BAB 2

19.7K 939 4
                                    

"Selamat pagi nyonya." sapa pelayan muda itu kepada wanita cantik yang tak lain adalah Leyvi Abigail.

"Selamat pagi Bely." jawabnya bersama senyuman.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Leyvi.

"Membuat sarapan untuk Anda dan untuk saya sendiri tentunya."

"Terima kasih. Oh ya Bely, hari ini aku ingin mencoba resep baru yang aku buat. Ingin membantuku?"

"Tentu, dengan senang hati." jawab Bely dengan senang. Leyvi memiliki kecintaan membuat kue dan roti. Ah sebenarnya ia bisa membuat apapun. Dan Bely sangat senang membantu Leyvi.

Kembali mengingat, bagaimana awal Bely bisa bekerja dengan Leyvi. Saat itu Leyvi benar-benar mulai merasa jenuh terus berada dirumah besar sendirian. Noah tidak sekali dua kali meninggalkannya sendiri. Hingga ia pun sudah pasti akan merasakan kesepian.

"Aku ingin seorang teman di rumah. Bisakah kamu mempekerjakan seorang pelayan? Satu saja. Tolong." kata Leyvi kepada Noah sebelum Noah benar-benar memerintahkan seseorang untuk mencari beberapa pelayan muda untuk aku pilih sendiri. Aku sedikit cemburu saat beberapa pelayan seksi yang di datangkan. Berpikir jika Noah sengaja memilih mereka.

Hingga akhirnya aku menemukan yang cocok untuk dijadikan temanku. Senangnya, akhirnya aku tidak akan lagi merasakan kesepian di rumah besar yang kosong ini.

Bely, 4 tahun lebih muda dariku. Aku sangat menyukainya karena pembicaraan kita tidak kaku dan selalu searah. Bely ternyata sama sepertiku. Berasal dari panti asuhan. Pun tidak tahu di mana keberadaan kedua orang tuanya.

Bely tipe pelayan kurang ajar tapi aku menyukainya. Meski begitu ia sudah aku anggap seperti adikku sendiri.

"Bagaimana?" tanya Leyvi sambil memandangi Bely yang tengah mencoba roti yang mereka buat beberapa menit yang lalu dengan resep baru Leyvi.

"Ng..."

"Ini..."

"Buruk?" tanya Leyvi lagi tidak sabaran.

Tak lama kemudian, Bely melepas roti di tangannya. Berdiam beberapa saat kemudian bertepuk tangan dengan keras. "Lezat sekali!" ujarnya sedikit berteriak.

Leyvi tersenyum senang begitu mendengar perkataan Bely. "Sungguh?"

"Ya! Ini sangat lezat. Oh tuhan. Meski rupanya terlihat buruk tapi rasanya tidak terpengaruh. Saya menyukainya." lanjut Bely dan kembali meraih rotinya tadi. Mereka pun tertawa bersama.

Tiba-tiba suara batuk kecil terdengar, membuat Leyvi dan Bely yang ada di dapur menatap kearah sumber suara. Suara itu milik Bonip – supir Noah.

Seketika suasana menjadi tegang. Atmosfer disekitar tiba-tiba saja menjadi dingin. Tentu saja menjadi dingin. Ada manusia dingin berdiri didepan sana. Sudah pasti hawa di sekitar pun ikut berubah.

Tentu saja manusia dingin itu bukan Bonip. Tapi...

"Noah?"

Noah kembali. Setelah 7 bulan tidak ada kabar, akhirnya ia kembali. Pria itu di sana. Berdiri dan menatap istirnya dengan tatapan yang siapapun melihat pasti sulit mengartikannya.

Noah pergi keluar negeri selama 7 bulan. Leyvi tidak begitu tahu tentang pekerjaan suaminya. Tapi, dari yang ia dengar dari ibu Noah, perusahaan keluarga Andjalar yang berada di sana memiliki masalah yang sepertinya cukup serius. Membuat Noah harus pergi dan menetap disana beberapa bulan.

Dan ia kembali. Leyvi tidak bisa menahan rasa bahagianya. Senyum manisnya pun sejak tadi terukir indah di wajah mungilnya. "Selamat datang Noah."

Noah tidak menjawab. Pria itu hanya mengerutkan keningnya sebentar kemudian berbalik meninggalkan area dapur.

Let's Get Divorced, NoahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang