Semakin dekat suara langkah itu, semakin nyata dimana sentuhan pada lengan jimin, berusaha menjauh namun pinggang yang direngkuh lebih dulu membuat nya menyatu dengan tubuh seseorang didepan nya.
"Le-pas!.." mencoba menarik diri ,namun rengkuhan yang cukup kuat membuat jimin hanya diam dengan mata terpejam
Tetapi- tunggu dulu, aroma ini tidak asing bagi jimin, ia beranikan diri untuk angkat kepalanya, melihat siapa dia, yang merengkuh dirinya, dan ternyata memiliki siluet yang sama dengan suami nya.
Hingga lampu yang menyala saat itu juga tatapan kedua nya saling bertemu dengan jarak yang cukup dekat, hembusan nafas yang ia tahan begitu sesak nya ia hembuskan dengan begitu memburu.
"Apa yang kau lakukan malam-malam?" tanya sang dominan, masih dengan tubuh yang ia rengkuh.
"Perutku-"
"Sakit? Apa yang kamu rasakan? Aku telpon suga dan kita ke rumah sakit" dengan sigap jungkook menarik kedua tangan nya untuk menyentuh perut jimin dengan sedikit elusan, lihat lah wajah khawatir nya dan inilah kali pertama jimin melihat nya.
"Hanya merasa tak nyaman" jawab jimin dengan menatap intens wajah suami nya, yang otomatis menghentikan pergerakan tangan nya dari saku kanan, mencoba mengambil ponsel dari sana.
"Biar aku ambilkan obat, kau istirahatlah didalam!"
Menuntun lengan jimin dengan rengkuhan pada pinggang ramping nya, kembali membawa nya masuk kedalam kamar."Tunggu sebentar, aku segera kembali" bersamaan dengan langkah nya meninggalkan kamar, namun sebelum nya ia benar-benar meninggalkan jimin dalam posisi nyaman diatas ranjang.
Merasa tersanjung, itu jelas sekali bagaiman ia diperlakukan tidak seperti biasanya, dengan sentuhan lembut diatas perut nya "sehat-sehat yah kau disana"
Tak butuh waktu lama, jungkook kembali dengan nampan kecil berisikan gelas dengan air putih dan juga roti, tidak melupakan apa tujuan nya dimana obat yang diberikan suga saat dirumah sakit.
"Makanlah sedikit"
Tentu jimin menerima itu, karna memang tidak ia pungkiri rasa lapar itu menyerang perut nya.
Bagaimana telaten nya seorang jungkook melayani jimin yang notabene nya adalah suami kontrak nya, kembali ia ingatkan dengan anak dalam perut nya.
Hingga dimana semuanya selesai tanpa butuh waktu lama."Jauh lebih baik?" tanya sang dominan, jelas jungkook masi merasakan ke khawatiran ,mengingat kondisi jimin yang belum pulih seutuh nya.
"Eum- terimakasih"
Perlahan ia rebahkan kembali tubuh nya dengan bantuan jungkook, begitupun langkah nya kearah kamar mandi.
Membuang waktu nya dikamar mandi, dimana langkahnya kearah lemari besar guna mencari apa yang akan ia kenakan untuk tidur.
Menatap kearah ranjang, dimana terdapat pria cantik yang nampak begitu lelap, yah pria cantik yang berbaring saat ini adalah pembantu nya, tapi kenapa wajah ini semakin berbeda saat ia tau dia sedang mengandung darah daging nya, perlahan langkah nya kembali mendekati ranjang hingga dimana posisi yang benar-benar dekat."Bagaimana bisa kita sejauh ini?" dengan suara yang teramat pelan yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.
Ia genggam tangan jimin, bahkan senyuman itu menunjukkan hal lain bagaimana dirinya baru sadar dengan ukuran jari jimin yang menurut nya sangat mungil dan sangat cantik dari jari yang dimiliki oleh seorang wanita.Kembali ia letakkan tangan jimin dan memperbaiki selimut, begitupun langkah nya kearah sisi ranjang untuk merebahkan tubuh nya tepat disamping jimin ,rasa yang begitu lelah dari aktifitas nya seharian ini membuat jungkook benar-benar terlelap dengan sendiri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my opium 'Jikook'
FanfictionAda banyak hal yang aku lakukan dalam kehidupanku, namun, hanya satu hal yang ingin aku lakukan saat berhadapan denganmu. katakan aku adalah pria yang egois, karna ke egoisanku bisa mendapatkan apa yang seharusnya bukanlah milikku.