene sungguh tidak kuat lagi menahan tawanya.

Dan senyumnya seketika mengembang saat dilihatnya Hana berjalan menuju kearahnya. Terlihat begitu kerepotan dengan barang-barang yang ditenteng seperti belum sempat perempuan itu masukkan dalam tas.

"Saya duluan ya, Pak, temen saya udah datang tuh." Pamit Bene pada Pak Muklis yang masih sibuk menyelesaikan teka-teki silang.

"Oh, temennya Mbak Hana to." Pak Muklis tersenyum memyapa Hana, lalu kembali beralih menanggapi Bene.

"Iya, Mas. Makasih juga udah bantuin saya. Hati-hati di jalan"

***

"Nggak bener lo. Pagi pagi udah bikin ribut di group." Ujar Hana pada Bene sesaat mereka masuk dalam CR-V hitam milik laki-laki itu.

Bene sungguh tidak dapat lagi menahan tawanya saat mereka akhirnya masuk ke dalam mobil, "Aduh, aduh, perut gue sakit." Adunya ditengah tawanya yang belum juga berhenti.

"Mana Pak Muklis percaya percaya aja lagi..."

Hana geleng-geleng kepala melihat Bene yang masih terus tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya, "Dasar."

"Gue nggak sabar ketemu Cakra deh, Han. Mau lihat muka dongkol nya dia."

Dan benar saja dugaan Bene.

Colleague, Brother or Lover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang