KUA 36.

18.3K 1.6K 347
                                    

🌸السلام عليكم ورحمة الله وبركاته🌸

"Cintai lah sewajarnya jangan berharap lebih padanya, karena itu akan menyakitimu nantinya."

_Asyanafizahtun Zahraa_

***

Setelah kepergian kyai ali dan ummah haura, umi syarifah langsung beralih menatap abi husein.

Abi husein yang mengerti dengan tatapan itupun mendekat dan langsung memeluk tubuh umi syarifah.

"Udah gak papa kok, kita berdoa saja yang terbaik untuk asya." Ucap abi husein.

Umi syarifah yang sedang berada di dekapan abi husein pun mengangguk.

Oke sementara itu...

Di pondok pesantren al khairat, asya dan tania masih bermain bersama kini kedua gadis itu sedang menggambar bersama.

Sementara itu keenan baru pulang dari aula pun langsung ke ndalem.

"Assalamualaikum." Salam keenan namun tak ada respon.

Keenan yang mendengar tak ada respon sama sekali pun langsung menuju kamar mencari keberadaan istri kecilnya, namun saat masuk ke kamar keenan tak mendapatkan keberadaan asya.

"Loh asya kemana." Ucap keenan panik.

Ia pun keluar kamar dan beralih mencari asya di dapur namun tak ada, ia pun menghela nafasnya lalu ia keluar ndalem saat hendak melangkah ia mendengar suara tawa dari samping ndalem.

Keenan yang mendengar itupun langsung berjalan menuju ke arah suara, saat sampai ia melihat asya dan tania sedang tertawa bersama.

Keenan yang melihat itupun tersenyum lebar.

"Ya allah buat lah tawa itu abadi dan janganlah pernah mengubah tawa itu menjadi tangisan." Batin keenan.

Sementara itu tania yang sedang tertawa bersama asya pun tak sengaja melihat keenan yang sedang berdiri tak jauh di belakang asya.

"Tata tinan." Panggil tania.

Asya yang mendengar itupun berbalik dan ya saat berbalik ia melihat suaminya yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Ekh A'a." Ucap asya lalu beranjak dari duduknya dan menghampiri keenan.

Setelah sampai di hadapan keenan asya langsung meraih tangan keenan dan menciumnya.

"A'a udah lama pulang?." Tanya asya.

"Baru saja, oh iya kamu sudah makan?." Jawab keenan seraya memberikan pertanyaan kembali kepada asya.

Asya menggeleng pelan.

"Belum, a." Jawab asya.

"Ya sudah ayok kita makan di luar saja sekalian jalan²." Ucap keenan.

Asya pun mengangguk, namun ia merubah anggukan itu menjadi gelengan, keenan yang melihat itupun menatap heran.

"Loh kenapa?." Tanya keenan.

Keenasyaa (REVISI.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang