"Hai- jimin" dia adalah leo salah satu supir pribadi nyonya jeon, saat awal perkenalan jimin mengira pria ini sangat cuek, namun ternyata tidak bahkan dia menyapanya lebih dulu.
"A- hai.." menarik salah satu kursi kosong, dimana kini dirinya sedang berada dimeja makan yang tidak jauh dari pantry, meja makan yang diperuntukkan para pelayan dirumah keluarga jeon.
Setelah menyelesaikan tugas nya dikamar sang tuan muda, jimin memilih sarapan yang sudah disiapkan oleh juru masak dan memang tinggal dirinya seorang yang belum sarapan.
"Jimin" panggil bik nani dimana langkah nya mendekati jimin yang terlihat sibuk dengan suapan
"Iya bik?"
"Selsai makan, tolong gantikan bibi dilantai 2 yah, soalnya bibi akan membantu nyonya besar dikamar nya"
"Baik bik"
"Habiskan dulu sarapanmu!" itu suara leo yang memang masih berada di sana, tepat duduk didepan jimin ,dimana setelah kepergian bik nani.
"Nea"
Lihatlah senyuman itu sangat manis membuat jimin salah tingkah dengan kebaikan pria didepannya.
"Kalau ingin jalan-jalan katakan saja, aku akan mengajakmu keliling kota seoul" imbuh nya yang seketika menarik ekspresi cengo jimin, bahkan pria itu langsung berani mengajak nya keliling yang semakin menarik detak jantung jimin tidak karuan.
"Terimakasih, akan saya katakan kalau saya ingin"
Obrolan keduanya membuat keakraban dengan sangat cepat yang tak luput dari pria pemilik mata bulat dari balik pantry
"Murahan" dengan suara pelannya
Kembali langkah nya untuk keluar menuju meja makan, niat awal ia urungkan untuk dimasakkan sesuatu namun mendengar obrolan dua pria di dapur membuat rasa malas itu muncul tiba-tiba
"Sudah bilang sama bik lili?"
"Tidak jadi"
"Loh, kenapa?" Menatap bingung dengan ekspresi anak tampannya, bahkan pergerakan yang terlihat akan kembali pergi lebih awal tanpa menyentuh makanan sedikitpun.
"Mom, dad, aku pergi"
"Kau belum makan apapun"
"Nanti di kantor saja" bersama dengan langkah nya meninggalkan meja makan, sedangkan tuan jeon hanya menatap biasa dengan kelakuan anak nya.
"Anak itu semakin hari semakin sulit diatur" perkataan nyonya jeon tak sedikitpun menarik atensi sang pria
"Akan aku jodohkan dengan anak sahabat mommy, menurut daddy bagaimana?"
"Itu terserah padamu" jawaban yang terlampau singkat bahkan tidak menatap sedikitpun kearahnya.
"Ayah sama anak, sama saja- menyebalkan"
Langkah mungilnya kearah depan, setelah menyelesaikan tugasnya dilantai dua dan kini jimin kembali membantu pelayan lain yang masih disibukkan dengan pekerjaan.
"Noona"
"Hai cantik" menatap sekilas kearah belakang dimana jimin melangkah mencoba mendekati nya.
"Boleh jimin bantu?"
"Apa kau tidak lelah? Sejak pagi noona lihat kau terus melakukan pekerjaan"
Memperhatikan dengan kedua mata sipit nya dimana bunga-bunga indah milik nyonya jeon sangat enak dipandang dan jimin menyukai aroma wangi dari bunga-bunga yang sedang di rapikan oleh wanita yang dipanggil noona tadi.
"Jimin sangat menyukai bunga"
Alih-alih menjawab, justru mengatakan apa yang tidak ada dalam pertanyaan, membuat jiwoo tersenyum gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
my opium 'Jikook'
FanfictionAda banyak hal yang aku lakukan dalam kehidupanku, namun, hanya satu hal yang ingin aku lakukan saat berhadapan denganmu. katakan aku adalah pria yang egois, karna ke egoisanku bisa mendapatkan apa yang seharusnya bukanlah milikku.