KUA 27.

22.1K 2.2K 983
                                    

🌸السلام عليكم ورحمة الله وبركاته🌸

"Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yang telah merusaknya."

_Author_

***

Setelah kepergian asya dan ifa, kedua orang tua ifa dan asya melangkah pergi meninggalkan bandara, ayah dan ibu ifa pamit pulang duluan sementara abi dan umi pamit ke supermarket terlebih dahulu.

Disisi lain...

Gus fatih terus memandangi jam tangan miliknya, jam tepat menunjukan pukul 11, namun sampai saat itu tak ada tanda² asya pulang ke ponpes.

Inara yang melihat gus fatih terus memandangi jam tangan miliknya pun menghampirinya dan duduk di sebelah gus fatih.

"Mas, mas lagi ngapain?." Tanya inara saat sudah mendudukkan dirinya di samping gus fatih.

Gus fatih yang mendengar itupun menoleh ke arah inara.

"Oh Ini, mas lagi nungguin asya kok dia dari tadi belum ada tanda² balik ke ponpes ya." Jawab gus fatih sambil menatap jam tangannya.

"Mungkin dia kabur." Ucap inara.

Gus fatih yang mendengar itupun beralih menatap tajam ke arah inara.

"Maksud kamu apa?." Tanya gus fatih.

"Ya mungkin asya nya kabur mas." Jawab inara enteng.

Sementara itu afia yang sedari tadi mendengar semua itupun menghampiri inara, saat sampai di depan inara afia menatap tajam ke arahnya.

"Maksud mbak inara apa?, kakak asya gak mungkin kabur." Ucap afia penuh amarah.

"Mbak gak maksud apa², Ya kan mungkin aja kakak asyanya kabur karena suaminya mbak ambil." Balas inara.

Afia mendengar itupun menatap penuh amarah ke arah inara.

"MBAK!!!, JAGA OMONGAN MBAK YA SADAR DONG MBAK, NGAMBIL SUAMI ORANG KOK BANGGA." Ujar afia dengan nada lantang dan mengejek.

Gus fatih yang mendengar adeknya berkata begitu pun menampar afia.

Plak!!!.

Afia yang di tampar cukup keras pun menatap gus fatih dengan wajah yang menahan air mata.

"FIA, JAGA BICARA KAMU YA, BAGAIMANA PUN DIA, DIA TETAP KAKAK IPAR KAMU DIA SAMA SEPERTI ASYA." Ucap gus fatih meninggi.

Afia yang mendengar itu pun tak lama menitihkan air mata.

"GAK, DIA GAK SAMA SEPERTI KAKAK ASYA." Balas afia tak kalah tinggi.

Ummah haura dan abi yang sedang berada di dalam kamar mendengar pertengkaran itupun keluar, saat keluar netra mata kyai ali melihat afia yang sedang memegangi pipinya.

Kyai ali yang melihat itupun menghampiri begitu pun dengan ummah haura, saat sampai di sana betapa terkejutnya ummah haura ketika melihat pipi putri kecilnya itu memerah.

"Astagfirullah hal adzim nak, pipi kamu kenapa." Ucap ummah haura terkejut.

Kyai ali yang melihat itupun beralih menatap gus fatih yang sedang terbalut amarah.

"Fatih apa yang kamu lakukan, mengapa pipi adek kamu merah gitu." Tanya Kyai ali.

"Dia kurang ajar bah." Jawab gus fatih.

Keenasyaa (REVISI.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang