27- Jm

1.8K 150 50
                                    

Menatap langit malam dimana kini posisi nya berada diatas balkon kamar nya sendiri, tanpa mengenakan atasan yang memperlihatkan tubuh kekar penuh dengan lukisan tubuh.
Angin berhembus cukup kencang, udara malam ini cukup dingin bercampur dengan awan mendung yang mulai menyelimuti cahaya rembulan.

Meneguk habis bir kaleng ditangan kanan nya hingga tidak tersisa, membantu suhu tubuh yang terasa dingin kini menjadi lebih hangat.
Ia pejamkan perlahan kedua mata nya mencoba melupakan dan alihkan dengan apa yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini, namun nyatanya wajah cantik suami nya selalu muncul yang pertama.

"Ternyata aku sulit mengontrol diriku" perlahan kedua mata nya terbuka bersamaan dengan tetesan air hujan membasahi tanah yang nampak kering tapi perlahan mulai basah.

"Apa kau bisa merasakan nya jimin?" entahlah saat ini jungkook mulai mengakui betapa kehilangan nya setelah kepergian jimin.

Kenapa jungkook sangat lemah dalam menangani perasaannya sendiri, apa yang harus ia lakukan dengan keadaan nya yang seperti ini, menolak rindu namun nyatanya sangat ingin bertemu karna ego nya lah yang sulit ia kendalikan.

Masuk kedalam kamar, memakai kaos yang ia letakkan diatas ranjang begitupun satu tangan nya menarik jaket diatas sandaran sofa.
Langkah nya kembali keluar dengan menuruni anak tangga satu persatu, namun perhatiannya dimana ibu dan adik nya nampak diam saat dirinya tiba, bahkan jennifer pergi begitu saja tanpa menyapa dirinya.

"Kau mau kemana?" tanya sung khyung pada putra nya

Bukan menjawab apa yang ditanyakan ibu nya, namun langkah jungkook mendekati sung khyung yang masih setia duduk diatas sofa.

"Kenapa?"

Raut wajah bingung putranya dapat sung khyung lihat begitu jelas, begitupun dengan tiap langkah nya.

"Aku harus bagaimana?" pertanyaan itu ia tanyakan pada ibu nya, namun sung khyung sangat tau dengan apa yang sedang dirasakan putra sulung nya.

Elusan dipunggung tegap putra nya, begitupun pelukan yang sangat lembut.

"Eomma paham apa yang sedang kamu rasakan" menarik diri dari untuk duduk saling berhadapan.
"Kemari"

"Cinta tumbuh dari sini" menyentuh dada sebelah kiri jungkook, bahkan dapat sung khyung rasakan detak jantung putra nya sangat tidak terkontrol "tapi ego timbul dari sini" begitupun tengah dada jungkook ikut menjadi sentuhan tangan ibu nya.

"Coba kontrol hatimu nak, ubah persepsi mu, bahwa kau sangat membutuhkan suamimu"

Jungkook diam namun mendengar apa yang dikatakan ibu nya, bahkan semua itu membuat jungkook sadar dengan sikap dan ego nya yang tidak mau mengakui bahwa hati dan jiwa nya sangatlah membutuhkan jimin untuk melengkapi hidup nya.

"Hentikan ketakutan itu, pergi dan temui suamimu!"

"Jika dia tetap menolak?" itulah yang menjadi ketakutan jungkook akhir-akhir ini

"Setidaknya kau memiliki rasa tanggung jawab, dan mengakui bahwa kau sangat membutuhkan dia, dan ingin membangun kastil dalam dunia kalian"

Entah kenapa kedua mata sung khyung mulai berkaca-kaca, yang menarik kedua tangan jungkook menyentuh pundak ibu nya.

"Eomma?"

"Kau sangat mirip dengan ayahmu" satu tetes air mata luruh membasahi pipi kanan sung khyung, begitupun usapan jari panjang putranya dimana tetesan kembali membasahi kedua pipi nya.

"Jemput menantu eomma, bawa kembali jimin kerumah ini!"

Ini kali pertama ibu nya meminta dan memohon, membuat jungkook menahan kedua mata nya untuk tidak membasahi pipi nya.

my opium         'Jikook'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang