Bagian hidup yang bahagia adalah, merasakan kebebasan yang amat.
-Serayu.••• HAPPY READING •••
Hari indah dengan hembusan angin bagi menyapu wajah Ratih yang baru saja membuka jendela kamarnya. Gadis itu tersenyum menikmati sejuknya hembusan angin.
Wajahnya berseri karena baru saja selesai mandi, hari ini ia akan pergi ke taman bunga. Karena rumah nenek dan kakek berada di atas perbukitan, ia akan pergi dengan naik sepeda agar cepat, lantaran jarak taman bunga tempat dirinya bermain cukup jauh. Berada di bawah, daratan rendah.
Ratih membenarkan letak hijabnya, dia memakai baju putih dengan rok panjang berwarna pink, begitupun hijabnya yang berwarna pink. Memakai sandal bermotif imut berwarna putih, dan kaos kaki berwarna hitam, terlihat sangat cantik sekali Ratih hari ini.
Dia keluar dari kamarnya untuk berpamitan kepada kakek dan nenek.
"Kakek, nenek, Ratih izin dulu."
Kakek dan nenek menoleh pada Ratih secara bersamaan, "kau ingin pergi kemana?" Tanya nenek.
"Aku ingin pergi ke taman bunga."
"Ya sudah, Dzuhur harus segera pulang."
"Baik kakek."
Ratih menyalimi tangan kakek dan nenek setelah mendapatkan izin dari mereka. Ratih berjalan keluar dari rumah, dia mendorong sepeda nya yang terparkir di halaman rumah.
Ratih naik ke atas sepedanya, lalu mengayuhnya hingga datang ke tujuan.
Di perjalanan, Ratih sesekali tersenyum saat warga menyapanya. Dengan mengayuh sepedanya, Ratih bersenandung ria.
••••••
"Kalian datang?" Sambut nenek kala melihat anak pertamanya datang dengan istri dan cucunya.
Mereka hanya tersenyum hangat pada kedua orang tua itu.
"Mari masuk, opa di dalam."
Mereka bertiga mengangguk, lalu mengikuti nenek Zena yang berjalan kedalam.
Setibanya, mereka semua duduk di ruang keluarga. "Apa kabar, Rizhard."
"Aku baik," jawab Rizhard, menyalimi tangan ayahnya, kakek Gelan.
"Syukurlah, sudah 7 tahun kau tidak berkunjung kesini."
"Meski tidak berkunjung kesini, aku sering liburan bersamamu di luar," kakek tertawa mendengar jawaban dari anak pertamanya itu, dia hampir lupa jika baru kemarin mereka pergi liburan.
"Apa ini Leo?" Tanya nenek, dia mengusap kepala sang cucu dengan lembut, "dia sudah besar."
Leo hanya tersenyum pada nenek, "terimakasih Oma," sungguh Leo tidak tau harus menjawab apa, pasalnya dia sudah lama tidak kesini. Jadi terasa cukup canggung.
"Kau tak rindu dengan Oma?"
"Rindu Oma," Leo memeluk nenek Zena yang berada di samping nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serayu | Berlanjut
EspiritualSegudang luka yang di alami seorang gadis berusia 18 tahun. Saat nenek dan kakek yang mengurus nya sejak lima tahun lalu ketika orang tuanya pergi untuk selamanya, membicarakan keinginannya untuk menjodohkan ia dengan cucu sang nenek, di sanalah pen...