Salmon

5.7K 342 13
                                    

Suara tawa cekikikan Becky dan Freen terdengar keras di luar Bar area Covent Garden. Nafas mereka terengah-engah karena baru saja lari dari toilet dan keluar begitu saja setelah ada yang mengetuk pintu mereka. Ada yang curiga dengan yang sedang mereka lakukan di dalam toilet.

"Jantungku....jantungku...." Freen memegangi dada kirinya dengan masih tertawa.

"Apa jantungmu masih aman, sayang? Atau...jantungmu tertinggal di dalam toilet? Huahahaha..." Ejek Becky sambil tertawa.

"Ini konyol. Ini sangat konyol. Kau gila. Ini sangat memacu adrenalin. Wow, super."

"Tapi ini seru, kan? Huuuh....!!" Becky melepaskan nafas panjang dan mengusap dahinya yang berkeringat.

"Kau berkeringat, baby. Biarkan aku yang membersihkannya." Freen mengambil tissue dalam tasnya lalu mengusap wajah pacarnya dengan lembut.

"Apa kau lapar, sayang?"

"Tidak." Lalu Freen melihat jam tangannya.

"Ini sudah malam, ayo kita pulang."

"Baiklah..."

Beberapa saat kemudian di dalam mobil...

"Ngomong-ngomong... Terimakasih sudah membelikanku banyak barang seperti ini. Lagi-lagi kau melakukannya. Harusnya tidak perlu. Ponselku masih bagus." Protes Freen sambil menggeser beberapa paper bag ke jok mobil belakang.

Itu adalah beberapa barang yang dibelikan Becky untuknya saat sebelum pergi ke Bar tadi. Becky membelikannya ponsel baru dan beberapa parfum juga lipstik merk ternama di pertokoan Covent Garden.

"Itu agar ponsel kita sama, sayang. Lagipula aku belum membelikanmu apapun di sini. Aku adalah pacarmu, tunanganmu. Kau berhak mendapatkannya lebih baik dari ini."

"Ini keluaran terbaru dan bagus. Terimakasih banyak sudah memperhatikanku. Tapi suatu saat aku akan membalasnya. Aku akan memberikan apapun jika aku kaya."

"Tapi kau sudah membalasnya dengan hal lain. Dan itu tidak bisa dinilai dengan apapun." Goda Becky dengan tatapan nakalnya. Mata Becky fokus dengan bibir Freen yang tampak menggoda.

Karena seakan tahu apa yang diinginkan pacarnya, Freen mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir di depannya itu dengan lembut. Perlahan tapi intim selama beberapa detik.

"Cepat selesaikan urusanmu di sini. Aku akan menunggumu di Bangkok." Kata Freen setelah melepaskan ciumannya dengan membelai lembut rambut Becky.

"Ya, bersabarlah sedikit lagi sayang. Aku hanya sebentar. Setelah semua sudah selesai, aku akan menyusulmu." Becky mulai melajukan mobilnya meninggalkan area Covent Garden untuk mengantar Freen pulang ke villa.

Mobil itu berhenti sekitar satu jam kemudian. Becky melepaskan sabuk pengamannya untuk mengantar Freen ke dalam.

"Besok pesawatku jam 9 pagi. Kau tidak perlu mengantarku ke bandara jika kau sibuk. Barbara dan Jane akan mengantarku." Kata Freen sambil berjalan masuk ke dalam villa.

"Sesibuk apapun, aku harus menyempatkan diri untuk mengantarmu, sayang. Apa tiketnya sudah siap?"

"Sudah. Semua sudah terjadwal sejak aku pertama datang. Barbara telah mengaturnya dengan baik. Aku sangat berterimakasih padanya. Aku beruntung punya teman baru seperti kalian di sini. Barbara, Jane, Leo. Semuanya baik padaku. Aku sangat bersyukur."

"Kenapa hanya nama mereka yang disebut? Namaku tidak. Apa aku kurang baik padamu?"

"Hmmm..... sebentar. Akan aku pikirkan dulu."

"Haaa? Sayang.....?"

"Kau tidak termasuk dari mereka semua."

"Haaaa.....?" Becky menyilangkan tangannya.

Boss Manja KekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang