CHAPTER 29

1.6K 159 15
                                    

Tandai typo
••••••

Leonard langsung melangkah kakinya kearah halaman mansion ketika salah satu maid bilang bahwa istrinya sedang bersantai di halaman belakang.

Masih dengan pakaian kerjanya Leonard menubruk tubuh Ratih yang sedang duduk seraya makan sof yang masih mengepul. Untung saja tadi Ratih sudah meletakkannya pada meja saat melihat Leonard berjalan kearahnya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Ratih saat telinganya mendengar helaan nafas. Tidak ada jawaban dari Leonard, Ratih pun mengusap Surai hitam Leonard yang pekat dan masih terlihat fresh. "Kerjaan mu banyak?"

"Hmm." Gumam Leonard.

Ratih menghela nafasnya, "kenapa tidak menggantikan pakaian lebih dulu?"

"Kau tidak menyambut ku." Ucap Leonard melepaskan pelukannya. Bibir pria itu mengerucut lucu membuat Ratih menarik bibir itu gemas, "jangan di tarik, aku tidak suka." Gerutunya kesal.

"Lalu sukanya bagaimana? Kau menggemaskan bayi besar."

"Cium."

Ratih menggeleng seraya tersenyum, wanita itu berdiri dari duduknya. "Jangan aneh-aneh, masih sore. Bersihkan tubuhmu, mas."

"Jadi nanti malam boleh aneh-aneh?" Kekeh Leonard, membuat Ratih menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya pikiran mu tertunda di kantor. Ayo." Ratih menarik tangan Leonard menuju pintu masuk.

Sesampainya di kamar Ratih langsung menaruh jas dan kemeja Leonard ke keranjang cucian setelah itu mengambil baju santai untuk Leonard. Biasa nya malam-malam dengan suasana hujan seperti itu Leonard lebih suka memakai celana berbahan hangat dan baju kaos tipis yang sedikit menerawang. Awalnya Ratih aneh dengan baju-baju Leonard saat melihat lemari yang tak pernah ia buku dulu, banyak sekali kaos tipis, Ratih kira itu untuk di pakai di siang hari, ternyata suaminya itu lebih suka memakai kaos tipis pada saat tidur daripada memakai piyama.

Lima belas menit berlalu Leonard akhirnya keluar dari kamar mandi dengan celana pendek yang menutupi bagian tubuhnya. Pria itu mengambil baju yang sudah di siapkan sang istri.

"Kay terlihat bahagia sekali." Ucap Ratih saat melihat postingan Instagram kakak iparnya.

Sudah satu Minggu Kay ikut bersama Anggeline untuk liburan. Cukup lama katanya, bisa jadi satu bulan mereka di Amerika. Awalnya Leonard tidak setuju namun dengan bujukan Ratih atas permintaan Kay dan Anggeline akhirnya Leonard menyetujuinya.

"Ck, jangan bahas itu, aku sedih jika mengingat nya."

"Dia kan liburan bersama perempuan yang sudah ia anggap ibu, mas." Terang Ratih.

"Aku tau, tapi baru beberapa bulan Kay tinggal disini tapi kau malam meminta mu untuk memberi izin, padahal aku sudah merencanakan liburan." Keluh Leonard, pria itu menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan kepala yang berada di paha sang istri.

Ratih memegang tangan Leonard yang dingin karena baru saja selesai mandi. Perempuan itu menautkan dengan tangannya.

"Maafkan aku."

"Sudahlah." Leonard menghadapkan wajahnya pada perut Ratih, ia mencium nya tiga kali. "Sayang."

"Ya?"

Serayu | Berlanjut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang