Freen POV
Ibu peri memang benar-benar baik tadi malam. Mungkin besok aku akan melakukan sesuatu untuk membalas kebaikannya karena dia sudah mendatangkan pacarku ke hadapanku. Tapi aku merasa ada yang aneh dalam diri pacarku. Seolah ada yang disembunyikan dariku. Entah itu apa.
Kami berbicara banyak tadi malam. Tentang neneknya yang sakit, tentang alasannya kenapa dia tidak menghubungiku selama dua Minggu lebih terakhir ini. Dia bilang padaku bahwa akhirnya neneknya merestui hubungan kami setelah sekian lama membujuknya. Tapi nenek menyarankan kami agar menunda pernikahan. Kami diberi waktu enam bulan untuk saling mengenal satu sama lain. Meskipun kami sendiri sudah merasa sangat mengenal diri kami masing-masing. Setelah itu kami diperbolehkan untuk melakukan apapun yang kami inginkan. Termasuk menikah.
Alasan nenek sangat logis menurutku, jika dilihat dari pertemuan kami yang singkat dan menjalin hubungan masih sekitar tiga sampai empat bulan berjalan. Nenek bilang tidak mau kami bercerai nantinya hanya karena kami sering putus nyambung saat masih berpacaran. Menikah bukan hal yang main-main menurutnya. Yang bisa cerai lalu rujuk kembali. Dan aku merasa perkataan nenek sangat benar.
Nenek tidak hanya memberi alasan yang logis, tapi juga memberi tantangan dalam hubungan kami. Nenek ingin kami tetap menyembunyikan hubungan kami di depan umum, terutama Tuan Paul. Alasannya karena Tuan Paul tidak tahu tentang hal ini, dan jika dia tahu pasti akan menentangnya. Tapi nenek sudah berjanji akan membantu masalah itu jika enam bulan sudah terlewati. Aku masih bisa terima. Hal itu tidak cukup menggangguku.
Percakapan kami berakhir setelah ada sedikit drama air mata diantara kami. Dan setelah itu kami melanjutkannya dengan beradu mekanik hingga menjelang pagi. Malam yang sangat panas. Seperti biasanya. Walau lelah tapi sangat menyenangkan.
Dan aku sangat menyukai caranya memuaskanku.
*******
Sabtu pukul 11 siang di sebuah restoran di Bangkok...
"Selamat ulang tahun sayang." Ucap Becky sambil membawa kue ulang tahun bertuliskan nama Freen di sana. Tapi hanya ada satu lilin kecil yang menyala di atasnya. Itu membuat Freen sedikit protes karena kue sebesar itu kenapa hanya ada satu lilin kecil yang akan ia tiup.
"Kenapa hanya ada satu lilin kecil di sini?"
"Sayang, ini karena aku tidak mau kau merasa tua jika aku tancapkan lilin angka 29 di sini. Bagiku kita seumuran sekarang. Ayolah, cepat tiup lilinnya sekarang. Lalu kau akan segera mendapatkan hadiahmu."
"Baiklah, aku tidak jadi merajuk. Karena aku ingin segera melihat hadiahku." Kata Freen dengan wajah imutnya. Hal itu membuat Becky gemas ingin mencubit pipinya.
"Berdoalah dan sebutkan harapanmu."
Kemudian Freen memejamkan matanya memohon sesuatu dalam hatinya. Baru setelah itu ia meniup lilinnya.
"Yeeee..... selamat ulang tahun pacarku..." Seru Becky sambil bertepuk tangan melihat lilin itu sudah ditiup. "Selamat ulang tahun, sayang. Semoga kau suka hadiahnya. Maaf ini sangat terlambat. Tapi aku sebenarnya sudah menyiapkannya sejak lama."
"Aku kira kau telah melupakannya dan tidak peduli lagi padaku."
"Aku tidak mungkin lupa apapun tentangmu."
"Terimakasih." Ucap Freen menerima hadiah itu.
"Ayo cepat buka hadiahnya sekarang."
Freen memperhatikan kotak kecil berukuran 15 x 10 berwarna biru yang dihiasi pita di atasnya. Dengan rasa penasaran, ia membukanya.
"Apa ini, sayang? Hmmm?"
Freen melihat ada gulungan kertas diikat dengan sebuah pita. Ini seperti sebuah surat. Tapi bukan. Saat kertas itu di buka, Freen melihat ada tulisan seperti puisi. Ini adalah susunan tangga nada disertai lirik. Becky memberinya sebuah lagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Manja Kekasihku
RomanceRebecca Patricia Amstrong (Becky) adalah seorang wanita keturunan blasteran Thailand Inggris yang baru lulus dari salah satu Universitas di London dan terpaksa pindah ke Thailand karena harus menggantikan posisi kakaknya yakni Richie Amstrong menjad...