KUA 23.

17.7K 1.3K 283
                                    

🌸السلام عليكم ورحمة الله وبركاته🌸

"Peganglah hatimu, Sebab hati ibarat kota, tidak semua yang tinggal disana akan menetap."

_Asyanafizahtun Zahraa_

***

Disisi lain gus fatih sedang berjalan menuju mobilnya, namun saat hendak masuk ke dalam mobil langkahnya terhenti sebab afia memanggilnya.

"Abang." Panggil afia.

Gus fatih yang mendengar itupun menoleh ke arah afia.

"Kenapa fia?." Tanya gus fatih.

"Abang, afia mau nanya ke abang, apa yang abang katakan kemarin itu benar?." Bukannya jawaban yang didapat oleh gus fatih melainkan pertanyaan dari afia.

Gus fatih yang mendengar pertanyaan dari adeknya pun mengangguk sebagai pertanda jawaban iya.

Afia menatap tak percaya ke arah gus fatih.

"Tapikan abang sudah punya istri, dan istri abang itu kakak asya, kenapa abang mau menikah lagi?." Ucap afia seraya bertanya.

Gus fatih tak membalas ucapan afia.

"Abang siapa yang mau abang nikahi siapa?, siapa orangnya abang?." Tanya afia mendesak.

"Jangan bilang yang abang akan nikahi dan menjadi kaka ipar ke dua afia adalah mbak inara." Tebak afia.

Gus fatih lagi² tak merespon, ia malah menunduk menyamakan tingginya dengan afia.

"Fia, nanti juga afia tahu siapa yang akan menjadi kakak ipar ke dua afia, dan masalah kakak asya, asya memang istri abang tetapi abang mencintai wanita lain dan abang tak bisa membohongi perasaan abang sendiri." Jelas gus fatih.

Afia menatap penuh amarah ke arah gus fatih.

"ABANG EGOIS, ABANG JAHAT, ABANG JAHAT." Ucap afia dengan nada tinggi, lalu ia melangkah pergi dari hadapan gus fatih.

Gus fatih terdiam sejenak, setelah itu ia menghela nafasnya pelan dan masuk ke dalam mobil untuk menuju ke rumah asya.

Sementara itu di kamar asrama, asya bersama ketiga temannya terdiam tak ada satupun obrolan dari mereka, sekarang suasana yang dulu nya ceria menjadi suram.

Ulfa melirik ke arah asya, asya senantiasa terdiam dengan tatapan kosong, ulfa yang melihat itupun menoleh ke arah asya.

"Asya hiks..." Panggil ulfa, ia kembali menitihkan air mata.

Naya dan hanna yang mendengar kembali isak tangis ulfa pun, menenangkannya.

"Udah fa, udah ya jangan nangis mulu." Ucap hanna menenangkan ulfa.

Saat sedang menenangkan ulfa, terdengar suara ketukan pintu dari balik pintu.

"Assalamualaikum." Salam seseorang yang berada di luar pintu.

Naya yang mendengar itupun beranjak dan melangkah untuk membukakan pintu, saat pintu terbuka terlihat afia yang tengah menunjukan wajah sedihnya.

Keenasyaa (REVISI.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang