" Bibi Jung, tunggu sebentar."
" Ya nyonya? Apakah ada yang bisa saya bantu?"
" Tidak, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu."
" Apa itu nyonya? "
" Apakah semalam JungKook pulang? "
" Maaf nyonya, tuan JungKook tadi malam kembali tidak pulang...."
" Kembali? Apakah malam sebelumnya dia juga tidak pulang? "
" Tidak nyonya, sudah dua malam ini tuan JungKook tidak pulang..."
" Lalu, apakah kau tahu kenapa dia tidak pulang? Apakah dia ada mengatakan sesuatu? "
" Tidak nyonya, tuan JungKook sama sekali tidak meninggalkan pesan apapun pada saya? "
" Baiklah, terimakasih, kamu boleh pergi."
Ibu JungKook kebingungan, dia meremat kedua tangannya dengan khawatir, kenapa dia sampai tidak tahu kalau putranya sudah dia malam tidak pulang tanpa meninggalkan kabar?
Malam sebelumnya mungkin dia tidak curiga karena dia memang kebetulan tidur lebih awal, tapi semalam, dia sengaja tidak tidur seperti pada jam biasanya karena dia memang sedang ingin menunggu putranya itu kembali dan mengajaknya berbicara. Tapi bahkan sampai jam sudah menunjukkan tengah malam, sosok JungKook tetap tidak kembali. Sang ibu berpikir, kemungkinan putranya itu akan menginap di kantor dan telah meninggalkan pesan pada pembantu di rumah.... Tapi dia tidak menyangka bahwa dugaannya salah...
Ibu Jeon mengangkat kepalanya untuk melihat lantai atas dan kembali termenung. Sudah satu Minggu lebih YeRin tidak di perbolehkan keluar dari kamarnya dan itu sendiri atas perintah JungKook.
Dia tidak tahu permasalahan seperti apa yang telah menimpa keluarga kecil putranya itu. Dia- sebagai ibu JungKook tentu saja akan merasa tidak tenang bila kehidupan putranya terusik.
Ibu Jeon awalnya ingin pergi menengahi permasalahan mereka, tapi sekali lagi ibu Jeon berpikir, mungkin tidak apa jika dia memberikan sedikit waktu lagi kepada mereka berdua, siapa tahu mereka akan segera mendapat pencerahan. Tapi nyatanya tidak. Bahkan dia tidak menyangka hal itu akan terus berlarut larut hingga saat ini.
Ibu Jeon tidak tahan lagi.
Meskipun ini adalah kehidupan putranya, tapi dia adalah ibunya, ibu Jeon merasa tidak apa jika dia memberi sedikit saran dan kritikan kepada mereka. Jadi kini dia dengan tenang melangkah ke lantai atas.
Di lantai atas, ibu Jeon sudah bisa melihat dua sosok pelayan wanita yang biasanya selalu mengantar makanan ke atas itu kini tengah berdiri ketika melihatnya muncul di dekat mereka.
" Nyonya? "
Ibu Jeon mengulurkan tangannya kepada mereka dan berkata, " Berikan kuncinya."
Kedua wanita itu seketika langsung gugup, menunduk dan berkata lemah. "Maaf nyonya, tapi tuan Jeon telah berpesan kepada kami untuk tidak membukakan pintu ini selain atas perintahnya...."
Ibu Jeon mengerutkan keningnya tidak sabar, sedikit menghembuskan nafas kasar dan berkata sekali lagi. " Berikan saja padaku, aku ibunya, dan jika dia nanti marah, kalian tenang saja, biar aku sendiri yang akan menghadapinya. Sekarang, serahkan kunci itu."
Kedua wanita itu saling melempar pandang dan mengangguk samar, salah satu dari mereka pun dengan tangan gemetar menyerahkan kunci ke tangan ibu Jeon.
" Sekarang kalian pergilah ke bawah, lanjutkan pekerjaan yang lain. Aku ingin berbicara berdua dengan menantu ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
W̶I̶B̶
Fantasy𝓙𝓾𝓭𝓾𝓵 : W̶I̶B̶ 𝓐𝓾𝓽𝓱𝓸𝓻: 𝓓𝓲𝓪𝔃𝓞𝓴𝓽𝓪𝓓𝓲𝓺𝓲 𝓖𝓮𝓷𝓻𝓮 : ʙʟ-ʙɪsᴇᴋs, ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ, ᴍᴏᴅᴇʀɴ 𝓘𝓷𝓼𝓹 : ᴀᴇ - ɪᴛᴇᴀ : ᴘᴇᴍʙᴀʟᴀsᴀɴ ᴘʀᴏᴛᴀɢᴏɴɪs 𝓓𝓮𝓼𝓬𝓻𝓲𝓹𝓽𝓲𝓸𝓷 ᴘᴇᴍʙᴀʟᴀsᴀɴ ᴅᴀʀɪ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴛᴏᴋᴏʜ ᴘʀᴏᴛᴀɢᴏɴɪs ᴅɪ ᴀᴡᴀʟ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ sᴇᴏʀᴀɴ...