Leyvi tengah berusaha untuk membujuk Noah yang tengah merajuk kepadanya. Ya. Pria itu merajuk akibat ia baru tahu jika Leyvi ingin kembali ke Haven Island.
Noah mencoba sekuat tenaga untuk menahan wanita itu pergi meski pada akhirnya Leyvi tetap akan pergi.
"Noah, aku tidak bisa meninggalkan semuanya disana begitu saja. Madre pasti akan sedih."
Mau bagaimana lagi? Noah sudah pasti terpaksa mengizinkan Leyvi untuk pergi namun dengan syaratnya...
"Aku harus ikut."
"Tidak." bantah Leyvi.
"Kenapa? Kau menolak pergi bersamaku dan memilih bersama bocah sialan itu?"
"Bocah sialan?" Leyvi mengernyit heran beberapa detik hingga ia akhirnya tahu siapa yang Noah maksud bocah sialan. Wanita itu lalu tersenyum menggoda.
"Eh~ apa kekasihku ini merajuk karena itu? Kau cemburu karena Raneel?"
Noah semakin menekuk wajahnya. Ia kesal karena Leyvi baru tahu alasan sebenarnya mengapa ia merajuk.
"Ayolah sayang, bukankah sudah kukatakan aku akan pergi sendiri?"
"Tapi, bocah sialan itu mengatakan dia akan pergi bersamamu." Noah mengadu seperti anak kecil di mata Leyvi.
"Kapan dia mengatakan itu?"
"Kemarin, saat kami ada pertemuan."
Leyvi berkacak pinggang. Pantas saja Noah bersikap aneh sejak kemarin.
"Jadi, kau lebih memilih percaya dengannya dari pada aku? Aku sedikit kecewa." ungkap Leyvi berpura-pura kecewa. Ia lalu beralih duduk sedikit menjauh dari Noah dan menampilkan wajah kecewanya.
Noah jadi bingung sendiri. Bagaimana mungkin bisa situasi begitu mudah terbalik? Pria itu segera mendekati Leyvi yang kini menutup wajahnya dengan bantal sofa.
"Aku bersalah karena percaya dengan omongan busuk bocah itu."
Tidak ada tanggapan apapun. Noah pun merasa gugup karena Leyvi masih diam.
"Abigail?"
"..."
"Maafkan aku Abigail. Aku benar-benar bersalah. Jangan marah."
"..."
"Baiklah, kau boleh kembali."
Perlahan Leyvi melepas bantal di wajahnya. Ia menatap Noah dengan tatapan sendu buayanya.
"Sungguh?"
Noah mengangguk.
"Terima kasih Noah." Wanita itu memeluk Noah dengan erat. Noah yang terdiam beberapa saat kini sadar jika tadi, Leyvi tengah sandiwara. Noah tersenyum. Ia membalas pelukan wanitanya yang sangat menggemaskan itu.
Beberapa hari kemudian. Sehari sebelum Leyvi kembali ke Haven Island, Leyvi menyempatkan diri untuk keluar bersama Sarah.
Seperti dulu, mereka akan berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota.
"Bagaimana sayang?" tanya Sarah sambil memperlihatkan sebuah tas mewah berwarna merah di hadapan Leyvi.
"Whoa, tas yang cantik Mom."
"Benarkah? Kau ingin?"
"Ng, sepertinya ini lebih cocok jika Mom yang menggunakannya." ujar Leyvi yang sebenarnya ia tidak begitu tertarik membeli tas.
"Sungguh?" tanya Sarah senang. Ibu Noah itu beralih menatap dirinya di cermin sembari menenteng tas mewah itu.
Sedikit lebih lama di sana, Leyvi akhirnya memutuskan untuk pamit sebentar ke toilet karena mulai bosan. Sarah terlalu asik dengan tas tas disana sampai lupa jika seharusnya ia harus terus bersama Leyvi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Divorced, Noah
Romantizm"Mari berpisah," "Mari berpisah, Noah." © 2022, Emmicavu