" Lalu, sekarang apa? "
Setelah seminggu lamanya JungKook menunggu, akhirnya hari ini dia bisa mendapat kesempatan untuk berdua dengan Taehyung tanpa gangguan apapun.
Tadi pagi, masih sangat pagi sekali, JungKook telah tiba di depan rumah kediaman Taehyung, rumah yang juga pernah dia tempati setidaknya tiga tahun lamanya itu.
Seorang pelayan datang menghampirinya dan menanyakan perihal apa yang membuat JungKook berada disana di saat pagi buta itu yang bahkan pemilik rumah saja masih bergelung indah di selimut nya.
Setelah mendapatkan akses masuk, meski dengan sedikit usaha yang jelas bukan biasa, kini dia sudah berhasil membawa si pujaan hati keluar dari rumahnya. Membawanya ke salah satu restoran seafood terkenal di kota Seoul. Memesan ruangan VVIP agar bisa lebih leluasa melakukan apa yang telah dia susun dari rumah.
Sudah sepuluh menit sejak pelayan pergi membawa catatan pesanan mereka berdua, tidak ada suara selain musik klasik yang entah sejak kapan menyala di ruangan tersebut, menambah kesan asing bagi Taehyung yang bahkan kini menampilkan raut wajah bosan dan mengantuk.
JungKook, bukannya dia tidak mau mengajak Taehyung berbicara, hanya saja dia sedari awal telah menahan rasa gugupnya, bahkan hingga saat ini.
Kini, setelah Taehyung membuka suara dengan pertanyaan yang sangat jelas bahwa dirinya tidak tahan itu, membuat rasa gugup JungKook semakin bertambah, jadi dia hanya bisa menahan dan berkata lembut padanya.
" Bisakah kita membicarakannya setelah makan? "
JungKook dengan hati-hati menatap wajah Taehyung yang masih menumpukan wajahnya dengan satu tangan di atas meja.
Taehyung tidak menjawab, sebaliknya dia mengeluarkan dengusan ringan, beralih untuk membuka ponsel dan bermain di dalamnya.
Tidak sampai semenit kemudian makanan pun tiba, kali ini yang mengantar makanan berbeda yang orang yang tadi membawa catatan di awal. Kali ini itu adalah seorang wanita berparas cantik dan dengan gerakan yang anggun namun ligat, menghidangkan semua menu ke atas meja kayu tersebut.
Taehyung tidak lagi bermain dengan ponselnya, sebaliknya dia malah memperhatikan paras cantik si pelayan wanita di depannya dan tak sengaja memberikan senyum menggoda padanya juga. Semua itu tidak luput dari pandangan JungKook yang kini sudah mengerang kesal di dalam hati.
" Siapa nama mu? "
Pelayan wanita itu tersentak, dia melirik Taehyung dengan hati hati menjawabnya,"Kim Hana, tuan..."
Mata Taehyung membulat dan membalas dengan nada tak kalah kaget."Wah... Kita memiliki marga yang sama!? Apakah jangan jangan kita berjodoh?"
Keduanya mengobrol singkat dan tertawa bersama, bahkan si wanita itupun dengan malu maju menutupi pipinya yang memerah.
" Taehyung....."
Keduanya segera berhenti, Hana buru buru mengemasi barang-barangnya dan membungkuk sopan untuk berpamitan lalu keluar.
Taehyung sekali mendengus malas dan memilih mengambil menu yang telah dia pesan tadi. Mengambil mangkuk kecil, menuangkan saus serta sepotong anak gurita kecil yang masih menggeliat itu, dan memakannya begitu saja. JungKook pun juga melakukan hal yang sama seperti dirinya. Mereka makan dalam keheningan, tapi itu tidak seberapa lama karena sekali lagi Taehyung bertanya padanya.
" Aku sudah makan, jadi katakan,apa yang kau inginkan? "
JungKook meletakkan pisau garpu nya setelah berhasil memotong salah satu irisan daging tuna. Menatap Taehyung dengan tenang.
" Taehyung, aku ingin kembali."
" Kau ingin pulang? Kalau begitu-
" Bukan itu maksudku..., Taehyung, aku ingin kita kembali seperti dulu..."
Taehyung menopang dagunya dengan tangan kanan dan tangan kirinya yang memegang garpu terangkat, menggoyangkan nya dengan malas tapi tersenyum dengan genit.
" Kembali seperti dulu? Memangnya apa yang kita lakukan dulu? "
JungKook menatap Taehyung dengan raut wajah penyesalan, dia tahu kesalahannya dan dia tidak akan mengelak untuk itu.
" Taehyung... Aku tahu aku salah, aku mengakuinya, akulah yang memulai semuanya dan aku juga yang menghancurkannya. Tapi Taehyung, kalo ini aku benar-benar serius. Aku tidak berbohong dan aku juga tidak akan lagi main-main bila bersama-
Taehyung menghentikan gerakan garpu nya dan membiarkan garpu tersebut tetap mengacung ke depan, ke wajah JungKook, yang mana membuat JungKook tidak berani melanjutkan kalimatnya.
" Kau mengakui semua kesalahan mu, apakah itu termasuk kau juga mengakui bahwa kau lah yang berada di balik kematian kedua orangtuaku? "
Jantung JungKook berdetak, darahnya berdesir, rasa panas dingin mulai menyelimuti dirinya, dia untuk beberapa waktu tidak mampu membuka mulutnya untuk sekedar mengakui ataupun menyangkal tuduhan tersebut, membuat senyum di wajah Taehyung melebar.
JungKook yang melihat senyum lebar di wajah Taehyung seketika tersentak dan buru-buru menggapai tangannya, menyingkirkan garpu itu ke samping lalu menatap Taehyung dengan gugup.
" T-Taehyung.... Apa yang kamu bicarakan? Bagaimana mungkin aku yang berada di balik kematian kedua orangtuamu? Bahkan disaat itu, aku masih menjadi kekasih mu? "
" Heh! "
Taehyung berdecih. Menarik kembali tangannya dan menyekanya dengan tisu seperti mengelap tangannya yang baru saja terkena debu.
" Kekasih? Kau yakin hubungan kita di saat itu adalah kekasih? Bukankah hanya aku saja yang mengakui hubungan itu? Seingat ku, kau mau bersama ku karena suatu alasan, kan? "
JungKook menggeleng, menggeser posisi duduknya ke dekat Taehyung, kembali mengambil tangan itu dan menggenggamnya erat. "Taehyung..,a-aku bersalah, aku mengakui kalau saat itu aku memang tidak pernah menganggap hubungan kita serius. Tapi! Tapi, aku berkata jujur, aku tidak membunuh orangtuamu! "
" Yang mengatakan kau membunuh orangtuaku itu siapa? "
"..........."
" JungKook, mari kita perjelas. Hubungan yang dulu memang telah berlalu, tapi jangan pikir aku akan melupakannya begitu saja. Jadi, jika kini kau ingin mengulang itu kembali, kau pikir aku Sudi? "
" Kenapa? "
" Apanya yang kenapa? "
" Kenapa kau tidak mau? Aku berjanji! Aku berjanji akan berubah demi dirimu! Bahkan, apapun akan ku lakukan untukmu! Taehyung, tolong jangan begini. Tolong maafkan aku, oke? Aku akan berubah. Kamu ingin apa? Aku pasti akan usahakan mengabulkan nya untukmu!? "
Taehyung tertawa dan menatap Jungkook dengan geli, menepuk punggung tangan JungKook dan berbicara seperti angin lalu.
" Benarkah? Lalu, bagaimana jika aku menginginkan harta mu? "
"............"
" Abaikan, lagipula aku tetap tidak berniat untuk kembali padamu."
"..............."
Taehyung dengan cuek kembali melanjutkan makannya, mengambil potongan daging tuna yang lain dan menyantapnya dengan senyum puas, membiarkan JungKook yang masih diam terpaku di tempat, menatap Taehyung dengan tatapan kosong.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
W̶I̶B̶
Fantasia𝓙𝓾𝓭𝓾𝓵 : W̶I̶B̶ 𝓐𝓾𝓽𝓱𝓸𝓻: 𝓓𝓲𝓪𝔃𝓞𝓴𝓽𝓪𝓓𝓲𝓺𝓲 𝓖𝓮𝓷𝓻𝓮 : ʙʟ-ʙɪsᴇᴋs, ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ, ᴍᴏᴅᴇʀɴ 𝓘𝓷𝓼𝓹 : ᴀᴇ - ɪᴛᴇᴀ : ᴘᴇᴍʙᴀʟᴀsᴀɴ ᴘʀᴏᴛᴀɢᴏɴɪs 𝓓𝓮𝓼𝓬𝓻𝓲𝓹𝓽𝓲𝓸𝓷 ᴘᴇᴍʙᴀʟᴀsᴀɴ ᴅᴀʀɪ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴛᴏᴋᴏʜ ᴘʀᴏᴛᴀɢᴏɴɪs ᴅɪ ᴀᴡᴀʟ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ sᴇᴏʀᴀɴ...