15 -jm

2.1K 163 60
                                    

"Apa yang kau lakukan itu membuat ku semakin muak!" perdebatan kedua nya sejak 2jam yang lalu, bahkan kamar terlihat hancur tidak lagi pada posisinya.

"Kau sendiri yang memintaku untuk mendekatinya? Lalu sekarang, kau marah-marah seperti orang yang tidak punya pendirian" saling tersulut emosi, dimana kedua nya sama-sama saling ingin menang dan tidak ingin disalahkan.

"Akh!!"

Tamparan yang diberikan oleh pria yang lebih dewasa membuat pria kecil itu bungkam seketika menatap nyalang akan pria yang masih terlihat emosi, sentuhan dimana pipi yang terlihat memerah bahkan cairan merah keluar dari sudut bibir nya, bahkan tidak sedikitpun membuat yang tua merasa khawatir.

"Jangan pernah menghubungi apalagi menemui ku lagi!"
Langkah nya meninggalkan pria yang tersungkur dilantai karna perbuatanya, dengan air mata membasahi kedua pipi nya.

"Ckhh! Kau pikir aku terima begitu saja"

##




Kembali jatuh dalam permainan pria yang kini tengah merengkuh tubuh telanjang nya, dimana perdebatan nya semalam hingga berakhir di atas ranjang.
Tatapan yang tak pernah lepas akan ketampanan suami nya, namun seketika kesadaran jimin mulai pulih siapa pria yang tengah merengkuh nya, membuat nya memalingkan wajah nya dengan perlahan menarik diri dari pelukan tuan nya.

"Mau kemana?" suara pelan jungkook, dengan kedua mata yang masih terpejam.

"Kamar mandi"
Namun jungkook tidak melepaskan sedikitpun dari tubuh jimin "t-tuan"

"Mianhe"

Apa yang keluar dari mulut suami nya sama sekali tidak membuat jimin mudah untuk percaya dengan nya..
Apa yang ia ambil memang salah, resiko apa yang akan ia dapatkan, jimin sudah memahami nya, mencoba bertahan demi nenek dan kakek nya.

Jimin tidak menjawab, hanya mencoba melepaskan rengkuhan tuan nya.
Menarik kembali tubuh jimin yang membuatnya terjatuh di atas tubuh jungkook.
Tatapan kedua nya saling bertemu dimana kesedihan dari kedua mata jimin dapat jungkook lihat membuat nya sadar dengan apa yang ia lakukan pada nya.

Sentuhan pada rahang jimin, dimana cengkraman yang jungkook lakukan sebelum nya.

"Sakit?"

Jimin hanya mengangguk dengan tetesan dari kedua mata nya.
Memberinya kecupan dengan sangat lembut, entah kenapa jimin menyukai perlakuan pria dibawah nya.

"Setelah operasi, kita akan tinggal di apartemen" dengan kecupan di atas bibir tebal nya.
Sekarang jimin sudah mendapatkan jawaban nya, membuatnya dapat bernafas lega.
Jelas jimin mengkhawatirkan banyak hal, namun alasan apa yang akan ia katakan pada bibi nya.

"Mengenai bi nani, biar aku yang urus, kau hanya diam dan menuruti apa yang aku katakan!"
Entahlah, jungkook selalu tau dengan semua yang ada dalam pikiran nya.

Kembali dalam hanyutan kenikmatan, seakan tak pernah bosan untuk nya menyentuh dan merasakan nya.
Dibawah Kungkungan suaminya jimin hanya mendesah pasrah penuh kenikmatan, hingga menjelang pukul 3 dini hari jungkook masih terus memompa lubang sempit nya.

"Ahh- nghh"

Jungkook sangat lemah dengan ini, semakin menyentuhnya semakin tidak ingin ia melepasnya.

"Kau sangat berbahaya jimin, eohh"

"Tu-tuan suddahh"

Rengekan hingga racauan jimin pada pria di atas nya sama sekali tidak dihiraukan, hingga menjelang pagi hari, jimin jelas merasa khawatir jika tuan nya terus berada didalam kamar nya.

my opium         'Jikook'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang