Agatha berlarian kecil memasuki rumah Aruna. Tadi pagi, Aruna mengirimi banyak sekali pesan kepadanya. Menyuruh Agatha untuk mampir ke rumah hari ini jika tidak sibuk.
Agatha senang sekali, tentu saja.
Akhirnya Agatha bisa menghapus prasangka-prasangka buruknya setelah Aruna mengajak bertemu. Walaupun Agas tidak menghubunginya, tapi Agatha yakin sekali laki-laki itu ada.
Agatha mengetuk pintu beberapa kali. Dan disahuti oleh Rania dari dalam.
"Iya, masuk!"
Agatha segera masuk.
Ia langsung disambut oleh Rania yang sedang santai menikmati acara tv di pagi hari.
"Selamat pagi, Ma." sapa Agatha ceria. Ia menghampiri Rania dengan senyum cerahnya.
Rania membalas, "Selamat pagi, cantik."
"Arunanya ada kan, Ma?" tanya Agatha.
"Ada kok, diatas. Baru aja pulang dianterin Agas." kata Rania. "Kalian ini bolos sekolah ya?"
Agatha tersenyum gigi, "Iya Ma, hehe."
Rania menggelengkan kepalanya heran, "Yaudah, nanti-nanti jangan lagi ya! Sekali ini aja!"
Agatha mengangguk mantap, "Siap Ma!"
Rania tertawa, "Yaudah gih, keatas! Ditungguin tuh kayaknya."
"Eh, Ata!" panggil Rania lagi. "Iya, Ma?"
"Selamat ya, sayang." ujar Rania. Agatha mengangguk kecil kemudian mengucapkan kata terimakasih dengan tulus.
Agatha langsung berlari kecil menuju kamar Aruna. Tentunya dengan perasaan yang begitu berbunga-bunga. Agatha mempunya firasat baik untuk ini.
Ia mengetuk pintu tiga kali, tetapi tidak ada jawaban. Tetapi Agatha bisa mendengar samar-samar suara Aruna dan Agas yang sedang bertengkar. Jadilah ia langsung membuka pintunya.
"Jangan dikasih lilin lah! Jadinya kaya yang ulang tahun!" seru Aruna kesal.
Agas menggeleng tegas, "Ya biar kerasa bentuk perayaannya lah, Na! Udah deh, terlanjur beli sama lilinnya juga ini!" kata Agas keukeuh.
Aruna mendengus, "Orang gue gak nyuruh dan gak merekomendasikan buat beli lilin kok! Itu kan ide Lo!"
Agatha tertawa kecil, bisa-bisanya kedua sahabatnya itu tidak menyadari keberadaannya. Mungkin faktor Aruna dan Agas yang tidak menghadap ke arah pintu. Jadi keduanya tidak menyadari bahwa Agatha menonton pertengkaran mereka.
"Pake aja lilinnya, gak apa-apa kok." ujar Agatha.
Aruna dan Agas langsung berbalik.
"Eh, Ta?" sahut keduanya berbarengan.
"Hai! Hehe," Agatha menyapa dengan canggung.
Aruna langsung melemparkan kuenya ke Agas. Dan melompat ke pelukan Agatha. Sampai gadis itu terkejut.
"ATA!" serunya semangat. "Selamat, sayang! I really feel happy for you!"
Agatha membalas pelukan Aruna tak kalah erat. "Terimakasih terimakasih terimakasih banyak, Runa." ujarnya tulus.
Agas yang melihatnya tersenyum. Ia ingin sekali bergabung dengan keduanya. Segeralah Agas menaruh kue diatas meja dan memeluk kedua sahabatnya itu.
Lunturlah segala rasa iri yang masih tersisa dihati Agas. Diganti dengan beribu rasa bahagia melihat kedua sahabatnya itu bahagia.
"Ata, selamat!" ujar Agas pelan. Sambil menatap Agatha yang sedang menutup matanya. Meresapi setiap rasa hangat yang disalurkan karena pelukan kecil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three or Nothing
Teen FictionSemua orang juga tahu, di mana ada Agatha pasti ada Aruna dan Agas dibelakangnya. Di mana ada Aruna, pasti ada Agas dan Agatha disampingnya. Begitulah mereka, selalu bersama-sama di manapun mereka berada. Ketiganya mengukir kisah SMA sebagai siswa...