Pulang

536 48 0
                                    

Seorang pemuda sedang beradu mulut saling menyalahkan karena keteledoran masing-masing.

"Harusnya tadi kau biarkan aku yang menyetir kal maka tak akan terjadi seperti ini".

"Ya mana aku tahu kalau akan terjadi seperti ini".

"Lalu kita harus bagaimana?".

"Ya bilang jujur kepada bunda".

"Kenapa kau santai sekali sih?".

"Mau bagaimana lagi sudah kejadian".

"Serah kau saja dan kau yang bilang".

"Hay kenapa aku kau kakakku harusnya kau melindungiku".

"Gak berlaku untuk kali ini". Ucapnya dan berjalan terlebih dahulu.

"Aishhh, sudahlah paling cuma omelan". Ucapnya dan melanjutkan langkahnya akan tetapi belum itu ia melirik sekilas kesamping kursi tunggu depan ruangan lalu masuk kedalam.

"Baru pulang sekolah?, ya udah kita langsung pulang aja biar kalian semua bisa istirahat dirumah". Ucap Chitta setelah membereskan barang anak prempuannya.

Kebetulan hari ini Haeval boleh pulang dan ia tadi pagi berpesan kepada Haekal untuk membawa mobil sekalian menjemput adiknya.

"Emmm anu bun".

"Anu apa?".

"Cepat bilanglah Kal". Ucap kakaknya dengan menyikut adiknya.

"Sebentar ngapa?".

"Abang, kakak gak ngelakuim sesuatukan?". Tanya Chitta dengan bingung melihat tingkah kedua putranya.

"Anu bunnn".

"Ona anu terus bang". Ucap Haeval yang mulai sebal dengan abangnya.

"Bunda janji jangan marah ".

"Janji kenapa sih bang?". Ucap Chitta yang mulai gemes.

"Haekal nabrakin mobil bunda kepohon". Ucap Haelan yang sedari tadi diam.

"Kakak kenapa bilang sih". Grutu Haekal kekakaknya.

"Habis lama lu kal".

"APA?". Triak Chitta dan Haeval secara bersamaan karena kaget.

*brak*.

"Ada apa?". Ucap seorang yang baru saja masuk dengan paniknya saat mendengar suara triakan kemudian matanya mengarah keanak sulunganya.

"Kalian tak bercanda bukan?".

"Enggak bun, kalau gak percaya nih". Tunjuk Haelan kejidatnya dan langsung saja Chitta memeriksa jidat anaknya itu yang sedikit memar.

"Ada luka lain?".

"Enggak bun tapi gak tau kalau Haekal".

"Haekal". Panggilnya keanaknya itu.

Bagaimana bisa anaknya itu malah santai sedangkan dia saja panik ketujuh keliling dengan keadaan kedua putranya lha ini anaknya malah duduk dengan santai mana molor.

"Haaa iya bun, apa bun?". Tanya Haekal dengan linglungnya karena bangun dari tidurnya

"Mana yang luka?".

"Gak ada paling dada Haekal tadi yang kepentok".

"Apa?. Ya ampun Haekalya sini gak kamu". Ucap Chitta yang berjalan kearah anaknya.

"Bunda mau ngapain?". Ucapnya panik saat melihat wajah bundanya yang berjalan kearahnya.

"Bun jangan perkosa Haekal please bun". Ucapnya dengan merengkutkan dirinya dishofaa.

BAD FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang