Noah membuka matanya dan menyadari bahwa cahaya matahari telah masuk ke ruangan melewati celah-celah jendela. Udara hangat menyentuh wajahnya dan memberikan sensasi yang baik di pagi hari. Saat ia meraba kasur, ia merasakan sensasi lembut dan nyaman yang hanya bisa ia rasakan saat bangun tidur dari kamarnya ini. Noah menghela nafas panjang, menikmati momen tersebut.
Kepalanya tiba-tiba terasa pusing ketika ia membuka matanya lebih lebar. Dunia terasa berputar-putar. Padahal baru beberapa saat yang lalu ia bisa merasakan ketenangan. Noah merasakan denyut jantungnya yang cepat dan memejamkan matanya kembali, mencoba untuk menenangkan diri dan menghilangkan sensasi mual yang sedikit mengganggu.
Dengan perlahan-lahan, ia merasa sedikit lebih baik. Noah berjanji untuk tidak akan melakukan kegilaan semacam itu lagi. Aku pasti sudah gila mabuk seperti remaja putus cinta. Ujarnya dalam hati. Noah menatap langit-langit kamar dengan mata sayu, mencoba untuk mengingat semua yang terjadi semalam.
Tak mengingat kejadian aneh apapun, Noah menghela nafas lega. Pria itu saat ingin beranjak dari tempat tidur, tanpa sengaja menangkap bercak merah di badcover miliknya. Warna yang terlihat sangat familiar di mata Noah. "Darah?" ujarnya pelan. Namun sepertinya ia tidak begitu peduli dari mana asal bercak merah itu.
Dengan perasaan kantuk yang masih menghantuinya, Noah bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi dengan langkah yang lemas. Ia merasakan sensasi dingin yang menyegarkan di wajahnya ketika melewati pintu terbuka. "Apa aku melupakan sesuatu?" ucapnya yang mencoba mengingat sesuatu yang sepertinya ia lewatkan.
Di sisi lain. Ruangan lantai bawah, yang dimana terletak kamar Leyvi berada. Wanita itu sudah terjaga sejak tadi. Saat ini, Leyvi terasa hampa dan kelelahan. Tubuhnya terasa lelah setelah semalam bergumul dalam kehangatan ranjang bersama suaminya. Kepalanya terasa berat, seolah-olah ditimpa beban yang sangat berat. Ia menatap langit kamarnya, mencoba mengingat alasan mengapa ia masih bertahan dengan Noah.
Leyvi merenung dan memikirkan bagaimana bisa berada dalam situasi seperti ini. Sebagai seorang istri yang setia, Leyvi tak pernah mengharapkan banyak dari Noah, hanya cinta dan pengertian yang tulus. Namun, semalam suaminya telah melukai hatinya dan menghancurkan harapan-harapan kecilnya.
Mereka akhirnya bercinta untuk pertama kalinya. Namun, itu jauh dari harapan Leyvi. Noah dalam keadaan mabuk dan tidak sadar dengan itu. Leyvi tau bahwa semalam adalah sesuatu yang Noah tidak inginkan terjadi. Tentu saja tidak ingin terjadi, Leyvi bahkan masih ingat jelas bagaimana saat ketika Noah mencapai klimaks, ia menyebut nama wanita lain.
Namun, di tengah segala kepahitan ini, Leyvi memikirkan bahwa mungkin ini adalah saat yang tepat untuk kembali menarik perhatian Noah dan kesempatan emas untuk membuat Noah jatuh cinta kepadanya.
Leyvi kemudian meraih ponselnya dan melihat jam di layar benda pipih itu. Pukul 12 siang. Ya Tuhan, wanita ini benar-benar kesiangan.
Beberapa saat yang lalu, Bely mengetuk kamarnya berkali-kali menanyakan apa dia baik-baik saja. Baik bagaimana?! saat ini Leyvi bahkan sulit menggerakkan kakinya untuk melangkah.
Leyvi hanya menjawabnya dari dalam kamarnya dan terus mencegah Bely untuk masuk. Tubuhnya penuh dengan jejak percintaan semalam. Bely akan meledeknya berhari-hari jika tahu tentang ini.
Hingga pukul 2 siang, Leyvi akhirnya bisa menahan sakit ditubuhnya dan berjalan meski masih kesulitan. Sebenarnya tubuhnya masih terasa sangat lelah tapi Bely terus saja datang mengetuk kamarnya. Leyvi tidak ingin gadis itu khawatir.
Dan Leyvi berjanji tidak akan mau melakukan itu lagi.
Penyiksaan. Areaku seperti mau robek rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Divorced, Noah
عاطفية"Mari berpisah," "Mari berpisah, Noah." © 2022, Emmicavu