Kepercayaan

9.1K 406 42
                                    

["Aku masih tidak mengerti kenapa kita melakukan ini. Kita pergi ke kantor dengan keadaan terpisah seperti ini."] Kata Becky di telepon dengan menggunakan Airpods sambil menyetir mobil Porsche merahnya.

["Lalu apa yang harus kita lakukan ? Apa kita akan menggabungkan mobil kita seperti di film anak-anak. Lalu mobil kita akan menjadi robot raksasa yang bisa melawan monster yang sedang mengacaukan kota."] Kata Freen di telepon dengan menggunakan Airpods sambil menyetir mobil Mazda Grey miliknya.

["Mobilku dan mobilmu akan berubah menjadi robot yang sangat keren."]

["Aku akan berperan jadi monsternya."]

["Jadi monster ? Kenapa Phi Freen jadi monster ?"]

["Karena aku akan bertarung melawan robot."]

["Baiklah, aku akan berperan sebagai robot. Monster dan robot bisa bertarung di atas ranjang."]

["Haaa, ide yang sangat bagus."]

Lalu mobil Porsche merah dan Mazda Grey itu berhenti bersebelahan di lampu merah yang sama. Mereka saling membuka kaca mobilnya dan saling menoleh.

Becky membuka kacamata hitamnya lalu tersenyum menatap Freen yang juga memandangnya dari dalam mobil lain.

["Ada seseorang yang sedang menatapku di lampu merah."] Ucap Freen masih dalam mode menelepon.

["Kau tahu, kenapa orang itu menatapmu ?"]

["Aku tidak tahu."]

["Karena kau cantik sekali."]

["Kau juga cantik, aku mencintaimu."]

["Aku juga mencintaimu."]

Mereka saling menatap dan tersenyum dari dalam mobil sampai pada akhirnya lampu merah kembali hijau dan mereka melajukan mobilnya menuju ke kantor bersama-sama.

Beberapa menit kemudian sampailah mereka di kantor. Setelah memarkir mobil masing-masing, mereka bertemu dan bergandengan tangan menuju lift.

Seperti wajah sepasang pengantin baru. Mereka berdua terlihat sangat berseri-seri pagi ini saat di kantor. Meskipun ini adalah hari Senin yang biasanya dibenci para pekerja karena pekerjaan yang sudah menumpuk. Tapi entah kenapa hari ini Freen merasa tidak terbebani sama sekali. Bahkan ia dengan santai bernyanyi sambil mengetik di komputernya. Mengerjakan tugasnya dengan riang gembira di ruangannya.

Sementara itu Becky juga sedang sibuk dengan pekerjaannya di ruang CEO. Pagi ini Mint telah beberapa kali keluar masuk ke ruangan CEO dengan perasaan aneh. Karena tidak biasanya Bossnya itu sangat ramah. Bahkan Bossnya sempat bernyanyi dengan memainkan pulpennya saat dia meminta tanda tangan beberapa berkas.

Tok tok tok

"Masuk."

"Freen, apa aku sedang mimpi ?" Seru Mint yang tiba-tiba datang ke ruangan Freen.

"Ada apa Phi Mint ?" Jawab Freen santai dengan masih mengetik di komputernya.

"Mimpi apa aku semalam? Aku melihat Boss kita sedang bernyanyi di depanku."

"Benarkah ? Itu bagus."

"Aku tadi beberapa kali ke ruangannya untuk mengantar banyak laporan. Dia bernyanyi dengan menggunakan pulpennya sebagai mic. Dia seperti anak belasan tahun yang sedang belajar di rumah sambil mendengarkan lagu."

"Itu bagus."

"Dia juga bersikap baik padaku. Dia bicara sambil tersenyum. Dia menatapku dengan ramah. Dia juga bicara dengan aksen Thai yang lembut. Aku sampai khawatir pada diriku sendiri. Apa aku sedang berhalusinasi? Aku merinding."

Boss Manja KekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang