BAB 10

13.9K 692 8
                                    

"Sungguh? Kau yakin?" tanya Leyvi, memastikan bahwa telinganya masih berfungsi dengan baik.

Noah mengangguk sebagai jawaban. Jujur, ia sangat lelah. Dibandingkan mendengar ocehan Sarah, Noah lebih memilih untuk menyetujui keinginan Leyvi untuk berlibur saja.

Hanya 3 hari, ucap Noah dalam hati, berusaha menahan diri.

Tiba-tiba, Leyvi mencium Noah di pipi, membuat pria itu terkejut. Leyvi berperilaku seolah-olah ini adalah hal yang biasa ia lakukan.

"Terima kasih, sayang. Aku akan pulang sekarang. Jangan lupa makan siangmu. Sampai jumpa." ucap Leyvi dengan setengah girang setelah mencium Noah.

"Aku bisa gila," ucap Noah pelan.

Suara pintu yang terbuka terdengar saat Jake masuk, dan Noah bisa melihat ekspresi temannya yang seolah-olah menahan tawa.

"Ada apa?" tanya Noah.

"Hei bung. Istrimu terlihat sangat bahagia," kata Jake.

Noah tidak membalas, membuat Jake semakin menahan diri untuk tidak tertawa. "Apakah kalian baru saja melakukan sesuatu yang luar biasa? Seperti berciuman?" tanya Jake dengan nada bercanda yang terdengar menyebalkan di telinga Noah.

Noah tidak lagi menjawab, membuat Jake akhirnya tertawa. "Ya ampun, itu sangat lucu," ucapnya sambil menghapus air mata karena tertawa.

"Sudah berhenti tertawa?"

Jake menggeleng dan kembali tertawa terbahak-bahak. Melihat Noah seperti ini entah mengapa sangat menyenangkan untuk Jake.

Tiba-tiba saja Noah semakin merasa lelah. Baik Leyvi maupun Jake, keduanya sama-sama membuatnya sakit kepala. Belum lagi dengan ibunya.

Tuhan!

***

"Noah, kemari lah," Leyvi melambaikan tangannya, memanggil Noah mendekat.

Wanita itu memilih berlibur ke pantai.

Leyvi tiba-tiba berteriak keras, seolah dengan melakukan itu bebannya berkurang. Saat merasa puas, ia lalu berkata, "Noah, berteriaklah juga." Noah mendelik tidak suka. Seolah ia baru saja mendengar sesuatu hal konyol.

"Jangan bodoh." tolaknya langsung.

Leyvi tertawa melihat ekspresi Noah. Entah mengapa, itu sudah menjadi kesenangannya. Wanita itu lalu berlari ke sana kemari, menarik tangan Noah untuk ikut berlari bersamanya. Sepanjang hari, Noah menunjukkan wajah tidak senangnya dan Leyvi sepertinya tidak peduli.

Noah bukan tidak tegas lagi dalam menolak Leyvi. Tetapi, Leyvi lebih berani melawannya. Leyvi terus mengancamnya, bahwa akan mengatakan kepada Sarah jika dirinya memperlakukan Leyvi dengan buruk. Tentu saja Noah tidak ingin hal itu terjadi.

Sampai Leyvi benar-benar merasa lelah berlari, wanita itu duduk di bibir pantai sambil menatap matahari yang akan terbenam. Noah pun akhirnya ikut duduk di samping istrinya, pasrah.

"Wah, indahnya," ini pertama kalinya Leyvi melihat matahari terbenam. Ia menyukainya, pemandangan ini sangat memukau. Lebih menyukai lagi saat pria yang dicintainya berada di sampingnya.

Keindahan yang terpancar ini membuat Leyvi berpikir, seolah-olah alam tengah memberikan sambutan hangat kepada kedatangan mereka.

"Sempurna," bisiknya pelan, yang tidak terdengar oleh Noah.

Alih-alih melihat matahari terbenam, Noah tampaknya lebih tertarik dengan seseorang di sampingnya. Hembusan angin menyapu rambut Leyvi dengan lembut sambil mengusik keindahan matahari yang merambat melintasi langit, menciptakan guratan warna-warni yang memukau.

Let's Get Divorced, NoahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang