Menunggu dengan sangat gelisah, berkali-kali ia memohon dan berharap tidak terjadi hal yang serius dengan nya. Mungkin luka pada tubuh nya bisa diobati, namun jungkook yakin psikis jimin dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Pintu UGD terbuka dimana suga adalah dokter yang mengoperasi jimin dan saat ini juga lah yang menangani keadaan suami nya.
Sahabat yang merangkak sebagai dokter pribadi nya meski akan sangat sulit jika suga sudah kembali tugas diluar negeri."Bagaimana keadaan nya? Tidak ada hal yang serius bukan?" bukanya menjawab suga memilih melanjutkan langkah nya kearah meja yang tidak jauh dari ranjang dimana jimin terbaring.
"Duduklah dulu" namun suga kembali melangkah kearah ranjang jimin, nampak terlihat mulai memeriksa perut dengan olesan yang entah itu apa dan jungkook tidak mengetahui nya.
Layar komputer tepat disamping ranjang mulai memperlihatkan gambar yang tidak jelas, hanya cahaya hitam dan putih, hingga beberapa menit berlalu, suga kembali mendekati jungkook yang nampak sekali terlihat begitu frustasi."Dia baik-baik saja, hanya kurang asupan makanan dan juga cairan" apa yang jungkook nantikan, akhir nya suga menjelaskan dengan keadaan jimin.
"Ini diluar perkiraan, kandungan jimin sangat kuat, aku bahkan tidak mengira dengan kehamilan dia saat ini""Apa?"
"Aku baru saja memastikan itu, dan benar jimin sedang hamil anakmu" imbuh suga dengan memberikan lembaran foto hitam putih.
"Usia kehamilannya baru berjalan dua minggu, dan itu benar-benar sangat rentan"
Jungkook tidak bereaksi apapun, keterkejutannya sangat jelas sekali dari raut wajah nya, bagaimana tidak belum ada satu bulan jimin melalukan operasi tanam rahim, namun kecerobohannya beberapa waktu yang lalu membuahkan hasil.
jungkook terlihat blank, pikiran nya penuh dengan pria diujung ranjang sana, begitupun rasa khawatir nya mengenai keadaan jimin, namun- apa yang dikatakan suga barusan semakin membuat jiwa jungkook terpaku dengan kenyataan yang harus ia terima dengan begitu cepat nya."Jaga dia baik-baik, penuhi semua gizi nya"katanya dengan menulis resep diatas lembar kertas putih " berjanjilah, kau akan membangun keluarga kecil mu dengan jimin kook!" tatapan suga seakan memohon berharap apa yang ada dalam pikiran nya dulu tidak lagi menjadi prioritas nya
Nampak ragu, namun tanpa suga percayai jungkook mengangguk "aku janji" tepukan ringan dipundak tegap nya, dimana tatapan jungkook kini mulai menatap dimana suami nya berbaring.-
"Bagaimana keadaan nya, apa dia baik-baik saja?"
"Tenang eomma, semuanya baik-baik saja" jawab jennifer dimana kedatangan wonu juga dengan dong min ke apartemen.
"Bibi dan jennifer tetap disini! untuk menghindari sesuatu yang bisa saja mencelakakan kalian berdua"
Mendengar itu kedua nya hanya mengangguk paham, dengan memberikan tas berisi pakaian jimin entah jungkook untuk mereka bawa kerumah sakit.
"Apapun itu, tolong kabari bibi"
"Tentu"
Kepergian wonu dan juga dong min dimana wajah yang penuh dengan lebam tidak sama sekali membuat keduanya berhenti dari aktivitas.
Hingga kendaraan yang mereka tumpangi meninggalkan area apartemen menuju rumah sakit."Bagaimana dengan ayah mu?" tanya dong min tanpa mengalihkan sedikitpun atensi nya dari jalanan.
"Entah lah- semalam dia tidak pulang" jawab dong min.
"Aaaa, bagaimana dengan yoonji? Tiba-tiba aku mengkhawatirkan dia"
"Dia ada ditempatku, semua nya aman"
Kembali dong min menjawab apa yang wonu tanyakan pada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my opium 'Jikook'
FanfictionAda banyak hal yang aku lakukan dalam kehidupanku, namun, hanya satu hal yang ingin aku lakukan saat berhadapan denganmu. katakan aku adalah pria yang egois, karna ke egoisanku bisa mendapatkan apa yang seharusnya bukanlah milikku.