Posesif

8.1K 364 39
                                    

"Ayo kita turun." Ajak Barbara sambil melepas sabuk pengamannya.

Freen melihat sekelilingnya dari dalam mobil. Banyak bangunan pertokoan yang berjejer. Ini semacam distrik perbelanjaan.

"Ini adalah salah satu pusat perbelanjaan di kota ini. Kita sekarang berada di Camden Lock market. Kau bisa membeli oleh-oleh untuk teman atau keluargamu di sini. Aku juga ingin membeli sesuatu untuk seseorang." Jelas Barbara.

Freen melepas sabuk pengamannya. "Baiklah, ayo kita turun."

"Banyak toko yang menjual mercandise dan barang seni lainnya di sini. Nanti aku akan mengajakmu keliling sampai kau puas. Tapi sebelumnya kita akan ke suatu tempat. Aku harus membeli sesuatu di sana. Ayo kita lewat sini." Ajak Barbara sambil merangkul pundak Freen. Kemudian mereka berjalan memasuki distrik itu menuju sebuah toko bertema retro tapi futuristik.

Toko itu sangat unik dan aneh menurut Freen. Barbara mengajaknya ke ruang bawah tanah untuk melihat lebih banyak lagi pilihan yang sedang dicari. Freen terkejut saat Barbara membawanya ke deretan rak dan pajangan dinding yang bertengger banyak sekali sex toys berbagai bentuk.

Terutama saat Barbara memegang sebuah mainan menyerupai penis laki-laki. Itu sangat mirip sekali bentuknya. Bahkan ada beberapa macam ukuran. Ada panjang ada pendek. Ada besar dan kecil. Wajah Freen memerah karena malu. Ia juga bergidik saat melihat ada bentuk yang aneh seperti permukaan yang berotot, bergelombang, bahkan bergerigi. Otaknya tidak bisa berpikir jernih sekarang. Terpaksa ia menghindar dari rak itu untuk melihat barang-barang yang lain.

"Aku akan melihat ke arah sana." Pamit Freen.

"Ya, aku akan menyusulmu jika aku sudah selesai."

Freen menyusuri rak yang lain. Melihat-lihat ke sekelilingnya. Ada bentuk vagina juga. Ia melongo saat melihat sesuatu yang mirip tombol ajaib miliknya. Pikirkannya kembali kotor. Mendadak ia merindukan Becky. Ia menelan ludahnya sendiri dan beberapa kali mengulum bibirnya.

"Ini benar-benar gila. Kenapa Barbara mengajakku ke tempat seperti ini? Huh..." Gerutu Freen sambil berjalan.

Tapi ia akhirnya berhenti di sebuah rak yang menarik perhatiannya. Ada sebuah kotak kemasan berisi borgol tangan bertuliskan borgol cinta dalam bahasa Inggris.

Entah kenapa Freen ingin sekali membelinya. Tidak ada ide atau apapun yang terlintas dipikirannya untuk menggunakannya. Tapi karena penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil kotak itu dari raknya. Memperhatikannya beberapa saat. Hingga ada seseorang tiba-tiba mengejutkannya dengan menepuk bahunya.

"Freen, apa kau sudah selesai? Apa kau sudah menemukan sesuatu untuk kau beli? Apa yang ada di tanganmu?" Tanya Barbara.

Freen menunjukkan kotak itu.

"Ini bagus. Kau harus mengambilnya. Ini bisa digunakan untuk bersenang-senang dengan pacarmu."

"Tapi aku tidak tahu cara menggunakannya. Mungkin sebaiknya aku mengembalikannya."

"Jangan. Ambil itu untukmu. Apa kau tidak ingin membeli yang lain juga untuk oleh-oleh ke Thailand? Mungkin untuk temanmu."

"Hhmmm.... sebenarnya aku ingin sekali membelikan temanku. Dia seorang janda. Dia baru bercerai dengan suaminya beberapa bulan yang lalu." Jelas Freen sambil membayangkan wajah Nam. Entah kenapa dia tiba-tiba teringat dengan sahabatnya itu.

"Kalau begitu belikan dia sesuatu. Seperti ini misalnya." Barbara menunjukkan sebuah kotak kemasan bergambar penis tiruan. "Ini cukup bagus. Ada vibratornya juga. Temanmu pasti akan suka."

"........."

Setelah puas membeli beberapa barang di toko tersebut, mereka melanjutkan perjalanan menuju toko seni. Freen membeli beberapa mercandise untuk teman-temannya sebagai oleh-oleh.

Boss Manja KekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang