CHAPTER 07

5.1K 412 25
                                    

"tuan."

Ratih- gadis itu menghampiri Leonard ketika pria itu membuka matanya.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya nya, namun Leonard hanya diam.

"Arhh.."

"Kepala anda sakit?" Leonard tidak menjawab kembali ucapan Ratih, "tidurkan lagi, biar saya siapkan makanan untuk anda."

Ratih keluar dengan terburu-buru, sedangkan Leonard hanya bisa melihatnya dengan tubuh terbaring lemah.

Di luar, Ratih baru saja sampai di lantai dasar. Saat ingin bergegas menuju dapur, gadis itu di kagetkan dengan wanita paruh baya berparas cantik. Dengan cepat, ia menuju wanita itu.

Sesampainya disana Ratih tersenyum lalu menyalimi tangan mertuanya. Namun wanita itu malah menjauhkan tangannya.

Ratih menarik kembali tangannya, gadis itu tersenyum kecut. Namun setelahnya senyum indah andalannya terpapar dengan sangat manis.

"M-mom.."

"Aku bukan mommy mu."

"Maaf nyonya," Ratih menunduk.

Wanita yang sedang duduk di atas sofa itu menyilangkan kakinya, "kudengar, anak ku sakit. Apa itu benar?" Tanya Isabelle, Ratih pun mengangguk.

"Benar nyonya."

Wanita itu tersenyum smrik, "tidak becus," katanya, lalu berdiri. Melangkahkan kakinya ke arah lift untuk menuju lantai tiga.

Sebelum wanita itu benar-benar masuk kedalam lift, Ratih berucap, "maafkan saya, nyonya."

Setelah benar-benar pergi, Ratih kembali menjalankan tujuannya untuk membuat makanan.

Dia kembali melangkahkan kakinya kearah dapur. Sesampainya disana, ternyata tidak ada siapa-siapa, mungkin semuanya sudah selesai. Saat melihat meja makan pun, makanan untuk sarapan sudah siap. Namun tidak, Leonard tidak boleh makan makanan itu, pria itu harus sarapan dengan bubur untuk pagi ini.

Ratih mengambil beras lalu mencucinya, tidak banyak hanya untuk satu kali makan saja. Setelah selesai, Ratih memotong-motong sayuran untuk campuran nya.

•••••••

Ceklek.

Pintu kamar Leonard terbuka kala Isabelle membukanya. Yang ia lihat setelah pintu itu terbuka, Leonard sedang terbaring dengan wajah pucat.

"Anakku," ucapnya, sambil berlari kecil menghampiri kasur, "kau kenapa?" Tanya Isabelle.

Dengan sangat perlahan, karena Leonard tidak tidur. Dia membuka matanya dan menatap sang kekasih mereka mommy dengan senyum.

"Aku baik-baik saja."

"Apa kau sakit karena gadis kampung itu?" Tanya Isabelle, sungguh dia tidak pernah melihat Leonard sakit sampai terbaring seperti ini.

Leonard menggeleng, "tidak, aku hanya masuk angin saja."

"Kenapa tidak memberitahu mommy jika kau sakit?"

Leonard menyentuh tangan mommy, mengusap tangan itu agar Isabelle tenang.

"Aku baik-baik saja, mom. Tenanglah."

Isabelle menggeleng, "bagaimana mommy tidak khawatir? Mommy baru saja pulang dari rumah Oma dan langsung mendapat kabar bahwa kau sakit."

Serayu | Berlanjut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang