Suasana malam hari di kediaman keluarga Andjalar begitu damai.
Di ruang tengah, keluarga Andjalar berkumpul bersama sambil bercerita tentang pengalaman hari itu.
Leyna — anak kedua dari Noah dan Leyvi tengah menunggu gilirannya untuk bercerita.
Sedangkan anak ketiga — Lucia, masih terlalu asyik berbagi cerita kepada ibu dan ayahnya sampai lupa dengan kakaknya yang masih menunggunya untuk segera diam.
"Hei, beri aku kesempatan bercerita juga." Leyna mulai kesal dengan adiknya itu.
"Kak, aku masih belum selesai. Bersabarlah."
Menyaksikan pertengkaran kecil itu membuat Leyvi maupun Noah merasa hangat.
Bukan pertama kalinya dua saudari itu bertengkar hanya perihal giliran bercerita. Karena itu, Noah dan Leyvi hanya diam menyaksikan perdebatan kedua putrinya.
Perdebatan kecil kedua gadis itu terhenti saat seorang pria yang tak lain adalah Leo, si anak pertama yang baru saja pulang dengan kondisi yang hampir membuat Leyvi jantungan.
"Leo, apa yang terjadi denganmu?!!!"
Leyvi histeris mendapati putranya dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Padahal lebam di wajahnya sudah mulai membaik tapi kini malah bertambah banyak.
Leo berusaha menenangkan Leyvi yang melontarkan pertanyaan berulang kali. "Ibu," panggil Leo pelan. Dan pada saat itu, seorang wanita yang bisa Leyvi tebak sebaya dengan putranya.
Hampir sama dengan Leo. Tampangnya juga dipenuhi dengan lebam, dan bahkan itu lebih parah lagi dari Leo.
***
Di ruang tengah keluarga Andjalar yang tadi di penuhi dengan perasaan damai kini berakhir dengan ketegangan. Di sana hanya ada Noah dan Leo. Leo baru selesai menjelaskan kepada ayahnya mengenai apa yang telah terjadi. Dan Noah mendukung penuh apa yang telah putranya lakukan.
[Beberapa waktu yang lalu]
Joy masuk ke apartemennya dalam keadaan waspada. Setelah empat hari yang lalu, Manuel — saudara tiri Joy kembali dari Spanyol, Joy merasa ia tidak lagi aman meski ia berada di apartemennya.
Manuel adalah pria gila. Menerobos masuk ke dalam apartemen Joy adalah hal termudah yang bisa dilakukannya
Tidak menemukan tanda-tanda adanya seseorang selain dirinya, Joy menghela napas lega. Ia kemudian berjalan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.
"Kau sudah pulang?"
Joy terperanjat kaget. Di sana ada Manuel dan tengah duduk santai di tempat tidur miliknya.
Kaki Joy seolah tertanam di ambang pintu kamar. Otaknya memberikan instruksi untuk segera lari tapi tubuhnya seolah tidak merespon hal itu. Tubuh Joy mematung bahkan sampai Manuel berada di hadapannya.
"Kau masih tidak berubah sayang. Masih cantik dan... menggoda."
Napas Joy mulai tercekat, air matanya mulai mengalir di pipinya. Tangannya terkepal kuat berusaha menyadarkan dirinya untuk segera lari dari sana tapi, itu tidak berhasil.
"Kau merindukanku, hm?"
Manuel semakin mendekat mengikis jarak di antara mereka. Meraih ujung rambut hitam Joy dan bermain-main dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Divorced, Noah
Romantik"Mari berpisah," "Mari berpisah, Noah." © 2022, Emmicavu