KUA 24.

20.1K 1.5K 441
                                        

🌸السلام عليكم ورحمة الله وبركاته🌸

"Jangan pernah mengatakan bahwa kau mencintaku, jika nantinya cinta mu itu kan kau bagi dengan wanita lain."

_Asyanafizahtun Zahraa_

***

Sementara itu di ponpes asya dan ketiga temannya sudah seperti semua, tak ada lagi kesedihan kini keempat gadis itu sudah tersenyum dan tertawa kembali.

Saat sedang berbincang, ulfa tak sengaja melihat mobil gus fatih yang baru masuk ke halaman ndalem.

"Sya, gus fatih udah datang tuh." Ucap ulfa.

Asya pun menoleh ke arah halaman ponpes, setelah itu asya kembali menoleh menatap ke tiga sahabatnya.

"Aku pamit ya mau ke ndalem dulu, ntar aku balik lagi ke sini." Ucap asya sambil beranjak lalu melenggang pergi dari hadapan ke tiga sahabatnya.

Saat di perjalanan langkah asya terhenti karena ada yang memanggilnya.

"Asya." Panggil seseorang itu dari belakang.

Asya yang mendengar itu pun menoleh ke belakang, saat menoleh netra mata nya melihat inara yang sedang berdiri tak jauh darinya.

Inara yang melihat itupun mendekat ke arah asya.

"Asya sebelumnya saya mau minta maaf soal muka kamu dan tangan kamu." Ucap inara setelah sampai di depan asya.

Asya pun mengangguk.

"Gpp kok, saya sudah maafin kamu sebelum kamu meminta maaf kepada saya." Balas asya seraya berbalik dan hendak melenggang pergi.

Saat hendak melenggang pergi tangannya di cekal oleh inara.

"Asya." Ucap inara.

Asya pun berbalik dan mengangkat kedua alisnya.

"Gpp kan saya jadi madumu?." Lanjut inara.

Asya pun tersenyum kecut.

"Iya gpp kok mbak." Balas asya membuat mata inara berbinar.

Refleks inara memeluk tubuh asya.

"Makasih sya." Ucap inara gembira.

"Hufttttt muka aja polos sifatnya kayak nek lampir." Batin asya.

Beberapa menit memeluk asya, inara pun mengurai pelukannya ia tersenyum bahagia ke arah asya.

Asya yang melihat itupun membalas senyuman inara dengan senyuman paksa.

"Ya sudah saya mau ke ndalem dulu." Ucap asya.

"Mau ngapain?." Tanya inara.

"Ya saya mau ketemu mertua saya lah." Jawab asya.

Inara hanya mengangguk.

"Ya sudah saya permisi, assalamualaikum." Pamit asya lalu melenggang pergi dari hadapan inara.

Keenasyaa (REVISI.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang