Sejak kapan Noah menjadi seperti ini? Itu yang selalu menjadi pertanyaan orang-orang. Tidak terawat, gila bekerja, Noah bahkan hampir tidak pernah kembali ke rumahnya. Pria itu menetap dikantornya.
Jake juga bahkan hampir tidak mengenali wajah sahabatnya lagi.
Untuk berbicara dan bertemu dengannya pun sangat sulit.
Ingat kejadian dua bulan yang lalu, saat seorang karyawan wanita masuk ke ruangan Noah untuk mendapatkan tanda tangan pria itu. Tapi hari sial tidak ada yang tau. Tiba-tiba, karyawan itu dipecat karena Noah benci jika ada wanita lain yang masuk ke ruangannya. Hanya ibunya dan dia yang Noah izinkan.
Sejak itu, tidak ada satupun karyawan wanita yang berani masuk keruangan Noah. Jika benar-benar penting, Jake atau karyawan pria lainnya yang akan membantu.
Jake juga tidak lagi berbicara banyak dengan Noah. Noah hanya akan diam tidak peduli jika Jake melontarkan lelucon.
Ia hanya hanya merespon jika mengenai pekerjaan.
Jake mengetuk pintu dengan pelan lalu membukanya, "Sir, rapat tim bisnis luar negeri sudah siap." Noah tidak melirik sama sekali. Namun pria itu tetap beranjak dari kursi kerjanya.
Jake seperti tidak lagi bekerja dengan Noah. Pria yang berjalan disampingnya sekarang bukan Noah yang ia kenal.
Sebenarnya Jake tahu, sangat tahu penyebab Noah menjadi seperti ini.
Hanya seseorang yang mampu membuat Noah kembali seperti dulu.
Tapi, saat ini, itu adalah hal yang paling mustahil terjadi. Jake sendiri melihat jika tak ada harapan apapun untuk seseorang itu kembali.
***
Noah memutuskan untuk kembali ke rumahnya hari ini. Entah berapa waktu lama ia kembali lagi ke rumahnya ini.
Meski begitu, Noah membayar seseorang untuk membersihkan rumahnya setiap hari.
Tanpa melepas setelan kerjanya, Noah merebahkan tubuhnya lalu meringkuk di tempat tidur.
Tempat tidur yang pernah ia gunakan dengan seseorang. Kini, hampa tempat tidur itu.
Aroma lemon yang selalu melekat dulu tak tercium lagi.
Ruangan tempat tidur itu pun masih terlihat sama. Noah tidak membiarkan satu pun benda disana berpindah. Posisinya masih tetap sama seperti 2 tahun yang lalu.
Aku merindukanmu.
Aku merindukanmu.
Aku merindukanmu.
Noah mampu mengucapkan merindukannya ratusan kali dalam sehari. Tak sedikit pun rasa bosan melakukannya. Karena sungguh, ia sangat merindukan sosok wanita itu.
Sama seperti malam-malam yang lalu, pria itu kembali meneteskan air mata.
Suara tangisan pilu keluar dari mulutnya, menangis karena merindukannya.
Rasa rindu itu seolah ingin membunuhnya perlahan.
"Abigail,"
2 tahun telah berlalu sejak hari mengerikan terjadi. Hari dimana ia melihat istrinya terbaring tak berdaya di rumah sakit.
Dan 2 tahun berakhir sejak ia ditinggal pergi.
"Aku merindukanmu."
***
"Hale, ayo cepat!"
Gadis kecil itu memanggilnya dengan riang, sambil melambaikan tangannya yang mungil, ia berlari di tepi pantai dengan langkah kecilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Divorced, Noah
Romance"Mari berpisah," "Mari berpisah, Noah." © 2022, Emmicavu