Epilog

272 45 14
                                    

Beberapa tahun kemudian

Hujan mengguyur kota sedari pagi. Dan seorang wanita hanya duduk dan memperhatikan setiap rintik hujan tersebut lewat kaca.

Hari ini dia ada janji temu. Dengan orang penting.

Agatha rela membatalkan beberapa jadwalnya dengan rekan kerja. Ini benar-benar pertemuan penting. Tapi sudah dua jam Agatha menunggu, orang yang ia tunggu tak kunjung muncul.

Ponselnya sudah dibom pesan dari seseorang. Menanyakan dimana ia, sedang apa, kenapa belum pulang. Begitulah kira kira isinya.

Sampai ketika sebuah lonceng pertanda ada seseorang yang memasuki kafe, dan Agatha rasa begitu mengenali sosok tersebut, ia menyimpan ponselnya.

Fokusnya langsung tertuju, pada seorang laki-laki yang baru saja tiba.

"Ta," sapanya canggung.

Agatha mengulas senyum tipis. Aneh sekali rasanya. Sudah sepuluh tahun sejak Aruna meninggalkan mereka semua. Dan ia bisa dipertemukan kembali dengan Agas. Salah satu teman terbaiknya dulu.

Perihal takdir, tidak ada yang tahu. Agatha maupun Agas tidak tahu jikalau pertengkaran mereka saat itu adalah terakhir kalinya mereka bisa bertemu, berinteraksi dan menatap wajah rupawan Aruna.

"Gue mau ngajak ngobrol, boleh?" tanya Agas meminta izin.

Agatha mengangguk, lantas mempersilahkan Agas untuk duduk di kursi yang kosong.

Setelah duduk, bukannya langsung berbicara, Agas malah terdiam. Benar-benar situasi yang ganjil.

Dulu mereka pernah sedekat nadi, namun sekarang rasanya sudah sejauh matahari.

"Gue mau nikah."

"Serius? Wow, I'm really happy for you." Walaupun merasa sedikit terkejut, Agatha langsung bereaksi.

Agas cukup senang sudah melihat senyum indah itu setelah waktu yang cukup lama.

"Sama temen gue, temen kantor. Yah, gue rasa udah waktunya gue move on." ujar Agas yang membuat senyum Agatha makin lebar.

Akhirnya.

Agas lalu mengeluarkan sebuah undangan dari tasnya. Lalu menunjukannya pada Agatha. "Dateng ya, Ta. Sama Mami, Papi, Aren."

Agatha mengangguk, "Tentu." Ia menatap Agas tepat dimata. "Semoga Lo terus bahagia dengan pilihan Lo, Agasthya."

Agas ikut tersenyum, "Lo juga, Ta. Semoga pernikahan Lo sama Aren selalu bahagia."

Inilah akhir dari mereka.

Walaupun sudah menjadi asing, tapi mungkin inilah yang terbaik.

Kepergian Aruna menjadi hal yang sangat berat bagi semua orang. Mereka sangat terpukul. Apalagi hubungan mereka saat itu tidak begitu baik.

Ayah dan Ibu Aruna pindah rumah setelahnya. Mereka memilih kembali ke
kediaman orangtua Daniar. Sembari melepas kesedihan atas kehilangan putri satu-satunya.

Agasthya juga ikut pergi. Ragas dan Nana memilih untuk tinggal di Yogyakarta. Dan Agas dengan terpaksa mengikuti mereka. Agas berkuliah disalah satu universitas ternama di Yogyakarta. Dan sangat disayangkan, mereka semua kehilangan kontak. Seolah semuanya sudah diatur takdir. Agar tak mengingat-ingat kembali hal menyakitkan itu lagi.

Dan mereka semua meninggalkan Agatha disini sendirian.

Dengan segala luka yang ia terima.

Nyatanya, akhir dari pertemanan mereka bertiga adalah perpisahan.

Tiga atau tidak sama sekali, benar adanya.

•END•

Dengan ini, cerita perjalanan persahabatan Agatha, Aruna dan Agasthya selesai sampai disini.

Terimakasih karena sudah meluangkan waktu membaca cerita yang aku buat ini. Kalian semua sangat baik!

Kalau ada hal-hal yang salah dari aku, mohon maaf ya. Karena aku masih pemula, dan semoga akan lebih baik kedepannya. Kalau ada kritik dan saran, silahkan... Aku akan menerima dengan terbuka.

Semoga kalian suka dan puas dengan ending dari cerita ini!^^

Satu tahun lamanya terasa sangat panjang. Melawan berbagai macam jenis masalah dalam menyelesaikan cerita ini. Baik itu dari luar, maupun dari diri aku sendiri.

Special thanks untuk kedua sahabat aku yang menjadi sumber cerita ini. Yang selalu mendukung dan memberikan berbagai macam ide disaat orang-orang memandang cerita ini sebelah mata (DRAMA BANGET HAHAHA! TAPI GAK PAPA!)

Bener-bener terimakasih banyak, ya! Berkat kalian berdua aku bisa menyelesaikan cerita ini dengan cepat dan puas atas karya aku sendiri.

Agasthya in rl selalu bilang, jangan pernah memenuhi ekspektasi orang lain. Harus percaya diri! Tunjukin apa yang kamu bisa!

Dan Agatha in rl adalah orang yang selalu mengapresiasi karya aku yang satu ini (Agas juga!)

Semoga nanti takdir akan mempertemukan kita lagi ya, Ta, Gas. -Aruna

*cerita ini hanyalah cerita fiksi.
Aku di tahun 2022 sebagai penulis terinspirasi dari persahabatan kami bertiga yang akan mengalami perpisahan kedepannya.

Aku pamit undur diri, terimakasih.

Three or NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang