W19

1.2K 221 17
                                    











" Sudah dua malam kau menginap disini, kapan kau akan pulang? Kau tahu, rumah ku ini bukanlah sebuah hotel dimana kau bisa seenak hati untuk pergi menginap." Celetuk Taehyung yang membuyarkan keheningan di antara dia dan JungKook.

Ya memang, sudah dua malam JungKook tidak kembali ke rumahnya karena menginap di rumah Taehyung dan bahkan sampai tidak pergi ke kantornya hanya demi mengikuti pemuda tersebut.

Sejujurnya Taehyung tidak memiliki masalah dengan itu, lagian JungKook sama sekali tidak melakukan apapun yang membuatnya terhambat, hanya saja, selama dua hari ini gosip di kantor semakin menjadi jadi sejak kemunculan JungKook yang seperti perangko pada Taehyung. Menempelinya kemanapun dia pergi.

Pagi ini, JungKook sengaja bangun lebih awal hanya untuk pergi membuatkan sesuatu untuk Taehyung sarapan. Bahan bahan di dalam kulkas penuh, tapi dia memilih membuat nasi goreng dan telur mata sapi untuknya.

Taehyung tidak menolak ataupun berkomentar apapun, dia hanya memakannya dengan tenang. Meski begitu, nyatanya hati JungKook lah yang kini tengah berbunga bunga untuknya, karena dia berpikir, dengan Taehyung yang tak menolak atas perlakuannya itu, berarti Taehyung setidaknya telah memberikan sedikit harapan untuknya.

Sekarang, setelah mendengar ucapan Taehyung barusan, JungKook yang baru saja menelan nasi di mulutnya, terdiam dua detik sebelum akhirnya membalas dengan tenang.

" Baiklah. Kalau begitu, aku akan pulang setelah mengantarkan mu ke kantor."

Selain menginap, JungKook yang memasakkan makanan untuk Taehyung, dia juga bertindak sebagai supir pribadi dadakan untuknya. Ini seperti sebuah mantra ajaib yang benar-benar manjur, entah mantra apa yang Taehyung berikan padanya mampu membuat JungKook yang biasanya selalu berpantangan itu kini telah berubah drastis.

Taehyung tidak lagi membalas perkataannya, dia fokus dengan makanannya hingga akhirnya selesai begitupun dengan JungKook. Tapi JungKook, yang telah memperhatikan Taehyung sejak awal, menyadari bahwa dia telah menyisihkan kuning telur tanpa menyicipinya sedikitpun, pun bertanya.

" Kenapa kuningnya tidak di makan? "

" Aku tidak suka kuning telur. Amis."

" Kalau begitu, berikan padaku."

Taehyung mengangkat sebelah alisnya dengan provokatif, menatap Jungkook bersama senyuman remeh nya.

"Oh, jika kau mau ambil saja, tapi itu sudah bekas."

" Tidak masalah, selagi itu bekas-mu."

"........."






*








JungKook benar-benar pergi mengantarkan Taehyung ke kantornya. Mobilnya yang kini telah berhenti di basemen pun di matikan.

Taehyung tidak terburu-buru, jadwalnya hari ini tidaklah padat seperti kemarin, jadi dia masih sempat bermain ponsel sebelum menutup dan turun dari mobil itu.

JungKook mengikutinya turun, mereka berdua berdiri di depan mobil dan saling berhadapan.

" Cukup sampai disini, kau tidak perlu mengantar ku sampai ke atas. Karena aku yakin kekasih kecil ku pasti tidak akan senang melihat mu."

JungKook terdiam. Mendengar kata kekasih kecil dari mulut Taehyung membuat hatinya panas. Dia akui bahwa hubungan antara mereka berdua saat ini bahkan tidak apa apanya dengan mereka yang berstatus sebagai teman. Karena Taehyung sejak awal tidak pernah menganggapnya ada.....

Tapi, demi agar dirinya bisa berdekatan dengannya, JungKook selalu menahan hatinya untuk marah setiap kali Taehyung selalu membanggakan status Jennie di depannya itu.

W̶I̶B̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang