W27

1.1K 195 7
                                    











Jeon JungKook merasa sangat pusing, kepalanya terasa berat bahkan suasana hatinya tak kalah buruk dari kondisi tubuhnya. Sebenarnya hari ini tubuhnya sedang tidak sehat, suhu tubuhnya juga sedikit naik, apalagi pagi-pagi dia tetap memaksakan mandi air dingin dan pergi ke rumah ibunya hanya untuk berdebat konyol?

Kini, dia tengah mengemudi di jalan raya, dia tidak bisa bertahan lebih lama di rumah tersebut bahkan ketika ibunya sendiri yang ingin bersamanya setidaknya sampai jam makan siang. Setelah dia pergi dari rumah itu, JungKook berencana akan pergi ke kantornya, tapi dia urungkan karena dia pikir itu akan percuma karena kondisi tubuhnya dan otaknya yang tidak memungkinkan, jadi JungKook memilih untuk kembali ke persembunyiannya.

Subuh tadi dia telah melihat sebuah kabar dari akun anonim, mengatakan bahwa dia memiliki bukti kuat mengenai perkembangan hubungan presiden KL Company bersama sang kekasih hatinya.

Dia bahkan juga mengatakan bahwa hubungan keduanya sangat baik, tak hanya itu, Taehyung bahkan juga telah memperkenalkan sang kekasih hati ke keluarganya sendiri lalu, apakah itu pertanda hubungan mereka telah di restui dan berniat lanjut ke jenjang pernikahan?

JungKook memejamkan matanya, dia merasa lelah. Dan berpikir mungkin inilah yang yang Taehyung rasakan dulunya ketika dia meninggalkan nya. Begitu sakit hingga rasanya ingin mati.

Setibanya di tempat persembunyiannya, JungKook langsung masuk ke kamar. Rumah dengan ukuran cukup besar, bercat putih bersih dan berlokasi cukup jauh dari pemukiman terlihat sangat kesepian, bahkan di jalur tersebut, hanya rumah nya inilah yang menjadi pusat akhir dari penghujung jalan tersebut, tidak ada yang lain lagi. Tidak ada siapapun, bahkan rumah itu hanya JungKook seorang yang menempati. Sejak dia memasukinya, rumah tidak lagi terawat, berdebu dan sedikit rumput sudah mulai menjulang di halaman. JungKook tidak memiliki waktu untuk berbenah.

Di dalam kamar, JungKook menelungkupkan tubuhnya, membenamkan wajahnya di kasur berselimut hitam, perlahan berbalik dan melihat sekelilingnya yang di penuhi foto-foto yang jelas bukan miliknya, tapi milik seseorang yang menempati di hatinya namun bahkan tidak bisa dia raih. Tertidur begitu saja dengan perut kosong, tidak tahu sampai berapa lama dia akan terus seperti itu.

*

JungKook tidak tahu entah sudah pukul berapa dia terbangun, itupun karena dering ponselnya yang terus berbunyi di saku celananya, JungKook mengeluarkannya dengan susah payah. Kondisi tubuhnya semakin memburuk, rasa panas dan pusing menyerangnya bahkan perutnya tak kalah pedih karena tidak dia isi dengan sesuatu sejak tadi pagi. Melirik jam, itu rupanya sudah jam tiga sore. JungKook menghela nafas, entah tidur atau barusan dia mati suri, bahkan tidak tahu saja telah melewatkan jam makan siang.

Itu adalah catatan panggilan dari sang sekretaris nya di kantor. JungKook tidak menjawabnya, dia hanya meninggalkan pesan padanya untuk mengatur sebaik mungkin karena dia tidak akan bisa masuk, sakit.

Bangun dengan susah payah, menopang kan tubuhnya ke dinding, melihat pantulan wajahnya di cermin yang sudah seperti mayat hidup. Pucat. JungKook meringis, bibirnya kering dan sekarang ada sedikit darah yang keluar dari sana karena dia tidak sengaja meregangkan bibirnya yang kering.

Pergi ke dapur, mengambil roti tawar dan memakannya seperti itu tanpa di beri balutan selain apapun. Hanya mengunyah dan terus mengunyah. Dia belum siap untuk mati kelaparan saat ini, setidaknya dia harus berjuang sedikit lagi sampai dia akhirnya benar-benar menyerah dan mampu melepaskan semuanya, maka.......

Dreettt

Ponsel di saku kembali bergetar. JungKook meliriknya tanpa minat, hanya sebuah pesan dari nomor acak, tapi pesan itu berisi beberapa kata singkat yang entah mengapa langsung dapat JungKook tanggapi di hatinya.

W̶I̶B̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang