Cincin Perjanjian

6.8K 464 20
                                    

Freen membuka matanya perlahan dan meregangkan ototnya di atas ranjang. Jam dinding menunjukkan pukul 07.20 pagi. Dilihatnya Becky tidak ada di sebelahnya. Lalu Freen berjalan turun ke lantai bawah. Tercium bau masakan dari dapur dan suara tertawa cekikikan.

"Freen ? Kau baru bangun ?" tanya ibunya yang sedang asyik menyiapkan makanan di atas piring bersama Becky.

Freen masih mengamati apa yang sedang dilakukan ibunya dan anak manja itu dari sudut meja makan.

"Apa yang kau lakukan bersama ibu ?"

"Aku membantu ibu memasak." Becky menjawab dengan penuh senyuman manis. Seolah terlihat seperti anak TK sedang bermain masak-masakan dengan gurunya.

"Freen, Becky sangat imut sekali. Ibu sangat menyukainya. Dia adalah anak bungsu ibu sekarang. Kau sudah lama menginginkan seorang adik, bukan ?"

"Benarkah ?" Becky tercengang lalu kembali tersenyum.

"Itu dulu, sekarang aku merasa tersaingi jika aku tiba-tiba punya adik. Lagipula punya adik itu sangat merepotkan." jawab Freen datar lalu berjalan ke arah lemari es dan mengambil segelas air dingin.

Becky menatap Freen dari kejauhan dan berpikir sejenak kenapa Freen bersikap dingin pagi ini padahal semalam baru saja Becky senang karena mendengar Freen mengatakan kata sayang padanya. Mungkin hanya perasaannya saja yang terlalu overthingking. Tapi dia adalah Freen, orang yang selalu berubah-ubah dan penuh teka-teki. Dia akan menunggu apa yang dilakukan Freen hari ini padanya, mungkin saja dia akan mengungkapkan perasaannya hari ini. Dia siap menunggunya mendengar saat itu tiba.

Becky mengingat pesan dari Leo semalam. Tadi pagi dia baru membacanya dan akan mencoba saran darinya.

[Bersikaplah seperti biasanya, jangan menunjukkan kau menyukainya sebagai pasangan. Tetaplah jadi adik seperti yang ia katakan. Tapi buat serangan perhatian lebih saat dia membutuhkannya. Buat dia penasaran padamu, buat dia yang mengejarmu. Tunggu dia menyatakan cinta padamu. Jangan pernah mengatakannya duluan.]

"Bibi Nat !!!!" Seorang laki-laki tampan seumuran Freen tiba-tiba datang dan masuk begitu saja membawa beberapa barang belanjaan.

"King ?" Ibu Freen melepas apronnya lalu menghampiri laki-laki itu.

"Aku tahu Bibi Nat pasti sibuk saat Freen ada di rumah. Jadi aku mengantarnya sendiri ke sini. Lagipula aku ingin melihatnya, aku sudah lama tidak bertemu dengannya."

Freen menoleh dari depan lemari es ke arah laki-laki yang bernama King itu. Lalu berjalan menghampirinya ke ruang tamu.

"King ? Bagaimana kabarmu?" Freen memukul lengan King dengan akrab seperti sudah dekat sejak lama. Dan Becky masih memantaunya dari kejauhan. Freen tampak senang dan mereka bercanda dengan sangat akrab.

"Aku berencana mengajakmu ke pesta pernikahan teman kita Rubby. Seperti biasa, kita adalah pasangan." Ucap King dengan santai dan mengedipkan sebelah matanya.

Becky mendengarnya, laki-laki itu baru saja menyebut Freen adalah pasangannya. Apa maksudnya ? Tenggorokan Becky tiba-tiba tercekat dan ia merasa sesak di dadanya.

Bibi Nat menaruh barang-barang belanjaan itu di atas meja depan Becky. Lalu karena Becky penasaran, ia pun bertanya.

"Siapa dia ibu ?"

"Dia teman kecil Freen, dia juga anak pemilik cafe tempat ibu bekerja. Dia sudah seperti anak bagi ibu. Dia selalu menjaga Freen sejak kecil, mereka sangat dekat. Terkadang ibu berharap mereka menjalin hubungan sampai menikah. Tapi entahlah, apapun yang jadi pilihan Freen ibu tidak akan mengganggunya."

"Apakah mereka pacaran ?"

"Ibu tidak tahu, tapi mereka sering bersama saat Freen pulang ke Hua Hin."

Becky terdiam dengan perasaan yang tidak senang. Apalagi ini, kenapa banyak sekali laki-laki yang harus ia hadapi untuk mendapatkan Freen. Richie, Van, dan sekarang ada King. Becky memandang kesal ke arah Freen dan King yang sedang asyik bercanda tawa di ruang tamu. Seolah Freen melupakan keberadaannya di rumah ini.

Boss Manja KekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang