WIB-|END

1.7K 180 21
                                    












Seperti yang telah di perkirakan oleh JungKook dan bahkan mungkin telah di rencanakan oleh seseorang, keesokan paginya perusahaan JJ Company di gemparkan oleh datangnya sosok sang pemilik baru dari seluruh aset Jeon tersebut.

Dan untuk Jeon Jungkook sendiri, dia terlihat seperti biasa-biasa saja, seolah-olah dia telah mengetahuinya sejak awal, dia sendiri bahkan datang ke depan untuk menyambut orang tersebut.

Tidak tahu siapa yang memanggil pihak luar, yang pasti pagi itu lobi perusahaan Jeon telah ramai oleh para wartawan dari berbagai saluran, banyak dari para karyawannya tidak berkerja selain menonton apa yang akan terjadi selanjutnya.

Seorang pria berpakaian formal, terlihat gagah baru saja turun dari mobil mahalnya, dia melangkah dengan langkah pasti dan berdiri di depan Jungkook, di hadapan banyak orang serta awak media. Melepaskan kacamata hitamnya dan tersenyum miring kepadanya.

" Sambutan yang bagus? "



*




Sekali lagi ruang rapat di perusahaan JJ Company kembali ramai oleh para petinggi disana, mereka duduk dengan tertib tapi tidak bisa menghilangkan rasa penasaran di wajah mereka semua.

Mereka semua bertanya tanya tentang apa yang terjadi kali ini, sebenarnya mereka telah mendengarnya sebelumnya, tapi itu adalah berita luar, mereka ingin mendengarnya secara langsung hari ini dari si tokoh utama.

Jeon JungKook, tidak seperti biasanya, dia tidak duduk di kursi panasnya, melainkan berdiri di sisi kursi tersebut dan mempersilahkan sosok asing yang baru saja muncul untuk mengisinya.

Melihat itu, para petinggi itu tentu saja bertanya tanya dan mereka tidak tahu untuk berdiri di depan sana.

" Apa maksud dari semua ini? Apakah ada yang bisa menjelaskannya kepada kami semua? "

" Presiden Jeon, siapa orang ini, kenapa dia yang menduduki kursi anda? "

" Presiden Jeon-

" Perkenalkan, saya- Park Jimin, presiden baru di perusahaan ini."




*



" Bagaimana dengan kejutan nya, apakah kau menyukainya, Jeon? "

".............." Jeon JungKook tidak menjawab, dia hanya terus berdiri di depan, di seberang meja dimana kini sosok Park Jimin yang tengah duduk angkuh di kursi panas yang biasanya selama ini di tempati oleh JungKook itu sendiri.

Park Jimin, menatap Jungkook dengan kedua tangan dia tumpukan di atas meja kaca, terus menatap Jungkook dan ruangan barunya dengan penuh minat. Semuanya bersih dan tertata rapi, sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Tidak mendapatkan tanggapan apapun dari orang di depannya, Park Jimin mulai kehilangan kesabaran dan bangkit, memutari meja lalu berdiri, sedikit bersandar pada ujung meja depannya, bersedekap dada menatap Jungkook dengan kepala dan senyum miring di wajahnya.

" Tidak menjawab, apakah kau marah? Apakah kau ingin memukul ku? Atau kau ingin sebuah balas dendam padaku? "

" Tidak-

" Tidak? Lalu, kau ingin apa sekarang? "

JungKook mengangkat kepalanya menatap Jimin di depannya dengan dada yang sesak. Ada terlalu banyak pertanyaan, dan banyak hal yang terpikirkan olehnya hingga saat ini, bahkan rasanya dia akan gila di detik berikutnya bila dia sedikit lengah.

"Kenapa..., Kenapa kau melakukan ini? "

" Kenapa? " Jimin bangkit, berdiri lurus di depan Jungkook, maju dan berdiri tepat dua langkah di depannya. Matanya menatap lurus pada sosok JungKook yang terlihat sangat menyedihkan, tapi Jimin malah tertawa remeh di hadapannya, seperti dia tengah mengejeknya dengan terang-terangan.

W̶I̶B̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang