"Ta!"
"Iya kenapa?"
"Dipanggil pak Ilham tuh diruangannya."
Agatha yang sedang asyik menonton video di ponselnya itu berkerut bingung. "Gue?"
Kalingga mengangguk, "Iya."
"Bukan Aruna?"
Kalingga kali ini menggeleng, "Enggak, bukan. Sama gue kok, ayo!"
Dengan malas-malasan Agatha bangkit dan berjalan mengikuti Kalingga. Saat keduanya berjalan di koridor, mereka berpapasan dengan Agas dan Aruna yang baru saja mengembalikan buku dari perpustakaan. Agatha dengan girang menyapanya.
"Mau kemana, Ta?" tanya Aruna yang tatapannya malah tertuju pada Kalingga.
Agatha mengulum senyum, "Ke ruangan Pak Ilham."
"Oh mau ngapain?"
Agatha mengendikan bahunya tidak tahu. Aruna mengangguk, "Mau gue pesenin makanan Lo dulu biar ntar pas ke kantin tinggal makan?"
"Boleh deh, pesen nasi goreng sama teh anget ya." ujar Agatha.
Aruna mengacungkan jempolnya, "Oke kita tunggu di kantin ya!"
"Iya, Na." ujar Agatha sebelum kembali berjalan mengikuti Kalingga yang sudah berjalan lebih dulu.
Aruna menghela napas, "Berduaan terus ya, mereka." gumamnya.
Agas mendorong pundak Aruna, "Gak usah ngomong kaya gitu yang bakalan bikin Lo overthinking deh!"
"Kalingga keliatan suka gak sih, sama Ata?"
Agas membuang matanya jengah. "Tuhkan. Udah deh, Na. Kalingga tuh udah punya pacar. Lo jangan kaya gini dong, masa karena cowok doang Lo jadi curiga sama temen Lo, sih?"
Aruna berdecak, "Orang gue cuman nanya kok!"
"Tapi gue udah tau kemana pembicaraan ini bakalan berlabuh!"
Aruna menghela napas. "Yaudah sih, gitu doang diributin!"
Agas menggeleng heran, "Udah yuk mending ke kantin! Kita harus ngantri buat pesenin Ata nasi goreng." ajak Agas agar sahabatnya itu tidak terlalu larut dalam pikiran konyolnya itu.
•333•
Sepuluh menit lagi bel masuk akan dibunyikan, dan batang hidung Agatha belum muncul juga. Teh hangatnya sudah dingin sedari tadi. Makanan Agas dan Aruna juga sudah habis. Namun mereka masih menunggu Agatha yang tak kunjung muncul.
"Ngapain ya Ata sampe lama gini? Kasian, Ata belum makan lagi dari pagi." ujar Aruna sambil memperhatikan arlojinya yang terus bergerak.
Waktu terus berjalan. Kantin mulai sepi, para siswa kembali ke kelas karena jam pelajaran akan segera dimulai.
"Lima menit lagi masuk, Na. Kita masuk aja deh yuk?" Kata Agas yang ada benarnya. "Habis ini pelajarannya Bu Canis. Kalau telat kita bakalan dapet poin."
Dengan berat hati, Aruna mengangguk menyetujui. "Tapi Ata gimana?"
"Nanti dia bisa makan sama Kalingga. Minta waktu tambahan buat istirahatnya." jawab Agas.
"Yaudah, yuk ke kelas!"
Aruna dan Agas beranjak, pergi meninggalkan kantin yang sepi itu. Kemudian berjalan setengah berlari karena jarak kelas dan kantin yang sedikit jauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three or Nothing
Dla nastolatkówSemua orang juga tahu, di mana ada Agatha pasti ada Aruna dan Agas dibelakangnya. Di mana ada Aruna, pasti ada Agas dan Agatha disampingnya. Begitulah mereka, selalu bersama-sama di manapun mereka berada. Ketiganya mengukir kisah SMA sebagai siswa...