Untuk kedua kalinya Taehyung kembali ke rumah tersebut dengan di sambut oleh sekumpulan orang orang yang jelas telah menantikan sesuatu darinya. Siapa lagi kalau bukan orang orang dari keluarga Kim Ayah nya dan Ibu tirinya?
Taehyung hanya melangkah dengan aura acuh tak acuh, tidak peduli dengan berbagai macam pandangan pedas dari mereka yang jelas di tujukan untuknya. Tapi sejauh ini mereka hanya diam, dan Taehyung menebak bahwa mereka pasti akan berbicara setelah sesi makan malam selesai.
Diam diam Taehyung ingin tertawa di dalam hati. Mereka memang rakus, bahkan untuk marah pun, mereka masih ingin memanfaatkan dirinya guna mengenyangkan perut buncit mereka itu.
Para pelayan dengan sigap menjamu Taehyung dengan tuntunan lembut, menyerahkan sapu tangan dan menyeka kedua tangannya lalu menggiringnya ke arah ruang tengah, dimana meja panjang tersebut telah di penuhi oleh berbagai menu makanan.
Kedatangan Taehyung tidak berselang lama dengan kemunculan JungKook. Mereka seperti pulang dengan beriringan tapi tidak benar-benar membenarkan fakta. Lagi lagi Taehyung tanpa usaha mengacuhkan mereka semua yang berada di sekitarnya. Dia bahkan tidak repot repot untuk meminta mereka untuk pergi makan bersama dengannya.
Setelah pelayan di sampingnya membantunya menghidangkan makanan di depannya, Taehyung lanjut makan dalam diam.
Semua orang menatapnya, tapi seperti pepatah lama mengatakan bahwa orang orang yang tidak tahu malu itu memang berkulit tebal. Mengambil posisi masing-masing dan membiarkan para pelayan melayani mereka dalam diam.
Untuk beberapa saat, Taehyung melirik sekitar dan menggelengkan kepalanya bersama kekehan pelan yang jelas di dengar oleh mereka semua.
Mereka memang diam. Lucu. Itu pikiran Taehyung sejak awal dia memasuki rumah tersebut.
Masih ada satu kursi yang kosong dan Taehyung tahu siapa yang tidak ikut makan kali ini. Tapi apa pedulinya?
Sang Bibi yang berada tiga kursi darinya di sebelah kiri diam-diam melirik Taehyung, dia sudah tidak tahan, melihat Taehyung yang acuh dan bahkan terkesan sangat menikmati hidangan di depannya membuatnya ingin muntah darah.
" V, YeRin belum bergabung dengan kita, dia mungkin masih berada di dalam kamarnya. Hei pelayan! Ya kau! Naik dan panggil nyonya mu-
Pelayan wanita itu yang baru saja di tunjuk oleh si Bibi baru saja akan melangkah tapi Taehyung dengan tidak terduga mengangkat tangan kirinya yang masih memegang garpu. Pelayan itu berhenti dan menunduk, tidak berani melanjutkan langkahnya, semua pelayan disana melakukan hal yang sama.
Sang Bibi menatap Taehyung dengan heran bercampur marah.
" V, apa maksudmu barusan? Apakah kau baru saja melarang pelayan itu untuk menjemput saudari mu? "
Taehyung mengambil gelas di sampingnya dan meminumnya hingga menyisakan setengah lalu meraih sarbet, menyeka area sekitar mulutnya dan berkata acuh pada sang Bibi.
" Aku melakukannya."
" ....... a-apa? "
Taehyung menatapnya dengan senyum miring.
" Ini rumah ku, mereka semua pelayan ku, akulah yang membayar mereka mulai dimana hari aku memijakkan kaki ku di rumah ini. Jadi, siapa anda bisa memerintah kepada mereka? Dan... Apa itu? Apakah anda barusan menyebut keponakan mu sebagai nyonya? "
Sang Bibi tercengang, tak hanya dirinya, tapi bahkan seluruh orang yang berada di meja makan tersebut termasuk JungKook, tapi dia hanya sedikit mengerutkan keningnya tidak tahu dengan apa yang tengah dia pikirkan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
W̶I̶B̶
Fantasy𝓙𝓾𝓭𝓾𝓵 : W̶I̶B̶ 𝓐𝓾𝓽𝓱𝓸𝓻: 𝓓𝓲𝓪𝔃𝓞𝓴𝓽𝓪𝓓𝓲𝓺𝓲 𝓖𝓮𝓷𝓻𝓮 : ʙʟ-ʙɪsᴇᴋs, ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ, ᴍᴏᴅᴇʀɴ 𝓘𝓷𝓼𝓹 : ᴀᴇ - ɪᴛᴇᴀ : ᴘᴇᴍʙᴀʟᴀsᴀɴ ᴘʀᴏᴛᴀɢᴏɴɪs 𝓓𝓮𝓼𝓬𝓻𝓲𝓹𝓽𝓲𝓸𝓷 ᴘᴇᴍʙᴀʟᴀsᴀɴ ᴅᴀʀɪ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴛᴏᴋᴏʜ ᴘʀᴏᴛᴀɢᴏɴɪs ᴅɪ ᴀᴡᴀʟ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ sᴇᴏʀᴀɴ...