W2

2.2K 327 18
                                    

ᴍᴜʟᴀɪ ᴅᴀʀɪ sɪɴɪ, ᴜɴᴛᴜᴋ ᴘᴇɴʏᴇʙᴜᴛᴀɴ ɴᴀᴍᴀ ᴅᴀʀɪ sᴜᴅᴜᴛ ᴘᴀɴᴅᴀɴɢ ᴘᴇɴᴜʟɪs ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴋɪᴍ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴɢ, ᴅᴀɴ ʙᴀɢɪ ᴛᴏᴋᴏʜ (ɴᴏɴ ɪɴᴛɪ) ᴛᴇᴛᴀᴘ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇɴʏᴇʙᴜᴛɴʏᴀ sᴇʙᴀɢᴀɪ ᴠ.






Malam itu, suasana ruang tengah di meja makan besar yang terdiri dari beberapa kursi terlihat mencekam.

Setiap kursi telah terisi penuh dari orang-orang penting di dalamnya, sengaja melakukan ini dengan dalih sebagai sambutan atas kembalinya sang tokoh utama di dalam cerita ini.

Meskipun ada beberapa raut wajah kaku, bahkan ada yang secara terang terangan tidak senang disana, mulut mereka tetap bungkam, sampai setiap orang mulai menghentikan gerakan tangan mereka, tapi sampai lima menit kemudian, sang tokoh utama yang tampaknya masih begitu menikmati makanannya, mereka mulai kehilangan kesabaran, terlebih lagi kepada mereka yang tidak menampilkan raut wajah suka itu.

'ekhem'

Salah satu di antara mereka dengan sengaja mengeluarkan suara batuk yang jelas itu adalah kesengajaan, beberapa di antaranya mulai melirik, tapi sang tokoh utama yang duduk di barisan tengah sisi kiri tetap tidak mengalihkan sedikitpun perhatiannya kepada mereka.

" Ekhem! V- V...... Bagaimana kabarmu?"

" Kelihatannya? " Jawaban acuh tak acuh dari sang tokoh utama membuat sosok di ujung kanannya berdecak kesal.

" Sudah lama sekali, bahkan kau sekarang jauh lebih mempesona. Tuan Lee sepertinya sangat pintar mendidik mu. Bagaimana kabar mereka sekarang? "

Taehyung melirik dengan acuh, mengunyah sepotong udang dan berbicara sembrono padanya.

" Tentu saja. Keluarga ku sangat- sangat baik padaku. Mereka kaya, jelas Mereka akan memberikan apa saja yang ku inginkan. " Menelan udang di mulutnya dan kembali melanjutkan. " Tapi Paman, seingat ku antara kau dan keluarga Lee-ku tidak dekat. Jadi untuk apa kau berbasa-basi seperti itu? "

" V!! Paman mu- menyapa mu dengan sangat baik, tapi begitukah ajaran ibumu dalam mendidik anaknya? Cih, tidak heran, dia sudah terbiasa di manjakan dan di besarkan di negara barat, tidak beretika-

" Sudah selesai? "

"..........."

" K-Kau!!? Tidak sopan! Aku Bibi mu!"

" Aku tidak memiliki Bibi."

" A-apa?? "

Kim Taehyung atau orang-orang sering memanggilnya dengan sebutan V- itu tidak lagi terlihat memiliki minat untuk melanjutkan makannya, bahkan membiarkan sepotong udang goreng belum tersentuh di piringnya dengan menyedihkan, dia lantas mengambil sarbet, menyeka sekitar mulut lalu tangannya sebelum dia kembali berbicara dengan nada suara yang malas.

" Ibuku adalah seorang putri bungsu dari tiga bersaudara, dia hanya memiliki dua kakak laki-laki dan Ayah ku hanya memiliki seorang adik (bibi) yang bahkan telah meninggal lebih dulu sebelum dia bisa menikah. Lalu, dimana letak kata Bibi di dalam kamus keluarga ku? "

Setelah pengucapan tersebut, sosok lainnya, dia adalah seorang pria paruh baya, mengenakan jas formal seperti tengah menghadiri jamuan presiden, menatapnya dengan marah, sambil mengacungkan jari telunjuknya kepada Taehyung, dia bekata-

" Anak tidak tahu sopan santun! Kau pikir siapa aku? Dia- (menunjuk pada wanita/bibi tadi), mungkin kau tidak mengakuinya sebagai Bibi mu karena dia berasal dari pihak Ibu tiri mu, tapi aku-(menunjuk dirinya sendiri) masih satu darah dengan Kakek mu! "

Benar, itu benar. Dia adalah yang tertua disini, karena dia tak lain adalah adik termuda dari mendiang Kakek (pihak Ayah) Taehyung itu sendiri.

Mendengar ini, bukannya tersinggung, sebaliknya Taehyung malah mendengus malas. Tapi selagi itu dia malah menambahkan ekspresi lain seperti mengangguk seolah olah dia baru menyadari sesuatu.

" Ah, ya, anda benar, aku hampir lupa, terimakasih telah mengingatkan ku kakek kecil~ Tapi sayang sekali, aku tidak bisa menambahkan daftar nama lintah darat dalam list buku menuku."

BRAK!!

" Kim Taehyung!!! Jaga sikap mu!!"

Tanpa di duga, sosok pria di ujung meja lainnya yang sedari awal telah diam dan bahkan terlihat tak kalah acuh itu kini telah membuka taringnya di depan anggota keluarga mereka.

Guncangan di atas meja setelah baru saja terkena tekanan cukup kuat dari kedua telapak tangan itu membuat semua orang terpusat padanya, tak terkecuali Taehyung yang kini tetap saja membalas dengan tatapan malas, tapi di detik kemudian dia malah menyeringai sinis.

" Oh, Kakak ipar, ada apa dengan mu? Apakah aku baru saja menyinggung perasaan mu? "

" Kim Taehyung! Kau tampaknya terlalu sembrono saat ini.  Jaga bahasa mu depan para tetua-

" Siapa kau berani mengatur tata bahasa ku disini? Kakak ipar, jangan membuat ku ikut marah padamu setelah ini, selain itu jangan pernah memanggil ku dengan nama Taehyung sekalipun itu memang benar namaku, karena kau bukan siapa-siapa ku disini."

" V- apa yang barusan kau ucapkan!? Kakak ipar mu benar! Apa yang salah dengan memberikan sedikit etika kepadamu? "

" Kim Ye Rin, jangan mentang- mentang dia suami mu disini jadi kau bisa berkomplot dengannya untuk berperang dengan ku. Ingatlah, kau hanya saudara tiri ku disini, tanpa-ku, kau bukan siapa siapa, termasuk kalian semua."

Lima tetua berdiri dengan marah, dua Bibi juga ikut berdiri ingin menampar nya, tapi tanpa di duga, secara tiba-tiba, selusin pria berseragam bodyguard berkualitas muncul di tengah ruangan, menghadang mereka dan melindungi sang tuan muda.

" V!! KAU BOCAH BIADAB!! KELUARGA IBU MU SAMA-SAMA BIADAB!! "

" KAU TIDAK TAHU ETIKA! "

" JANGAN BERSOMBONG DIRI!! RODA DUNIA TERUS BERPUTAR! INGAT ITU!"

"LEPASKAN AKU! BIARKAN AKU MEMBERIKAN PELAJARAN KEPADA ANAK ANJING ITU!! "

" BEDEBAH! KAU ANAK TERKUTUK! "

Kim Taehyung, yang terus di hakimi bahkan tak repot repot untuk melirik mereka semua yang terus menyalak padanya, sebaliknya dia berpaling ke sosok yang lain.

" Brett, bawakan aku kunci mobil tersayang ku yang dari Dubai, aku ingin pergi bersenang-senang, disini terlalu banyak polusi, ada banyak kotoran anjing berserakan."

" Baik tuan."

Pemuda yang di sebut Brett dengan cepat pergi mengambil kunci mobil, selagi menunggu, Taehyung mulai melangkah keluar ruangan tersebut, tapi siapa yang mengira bahwa sosok lain muncul dengan cepat di depannya dan bahkan memegang pundaknya kuat-kuat.

" Kim Taehyung, katakan. Apakah ini semua bagian dari balas dendam mu padaku? "

Taehyung sedikit menyeringai dengan posisi kepala mendongak angkuh pada sosok sang Kakak iparnya itu yang telah dengan paksa di tarik mundur oleh dua bodyguard Taehyung hingga membentur punggung sofa di belakangnya.

" Menurutmu bagaimana? "

"....... Kim Taehyung! "

Mata hazelnut Taehyung menyipit tajam dan berkata dengan nada suara rendah.

" Anggaplah semua yang kau pikirkan itu benar. Sedikit ku beritahu padamu, bahwa permainan baru saja di mulai. Nikmatilah hidup tenang mu saat ini sampai aku benar-benar menghancurkan mu nanti........., Jeon JungKook."




TBC

W̶I̶B̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang