Seminggu kemudian...
Freen sedang berdiri bersedekap memandang gedung tinggi dari dinding kaca tebal di ruangannya. Sudah seminggu ini Freen merasakan kelelahan yang amat sangat luar biasa. Lelah secara fisik maupun mental. Masalah pekerjaan yang terus memburunya. Belum lagi hal yang terjadi di keluarga kekasihnya. Banyak sekali yang telah terjadi akhir-akhir ini.
CEKLEK...
Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka.
"Sayang.... Waktunya pulang..."
Becky masuk ke dalam. Ia mengernyit melihat pacarnya yang sedang berdiri melamun tidak menyadari kehadirannya.
Tergeletak di atas meja sebuah brosur perjalanan ke Switzerland. Becky sempat melihatnya sebentar saat melewati meja itu menuju tempat pacarnya berdiri. Kemudian ia memeluknya dari belakang. Menenggelamkan wajahnya di sisi leher sebelah kanan lalu menghirup aroma parfum yang menyambutnya di sana.
"Ada apa, hum?"
Freen tersenyum dan membelai tangan yang sedang memeluknya.
"Kau sibuk melamun hingga tidak menyadari kehadiranku. Apa yang sedang kau pikirkan?"
CUP
Becky mengecup pipi kanan Freen dengan lembut. Kemudian menyingkirkan rambut yang menggangunya kebelakang.
"Akhirnya semua sudah berakhir."
Becky tersenyum. "Ya, semua sudah berakhir dan kita baik-baik saja."
"Lalu bagaimana dengan rencana kita?"
Freen membalikkan badannya menghadap Becky. Menatap sepasang mata indah yang sedang memandanginya dengan tatapan cinta.
Becky memainkan kancing blazer Freen dengan jemarinya.
"Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan. Aku melihatnya di atas meja."
Freen mengernyit.
"Ayo kita pergi ke sana." Ucap Becky.
"Tapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan bulan ini. Belum lagi minggu depan aku harus meresmikan pembukaan pabrik kita. Aku tidak bisa meninggalkannya saat ini. Aku harus memastikan semua benar-benar sempurna. Aku tidak mau para investor akan kecewa. Waktunya tidak tepat jika kita pergi bulan ini."
"Lalu bagaimana tentang merayakan universary hubungan kita?" Becky mengalungkan kedua tangannya di leher kekasihnya. Freen mengikutinya dengan memeluk pinggang Becky dengan kedua tangannya.
"Itu dia. Sebenarnya itu yang sedang aku pikirkan sekarang. Aku bingung."
CUP
Becky mengecup bibir pacarnya dengan lembut.
"Kalau kau memikirkan pekerjaan terus, kapan kita mengadakan pertemuan keluarga? Bukankah Daddy dan nenek juga ingin bertemu dengan ibu Nat?"
Freen mendesah. "Ternyata menikah itu tidak semudah yang kita kira. Kita harus mengadakan ini, itu. Harus bertemu di sana di sini. Belum lagi mengurus gedung, tamu undangan yang hadir. Haah... aku sudah sangat lelah hanya dengan membayangkannya saja."
"Sebenarnya kita tidak butuh mengadakan acara seperti itu."
"Tapi keluarga kita menginginkannya."
"Aku tidak sabar lagi menunggu."
"Aku juga. Tapi apa boleh buat. Kita punya keluarga. Selain itu pekerjaan juga menekanku."
"Kenapa cinta kita kalah dengan pekerjaan sekarang? Apa kau lebih memilih pekerjaan daripada aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Manja Kekasihku
RomantikRebecca Patricia Amstrong (Becky) adalah seorang wanita keturunan blasteran Thailand Inggris yang baru lulus dari salah satu Universitas di London dan terpaksa pindah ke Thailand karena harus menggantikan posisi kakaknya yakni Richie Amstrong menjad...