32- Jk

1.1K 107 32
                                    

Pertemuan jungkook dengan yoonji tidak menutupi rasa gelisah nya saat ini, entah kenapa rasa itu masih begitu besar meski ia yakini dirinya sendiri, bahwa hati dan jiwanya hanya untuk suami nya seorang, namun tidak setiap kali bertemu dengan yoonji.
Cinta yang terlalu dalam pada nya membuat jungkook mati-matian untuk terus mempertahankan hati dan jiwa nya untuk tetap waras.

Jimin sendiripun sadar dengan sikap suami nya saat ini, membuat jimin perlahan mendekati jungkook yang baru saja kembali dari kamar mandi.

"Kookie-" memeluk tubuh tegap suami nya dari samping yang memang tidak mengenakan apapun selain handuk putih yang melilit bagian tubuh bawah nya.

"Heum?" menarik diri untuk menatap kearah dimana jimin yang memeluk nya dari samping

"kenapa?"
Bukan kah pertanyaan itu jauh lebih pantas jika jimin yang menanyakan padanya.

Entah kenapa, tatapan jungkook kembali hangat saat kedua bola mata hitam nya menatap wajah cantik jimin saat ini, dіkecup nya berkali-kali oleh sang dominan, membuat jimin sedikit meringsut dengan ulah suami nya.

"Mianhe, mungkin kau merasakannya bukan?"
Jungkook sadar dengan ketakutan jimin saat ini membuat nya segera mendekap tubuh kecil jimin, tak perduli hawa yang menembus kulit jimin sebab tubuh dingin suami nya.

"Kemari"
Menarik perlahan lengan jimin kearah ranjang, tak perduli dengan penampilannya yang memang masih belum mengenakan pakaian.

"Kemarin yoonji datang menemui ku dikantor" hela nafas yang begitu berat tidak sama sekali mengubah ekspresi jimin diatas pangkuan.

"Tidak ada maksud apapun"
Kembali menarik tubuh jimin dalam dekapan sang pria seakan mencoba memberinya rasa tenang bahwa semua nya tidak akan terjadi apapun.
"Aku hanya ingin semua masalahku dengan nya selsai, dan tidak lagi mengganggu ku juga rumah tangga kita berdua" lanjut jungkook, membuat jimin seketika menarik diri dari dekapan suami nya.

"Apa kau masih mencintai nya?"
Entah keberanian darimana, jimin seakan tak perduli dengan perasaannya menanyakan hal tersebut.

Jungkook sadar, seakan ada ketakutan dari kedua bola mata jimin, ia dapat merasakan luka itu yang nampak begitu jelas membuat jungkook tak hentinya memeluk jimin kembali dalam dekapan.

"Tidak jimin, dia hanya masalaluku"

Entah kenapa jimin tidak merasa puas dengan jawaban jungkook.
Namun jimin kembali memilih untuk diam dan tidak ingin lagi bertanya, yang bisa saja merobek kembali hati nya.

"Aku sudah jatuh hati padamu" lanjut sang dominan dengan kecupan diatas kening jimin
"Tunggulah sebentar lagi"

Kedua mata yang nampak sendu, jelas sekali masih ada luka dihati nya, namun jimin kembali sadar dan berusaha tenangkan hati dan perasaanya.

"Tuan"
Ketukan pintu bersamaan dengan panggilan bibi jiwoo diluar kamar, membuat atensi kedua nya teralihkan dimana pintu yang memang terkunci dari dalam.

"Ya bi?"
Langkah jimin mendekati pintu yang masih tertutup rapat dan perlahan membuka nya

"Ada tamu untuk tuan jungkook"

"Siapa?"

Tanya jungkook dari arah lemari besar bahkan penampilan yang jauh lebih rapi dari sebelum nya.

"Tuan v dan tuan zay"

"Suruh tunggu sebentar! Aku turun sebentar lagi"

"Baik tuan"

Kepergian jiwoo lebih dulu meninggalkan kamar tuan nya, bahkan jimin yang masih setia berdiri tidak jauh dari ambang pintu, memperhatikan suami nya didepan meja rias dengan sisir diantara helaian rambut hitam nya.

my opium         'Jikook'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang