BAB 16

10.1K 553 1
                                    

Meski seharian ini ia masih mengalami mual hebat, ia tetap tidak bisa melupakan kejadian tadi. Leyvi butuh penjelasan mengenai wanita tadi. Apa dia sungguh Maria? Pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban.

Setelah wanita itu berpamitan untuk pulang, Noah malah kembali ke kantornya. Padahal Leyvi belum sempat menanyakan siapa wanita itu.

"Jika sesuatu yang ingin kau katakan begitu penting, datanglah ke kantorku."

Apa? Mereka akan bertemu lagi tanpa sepengatahuan ku? Oh tidak sayang. Aku akan tetap berada disana jika kalian bertemu.

Leyvi tau ini mungkin akan sedikit berlebihan, hanya saja ia sungguh tidak bisa melihat suaminya berdua dengan wanita lain tanpa ada dirinya di tempat itu, memikirkannya saja membuatnya kesal.

"Apa karena kehamilanku?"

Dipandangnya langit-langit kamarnya yang penuh dengan hiasan bintang. Seperti anak kecil? Ya, Leyvi memang suka sesuatu yang lucu seperti itu. Karena impiannya saat masih kecil adalah memiliki kamar yang dipenuhi dengan bintang.

Pintu kamarnya terbuka, menandakan seseorang telah masuk tanpa permisi.

"Kau sedang apa?" tanya Leyvi terkejut, dan spontan bangun dari posisi rebahannya.

Itu Noah. Untuk pertama kalinya pria itu masuk ke dalam kamar Leyvi.

"Noah, apa yang kau lakukan ke kamarku?" tanyanya lagi karena pria itu masih diam.

"Hei kau mabuk?!"

Leyvi semakin meninggikan suaranya saat Noah tiba-tiba ikut berbaring disebelah Leyvi. Dan dengan santai menutup matanya.

"Tidurlah Abigail." katanya pelan.

"Ya! Aku memang ingin tidur, sebelum kau masuk kedalam kamarku dan—"

"Aku akan tidur. Selamat malam." sela Noah yang kemudian menutup matanya rapat.

"Hei? Noah? Aku belum selesai."

"..."

Tidak. Wanita ini tidak bodoh, ia jelas tau jika Noah ingin tidur bersama. Hanya saja,

INI TERLALU MENDADAK.

Setidaknya beri ia persiapan. Leyvi tentu sangat senang, tapi jantungnya tidak aman karena ini tetap pertama kali ia tidur berdua dengan pria yang ia cintai.

"Aku bisa gila."

***

Ini sungguh menyiksa.

Wanita itu terbangun dini hari karena rasa mualnya kembali terasa. Trimester pertama kehamilan ternyata penuh tantangan seperti ini. Setelah hanya tidur selama satu jam, ia terpaksa terjaga lagi karena mual yang tidak bisa diabaikan.

Leyvi sengaja keluar dari kamarnya dan menuntaskan rasa mualnya di luar sana, untuk menghindari mengganggu manusia kaku yang tertidur di dalam kamarnya.

"Oh astaga,"

Ia terkejut saat seseorang tiba-tiba datang dan mengusap punggungnya dengan lembut.

"Noah? Apa yang kau—" sebelum Leyvi bisa melanjutkan kalimatnya, rasa mual itu kembali melanda dengan kekuatan yang tak terbendung.

Selama tujuh menit yang panjang, Leyvi bertahan di dalam kamar mandi, berusaha mengatasi mualnya. Setiap detik terasa menyiksa. Dia berharap dengan segenap hati bahwa rasa mual ini akan segera mereda, memberinya sedikit lega dalam keadaan yang tidak nyaman ini. Punggungnya masih usap lembut oleh Noah, dan sembari ia menetralkan nafasnya.

Let's Get Divorced, NoahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang