Noah masih terlihat sabar meskipun ia sudah sangat ingin mengusir anak dihadapannya ini segera mungkin. Itu, Leo. Leo masih bertahan dengan posisinya yang saat ini berdiri di depan meja kerja Noah sambil menatap Noah dengan tajam. Leo menunggu sebuah jawaban dari Noah tapi justru diabaikan seolah Leo tidak di sana.
"Baiklah. Sampai ayah berikan jawaban untuk pertanyaan ku, aku tidak akan pergi dan jika perlu aku akan mengikuti ayah bahkan ke toilet sekalipun."
Lihatlah anak ini, mirip siapa dia sebenarnya?
Satu jam yang lalu, Leo datang ke kantor Noah dan melontarkan sebuah pertanyaan yang sama sekali tidak ingin Noah jawab. Dan pikir Noah, Leo akan menyerah beberapa menit kemudian setelah ia menolak. Siapa sangka Leo bertahan hingga satu jam berlalu.
"Tidak ada jawaban untuk pertanyaanmu. Sebaiknya kau jemput adik-adikmu, sudah waktunya mereka pulang."
Leo memutar bola matanya karena kesal, selalu saja menyuruhnya melakukan sesuatu yang menyebalkan. "Mereka bisa pulang dengan kaki mereka. Jika begitu menyayanginya kenapa tidak berikan supir pribadi saja sana!"
"Oke, aku salah. Maaf." ucap Leo yang tiba-tiba sekali setelah menerima tatapan tajam dari Noah, seolah itu akan menelannya hidup-hidup.
"Tapi aku tetap tidak akan pergi sampai ayah menjawabku. Apa ayah benar-benar melakukannya?" tanya Leo kembali dengan kening mulai berkerut. Ya, ia sudah sangat kesal.
Alasan Leo mendatangi Noah ke kantornya alih-alih bisa Leo temui dan tanyakan saat di rumah adalah, Manuel. Leo tahu Noah yang mengurus semuanya setelah itu. Tapi Leo tidak mendengar kabar apapun lagi setelahnya. Leo penasaran, sangat penasaran, bertanya-tanya, apa mungkin ayahnya mengakhiri nyawa pria sialan itu?
Meski berusaha untuk tidak memikirkannya, tetap saja itu selalu mengganggu sampai akhirnya Leo merasa ia perlu memastikannya dulu ke Noah.
Tapi Noah tetaplah Noah, ia sama keras kepalanya dengan Leo. Bertahan untuk tidak mengatakan apapun dan tidak peduli meski Leo sudah hampir meledak karena diabaikan.
"Ayolah, ayah cukup katakan Ya atau Tidak?! Astaga, aku bisa mati di usia muda."
"Jaga ucapanmu."
Pada akhirnya usaha Leo tetap gagal. Memang tidak ada yang mampu mengalahkan keras kepala Noah selain Leyvi. Leo berjalan lesu masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, kebetulan ia melihat Joy dan Leyvi tengah tertawa asik akan sesuatu. Melihat keakraban wanita-wanitanya membuatnya merasa lebih tenang setelah beberapa saat lalu pikirannya berkecamuk karena ayahnya.
"Apa yang membuat kalian begitu..., tunggu, apa itu aku?"
Bola mata Leo seolah ingin keluar dari tempatnya. Ia merinding seketika saat melihat benda mengerikan yang menyebabkan Leyvi dan Joy tertawa.
"Oh, tuan putri sudah kembali rupanya." ucap Joy menggoda Leo.
Tuan put... putri katanya?!
"Astaga, apa yang terjadi?" Sungguh kejadian yang begitu cepat. Leyvi terkejut saat album foto di pangkuannya menghilang bagaikan kilat. Dan pelakunya sudah pasti adalah Leo, putranya.
"Leo, apa yang kau lakukan? Ibu belum selesai menunjukkan semuanya ke Joy. Kembalikan sekarang, Leo."
"Kembalikan? Apa ibu bercanda? Tentu saja tidak akan aku kembalikan. Yang benar saja. Anak itu akan menggodaku habis-habisan setelah ini." gumam Leo.
"Leo?! Ya ampun, ada apa dengannya?"
Disisi lain, Joy tersenyum lebar. Menggemaskan sekali. Entah kenapa, ia mulai menantikan hal apa yang akan terjadi lagi nanti? sisi manis apalagi yang akan ia lihat dari Leo? Joy menyukai suasana hangat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Divorced, Noah
Romance"Mari berpisah," "Mari berpisah, Noah." © 2022, Emmicavu