"selamat pagi tuan"
Sapa jiwoo kala pintu utama yang ia buka dimana kehadiran wonu diwaktu yang masih terlalu pagi"apa dia sudah bangun"
"aku tidak pernah telat, bahkan- aku sudah siap sebelum kau bangun" jawaban seseorang lebih dulu, dari arah belakang dimana jiwoo berdiri, membuat kekehan dari belah bibir kedua nya.
"mana adik ipar?" dengan menelisik ke setiap penjuru ruangan, berusaha mencari seseorang yang ia tanya barusan
"lebih baik kau bantu angkat koper! karna aku sudah telat"
"sebenarnya, siapa hyung nya disini?" kekesalan wonu dimana apa yang keluar dari mulut adik nya adalah mutlak.
Kepergian jungkook dari beberapa menit yang lalu, bahkan tanpa pamit dengan sosok mungil yang masih setia berbaring di atas tempat tidur.
Ketukan pintu yang dilakukan oleh jiwoo membuat kedua mata sipit nya mulai mengerjap, begitupun langkah sang wanita mendekati ranjang.
"kau sudah bangun?"
"noona, apa- tuan sudah berangkat?"
Mencoba bangun dari posisi nya dengan bersandar pada sandaran tempat tidur."dari satu jam yang lalu" jawab bibi jiwoo,seketika membuat jimin menundukkan wajah nya penuh kecewa.
"kau ingin sarapan?" menjeda pikiran jimin, yang sangat jiwoo pahami
Namun si mungil hanya menggeleng pelan.
"kau sudah janji untuk menjaga dan menuruti semua perkataan suami mu"Mendengar itu jimin segera menarik wajah nya untuk melihat kedua mata wanita didepan nya yang sudah ia anggap seperti kaka nya sendiri.
"kajjah, isi perut mu!" begitupun uluran tangan nya pada jimin yang langsung digapai oleh nya.
Dimana kepergian jungkook pagi tadi, mampu membuat jimin nampak terlihat jauh lebih murung- entahlah apa yang ia harapkan, bahkan belum ada satu hari perasaan jimin tidak dapat bereaksi apapun dengan keadaan nya saat ini.
Apa yang dirasakan jimin, membuat jiwoo paham bahkan senyuman nya akan pria kecil diujung sofa yang nampak melamun meski kedua retina coklat nya menatap lurus pada layar tipis besar didepan nya.
"bahkan belum ada setengah hari suami mu pergi"
Apa yang keluar dari mulut jiwoo, bersamaan dengan langkah nya mendekati jimin yang mulai menatap kearah dirinya.
"noona paham, jadi tak ada lagi yang perlu kau tutup-tutupi dari noona" lanjut jiwoo membuat jimin menarik diri untuk duduk lebih dekat dengan jiwoo dan merengkuh lengan nya."apa aku salah, jika perasaan ini untuk tuan muda?" terdengar nada yang menyendu, nampak jelas tersirat kesedihan dari setiap kata yang keluar dari mulut nya.
"apa yang katakan?" menarik diri dari rengkuhan pria kecil disamping nya "bahkan- kau sangat berhak mendapatkan cinta dari nya" lanjut jiwoo, namun gelengan kecil yang jimin berikan seakan tak yakin dengan apa yang ia rasakan saat ini.
"bahkan noona tau, apa yang aku jalani saat ini- hanya sebatas kontrak"
Apa yang dikatakan jimin barusan, seketika membuat jiwoo terdiam, karna memang benar adanya.
Menarik tubuh mungil jimin dalam dekapan, memberinya sentuhan pada area punggung sempit nya yang terasa bergetar."noona sangat yakin, tuan muda memiliki hati yang tulus"
#
"apa maksud semua ini?" dengan kedua lengan yang terikat diatas kursi kayu, bahkan tidak perduli dengan rasa sakit yang sedang ia rasakan pada bagian perut nya.
"aku benar-benar menyesal ,karna sudah melibatkan mu kedalam masalahku" menunjukkan wajah yang penuh penyesalan "jika bukan karna kakakmu- ini semua tidak akan terjadi" lanjutnya dengan menunjukkan wajah kesal nya, berbeda dari beberapa detik yang lalu yang memperlihatkan wajah penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
my opium 'Jikook'
FanfictionAda banyak hal yang aku lakukan dalam kehidupanku, namun, hanya satu hal yang ingin aku lakukan saat berhadapan denganmu. katakan aku adalah pria yang egois, karna ke egoisanku bisa mendapatkan apa yang seharusnya bukanlah milikku.