Saat ini dirumah minimalis akan tetapi nyaman ditinggali terdapat sebuah keluarga dan satu seorang tamu yang sedang memakan sarapannya bersama.
"Triple Ae ada yang mau bunda sampaikan". Ucap Chitta setelah melihat ketiga anaknya selesai dengan acara sarapannya.
"Ada apa bunda?". Tanya sisulung dengan penasarannya dan kedua adiknya hanya menyimak dengan teliti apa yang akan disampaikan bunda mereka.
"Bunda mau ngomong kalau selama ini bunda punya hubungan dengan om Kai dan rencananya bunda akan menikah dengan om Kai apa kalian setuju?". Tanya Chitta kepada ketiga anaknya.
Dengan perasaan gugup Chitta menanti jawaban dari ketiga anaknya begitu dengan Kai dengan perasaan tak tentu menanti jawaban 3 anak dari sang kekasih.
*degh*.
"Apakah ayah bunda tak bisa bersama lagi?". Batin seorang yang menunduk karena mendengar penuturan bundanya."Abang setuju kalau bunda bahagia, abang akan selalu dukung bunda, lagian om kai juga baik sama kita". Ucap Haekal meyakinkan ibunya.
"Semoga bunda bahagia dengan pilihan bunda". Do'a Haekal dalam hati, dengan senyum yang selalu ia tampilkan saat menatap sang bunda
"Aeval setuju lagian om kai baik sama Aeval jadi Aeval setuju".
"Kakak gimana?". Tanya Chitta kepada anak sulungnya.
Kali ini dia takan egois atau apapun itu karena kebahagiannya adalah ketiga anaknya. Untuk apa menikah lagi kalau anaknya tak bahagia.
"Kakak izin kekamar bun mau berberes kasihan kalau ayah nunggu kakak lama". Ucap Haelan dan beranjak pergi menuju kamarnya dan Haekal.
Memang saat ia menginap dirumah bundanya maka ia akan tidur dengan adik laki-lakinya dan Haekal legowo aja sih berbagi kamar dengan kakaknya toh gak setiap hari juga hanya hari jum'at sampai minggu sore kakaknya disini dan hari berikutnya kakaknya akan kembali kerumahnya.
Masalah Kai tidur dimana ya jawabanya adalah ruang tamu jelas saja Haekal yang ngusir dengan alibi mau bobok ama kakaknya berdua. Dan Kai nurut aja lagian cuma semalam dan hari ini dia kan balik kebandung lagi.
"Haelan gak setuju?". Tanya Chitta akan tetapi putranya sudah menghilang dibalik pintu kamarnya.
"Bunda gak usah khawatir nanti masalah kakak abang yang urus jadi kapan rencana pernikahan bunda sama om kai?".
"Secepatnya Rencana om sih dua bulan dari sekarang". Balas Kai karena bahagia udah dapet lampu ijo dari 2 anak Chitta tinggal satu anaknya lagi.
"Kenapa cepat sekali emang bisa secepat itu?". Tanya Chitta.
" Gila saja si Kai ini ngajak nikah apa rencana piknik 2 bulan siap tu". Batin Chitta yang tak ia utarakan.
"Secepatnya lebih baik Chitt".
"Aeval setuju sama om kai udah cocok kenapa gak langsung gas aja".
"Hust Aeval bahasanya siapa yang ngajari?". Tanya Chitta kepada anak gadisnya.
"Heee gak ada bun". Ucapnya dengan cengingisan.
"Tentuin tanggalnya aja kalau ada apa-apa abang siap bantu".
"Makasih ya bang selalu dukung bunda".
"Apapun untuk bunda asalkan bunda bahagia". Ucap Haekal dengan senyum manisnya.
🌱🌱🌱
Sementara disebuah kamar terdapat pemuda sedang merenungkan sesuatu. Bohong yang ia katakan akan berberes nyatanya ia hanya melamunkan apa yang tadi dikatakan bundanya.
"Gue tahu elu ngehindar dari pertanyaan bundakan?". Tanya seorang yang masuk tanpa mengetuk pintu.
"Abang sejak kapan disitu?". Tanya Haelan saat melihat Haekal didepan pintu yang sudah Haekal tutup kembali.
"Gak usah ngalihin pembicaraan kak, gue mohon restui bunda menikah lagi gue mau bunda bahagia dengan pilihan hidupnya. Jangan egois kak cukup bunda berkorban sampai sini dan biarkan bunda bahagia dengan pilihan hidupnya".
*degh*.
"Apa aku terlalu egois?. Bagaimana aku bisa berfikir sedangkal ini sementara kedua adikku berfikir sampai sana?". Perang batin Haelan setelah mendengar penuturan adiknya.
"Kakak takut bunda gak sayang kakak lagi?. Ayolah kakak bunda tak akan seperti itu Aekal jamin Om Kai bakal sayang dengan kita dan gak bakal misahin kita, coba kakak fikir kalau om kai mau misahin kita mungkin om kai dan bunda gak bakal minta izin kekita bisa saja om kai membawa bunda pergi dan menikahinya. Tapi nyatanya apa om kai minta restu kita dan menunggu sampai kita merestui semuanya apakah itu enggak cukup buat ngebuktiin semua?". Tany Haekal kepada kakaknya.
Sementara Haelan sedang merenungkan apa yang dikatakan adiknya itu. Dan perasaan malu menyelimuti hati Haelan bagaimana kedua adiknya lebih dewasa dari pada dia?. Bukankah bila seperti ini Haekal lebih cocok menjadi anak sulung dari pada dia?. Dia saja yang anak sulung tak bisa sebijak Adiknya Haekal.
"Kakak setuju".
"Bilanglah kebunda dan yakinkan bunda. Gue mau kekamar Aeval mau ngadem dikamar tu anak". Ucap Haekal dan pergi kekamar adik tercintanya.
Sebenarnya bukan itu tujuannya akan tetapi tujuan sebenarnya adalah mau ngerecoki adeknya yang sedang berberes keloksi md kpopnya. Inget ya Kal itu pc adek elu yang elu sobek belum elu ganti.
Sedangkan Haelan hanya merenungkan tanpa ada niatan untuk berjalan menuju bundanya.
"Aku harus bisa". Ucapnya dan mulai beranjak dari duduknya.
"Bundaa". Panggil Haelan saat melihat Chitta sedang menyaksikan siaran kesukaannya yaitu curahan hati istri.
"Gila tu lakik selingkuhi istrinya mana selingkuhannya jelek pula sok ganteng banget, kalau gue jadi istrinya dah gue tinggal aja. Mana lakinya gak kaya banyak tingkah pula heran gue". Grutu Chitta saat melihat pemain wanita tersakiti. Sementara Kai diam aja lihat kelakuan Chitta yang ngomel-ngomel.
"Eh Aelen ada apa nak?". Tanya Chitta saat mendengar namanya dipanggil oleh anaknya.
"Kakak setuju bun asal bunda bahagia akan kakak dukung apapun itu".
"Kakak beneran?. Enggak terpaksakan?".
"Enggak bun". Balas Haelan dengan tersenyum untuk menyakinkan bundanya.
"Makasih ya sayang bunda sayang kalian". Ucap Chitta dan memeluk putra sulungnya.
"Aelan lebih sayang bunda". Balasnya dan tersenyum dibalik pelukan bundanya.
"Bahagia selalu bunda, bahagia bunda bahagia Aelan juga". Ucap Haelan dengan mempererat pelukan sang bunda.
-----
Nb: banyak typo berterbangan
28/11/23
👋👋👋
(jateng/wonogiri)
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD FAMILY
Romansa"Bawa pergi putramu dari sini sebelum aku membunuhnya". "Aku juga tidak sudi bertahan dengan penghianatanmu". "Lepaskan putraku dan pergilah". ---- "Ayah Aeval udah meninggal gak mungkin om itu ayah Aeval". HVLY "Jangan dekati bundaku dan pergilah"...