Pengakuan yang Tak Diinginkan

848 53 9
                                    

Sekarang yang ada dipikiran Chitta hanya kecemasan tentang anak keduanya yang tiba-tiba menghilang.

*degh*.
"Jangan-jangan?. Gak-gak mungkin Jordan tak pernah mengakui anakku sebagai anaknya bukan?. jadi tak mungkin itu dia bukan?". Batin Chitta disertai kecemasa.

Sementara Haelan bingung dengan tingak ibunya itu yang terlihat aneh seakan menutupi sesuatu.

Karena penasaran langsung saja Chitta mengalihkan pandangannya kepada Jordan yang masih betah bersimpah dihadapannya.

"Katakan siapa anakmu yang kau maksud?". Tanya Chitta dengan menyelidik kepada Jordan.

"Anakku dan anakmu?". Balasnya lagi bahkan kini ia sudah berani menghadap wajah Chitta.

"Katakan yang jelas".

"Haekalya Laksamana, dia anakku dan aku meminta tolong padamu donorkan darahmu untuk anakku sebelum terlambat". Ucapnya dengan memegang tangan Chitta dengan erat.

"Apaaa?. Bagaimana bisa?". Ucap Chitta dengan cemasnya bahkan sekarang ia sedang syok karena pengakuan Jordan tentang Haekal anaknya.

"Kenapa Jordan bisa tiba-tiba menerima Haekal padahal ia tahu sebagaimana Jordan membenci Haekal". Itulah yang ada dibatin dan pikiran Chitta.

Terlintas bayangan putra kecilnya yang kritis paska menjadi korban tabrak lari sebuah mobil yang ia alaminya beberapa tahun silam.

Langsung saja ia mencengkeram kerah baju Jordan dan memaksa Jordan berdiri.

"Kau apakan putraku haa?. Jawab aku Jordan". Teriak Chitta kepada mantan Suaminya itu.

"Maafkan aku". Balasnya dengan penuh sesal.

"Katakan dimana putraku berada?". Ucapnya.

"Dia diIDG sekarang". Jawabnya.

"Bunda ada apa?". Tanya Haelan kepada bundanya.

"Bunda harus menemui Haekal tolong jaga Haeval selama bunda pergi". Ucapnya dan berjalan menuju IGD berada.

"Perjanjian apa yang ayah buat dengan Aekal?". Tanya Haelan kepada ayahnya setelah bundanya pergi.

"Ayah akan ceritakan nanti ayah titip adikmu karena ayah harus melihat adikmu satunya". Ucapnya dan beranjak mengikuti Chitta.

"Ayah tunggu". Teriaknya untuk menyegah ayahnya.

"Sial, val gue tinggal elu jangan bangun oke". Ucapnya dan berlari mengejar ayahnya

🌱🌱🌱

Kini Chitta sudah sampai diIGD dan bertepatan dengan itu seorang suster keluar dari dalam ruangan.

"Apakah pihak keluarga sudah menemuka?".

"Belum sus bapaknya malah ngilang". Jawab ceplos Yuda langsung saja si Tian menoyor kepala temanny itu.

"Kami mohon cepat pasien semakin melemah".

"Saya ibunya sus ambil darah saya". Ucapnya dan berlari kearah suster tersebut.

"Baik bu ikuti kami". Ucap suster tersebut.

Kemudian Chitta mengikuti langkah suster tersebut untuk mendonorkan darahnya kepada putranya.Setelah perginya Chitta tak selang lama Jordan pun datang.

"Dimana Chitta?".

"Wanita yang baru saja datang?. Dia ikut perawat mendonorkan darahnya". Ucap Jeffry.

"Syukurlah kalau gitu". Ucap Jordan dan berdo'a dalam hati semoga putranya tak apa-apa.

"Dimana Aekal?". Tanya Haelan yang tiba-tiba datang.

"Didalam".

"Katakan apa yang terjadi dengan adikku?".

"Uncle tak tau". Balas Tian.

Tak memperlukan waktu lama Chitta kembali dari mendonorkan darahnya karena melihat bundanya yang lemas langsung saja Jordan dan Haelan berjalan menuju Chitta.

Saat Jordan akan memengang tubuh Chitta langsung saja ia menepisnya dengan kasar dan langsung saja Haelan menagkap tubuh ibunya yang hampir limbung.

"Chitta kau tak apa?". Tanyanya dengan panik.

"Pergilah Jor sebelum aku melakukan apa yang kau lakukan kepada putraku". Ucapnya dengan Haelan menompong tubuhnya.

"Apa maksudmu?".

"Kau membunuh putraku, kau menusuknya bukan?, aku tahu Jor aku tau itu, perawat itu mengatakan putraku mengalami luka tusukan". Ucapnya dengan air mata yang mengalir.

"Chitta dengarkan aku dulu".

"Sudah Jor pergilah aku tau kau tak menyukai anakku dan sudah beberapa kali aku katakan jangan sentuh putraku tapi malah apa?".

"Kau hampir membunuhnya Jor, bukan satu kali dua kali kau melakukan ini".

"Tak sekali dua kali Jord kau mau membunuh putraku, jadi sebelum aku benar-benar membunuhmu pergilah".

"Aku membencimu sungguh sampai putraku tak selamat aku akan membalasnya". Ucapnya dan menangis lagi.

Sementara Jordan tak berani menjawan apa-apa lagi dia hanya bisa diam karena yang menyebabkan anaknya masuk rumah sakit adalah dia walaupun bukan dia pelakunya.

Yang ada dibenaknya andai ia tak membuat kesepakatan gila itu mungkin putranya tak akan kritis seperti ini.

"Pergilah Jor".

"Tapi Chitta".

"Pergilah". Triak Chitta lagi.

"Ayah pergilah jangan pancing emosi bunda". Ucap putra sulungnya.

Karena melihat temannya yang terpuruk ketiga temannya membawa Jordan pergi dengan tujuan agar tak menjadi keributan.

Bagaimana pun ini rumah sakit dan mereka jug tau pasti mantan istri temannya itu sedang terpukul atas kejadian yang menimpa anaknya.

Mungkin saya bila mereka menjadi mantan istri Jordan akan langsung membunuh Jordan ditempat itu juga.

🌱🌱🌱

"Akhh kacau semua kacau aku harus apa?". Triak orang itu dan menghancurkan isi ruangan itu untuk menenangkan fikirannya.

"Aku menyesal sungguh aku harus apa?". Ucapnya lagi bahkan kata itu entah kata keberapa kali ia ucapkan.

"Sudah diamlah dan sesali karmamu".

"Aku sudah pernah mengatakan padamu pastikan yang belum pasti bukan malah berselingkuh disaat masalah sedang meradang. Dan lihatlah ternyata kau yang salah memilih langkah, jelas saja dia marah padamu".

"Harusnya kau bangkit dan mencari jalan terbaik bukannya marah-marah tak jelas seperti ini".

"Sudah terserahmu aku sudah tak mempunyai saran lagi, ingat berbagai saran aku sudah berikan kepadamu dan kau selalu menolaknya".

"Sudah aku mau pergi". Ucapnya dan benar-benar pergi dari ruangan gelap itu dan meninggalkan orang tersebut sendirian.

Sementara orang itu hanya diam masa dan meresapi penyesalannya yang sedang ia alamai sekarang dan yang anda dibenaknya adalah andai, andai dan andai tak ada kata lain dibenaknya sekarang.

"Tuhan bantu aku".

"Akhhhh". Triaknya lagi dan menghancurkan semua yang ada disampingnya.

-----

Nb: banyak typo bertebaran

(Jateng/wonogiri)

09/06/23

👋👋👋

28_06

BAD FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang