Event 05

588 63 5
                                    

Satya mematikan treadmill saat ponselnya berdering dan nama Dewa menyala-nyala di layar ponsel pintarnya.

Diraihnya handuk yang sebelumnya ia letakkan pada handrails untuk mengelap keringat yang bercucuran pada wajah juga lehernya.

"Halo?" Sapanya kemudian sesaat setelah mengangkat panggilan tersebut.

"Lo udah di jalan apa belum, Bang?"

Satya menautkan kedua alisnya.

Seingatnya ia tidak ada janji di Minggu pagi ini. Makanya ia memilih untuk pergi berolahraga.

"Bentar, bentar...di jalan? Gue masih di apartemen. Ngegym. Kenapa?"

Dari seberang sana Satya dapat mendengar Dewa yang sempat berdecak pelan, "Lo pasti belum baca chat dari gue?" 

Satya menurunkan telepon genggamnya. Membuka aplikasi berkirim pesan untuk memastikan kebenaran dari perkataan Dewa. Dan benar saja. Ternyata ia melewatkan pesan yang Dewa kirimkan semalam.

"Sorry, sorry...ketimbun chat lain." Jawab Satya jujur, sambil membaca pesan yang Dewa maksud.

Oh, ternyata hari ini ia ada jadwal untuk fitting baju yang akan ia pakai di hari pernikahan mamanya nanti.

Dilihatnya jam pada ponsel. Sekarang masih jam setengah sembilan pagi, jadi masih ada waktu kurang lebih satu setengah jam.

Satya mengerutkan dahinya. Memperkirakan apakah waktu satu setengah jam itu cukup untuk dirinya bersiap-siap juga untuk perjalanannya ke butik.

Hmm... setengah jam untuk dirinya bersiap-siap. Dan satu jam untuk perjalanan.

Oke, cukup. Batinnya.

"Habis bebersih gue langsung otewe." Ujar Satya pada Dewa.

"Tapi masalahnya ada satu lagi nih, Bang."

"Apaan?"

"Tolong gantiin gue buat jemput Hana ya, Bang. Soalnya gue bakal datang agak telat. Jadi mending Hana nebeng lo aja."

Dan karena permintaan Dewa itu. Satya kini harus menjemput Hana ke kosannya. Merelakan untuk melewatkan jam sarapan karena pikirnya waktunya tidak akan cukup.

"Ck! Ini si Hana hpnya mati apa gimana?"

Satya mengerutkan dahi saat panggilannya tidak segera terhubung pada Hana.

"Jangan-jangan masih belum bangun lagi."

"Kalau iya bisa beneran telat. Tau gini tadi gue sarapan dulu." Ujarnya sambil terus mencoba menghubungi Hana dengan satu tangan. Sedangkan tangannya yang lain tetap memegang setir.

Tulisan pada layar akhirnya berubah menjadi Ringing dipercobaan kelima.

"Dari tadi kek."

"Siapa?" Suara serak Hana lah yang pertama kali menyapa Satya sesaat setelah panggilannya terhubung.

Ini Hana tidak menyimpan nomornya atau bagaimana?

"Gue Satya. Lo udah ready?"

Hana yang saat itu masih bergelung selimut di atas tempat tidurnya jelas langsung terlonjak.

Aduh, mampus!!

Menepuk dahinya pelan dan segera bangkit untuk meraih handuk.

"Ohh, ini gue otewe sama Dewa, Mas. Bentar lagi sampe." Ujar Hana ditengah kepanikannya.

Sedangkan Satya menaikkan sebelah alisnya.

Otw sama Dewa bagaimana? Orang Satya saja baru akan menjemputnya.

Colleague, Brother or Lover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang