Tandai typo
Ragu, satu kata yang menggambarkan perasaan Ratih saat ini. Jujur saja, ia mencintai suaminya, tapi dia juga kecewa dan sulit untuk menerima dengan lapang dada. Ratih bisa menjalankan perannya disini, dan Ratih juga tidak seenaknya pergi dari sana hanya karena sebuah kecewa.
Lima hari setelah surat itu ia baca dan simpan, lima hari pula Leonard tidak ada di mansion karena katanya pergi ke negeri kincir angin karena pekerjaan. Sampai lupa berpamitan bahkan bicara sebentar dengan dirinya.
Jika diingat-ingat perjuangan sampai detik ini sangatlah berat. Dan perjuangan nya dulu untuk membuat Leonard jatuh cinta akhirnya bisa juga. Tapi, disaat ia sudah berhasil malah ia sendiri yang membuat ini berantakan.
"Tuan, aku sudah memaafkan segalanya tapi perasaan ku masih sakit."
Sebenarnya keputusan itu hanya ada di Ratih, memperbaiki hubungannya dengan Leonard, atau menyelesaikan semuanya tanpa ada ikatan.
Dalam diam, Ratih menangis. Meski matanya tak mengeluarkan satu butirpun air mata, tapi dalam hati ia menangis.
"Bibi."
Kay, bocah itu menggampangkan Ratih, memeluk perempuan berhijab coklat itu. Ia menangis.
"Hey, kenapa menangis?" Tanya Ratih ia mengangkat tubuh Kay agar duduk di pangkuannya.
"Sakit." Ucap bocah laki-laki itu seraya memperlihatkan tangannya yang terluka.
Ratih terkejut, perempuan itu langsung menarik tangan Kay. "Diam disini, bibi akan mengambilkan obat."
Kay mengangguk, bocah itu duduk diatas ranjang. Menunggu Ratih yang mengambil kotak p3k.
"Kenapa bisa terluka?" Ratih yang baru saja datang dari luar kamar langsung melontarkan pertanyaan.
"Jatuh."
Ratih menghela nafasnya. Membersihkan darah yang ada di tangan Kay lalu memberikan obat dan perban.
"Lain kali hati-hati, Kau bisa terluka lebih dari ini."
Kay hanya diam, anak itu meringis sesekali merasakannya perihnya saat Ratih membersihkan lukanya dengan kapas.
"Maaf." Ucapnya.
Ratih mengangguk, ia mengusap kepala Kay dengan penuh kasih sayang. Dari awal bertemu dengan Kay Ratih sudah jatuh hati dengan bocah ini. Melihat kau secara deket dan memperhatikan lebih detail, ternyata wajah bocah itu mirip sekali dengan Leonard, hanya perbedaan rambut merah saja karena rambut Kay sedikit ikal.
Ngomong-ngomong tentang Leonard laki-laki itu benar-benar dengan ucapannya. Sudah lima hari Leonard menghilang dari pandangannya. Tapi kata salah satu maid tadi malam Leonard pulang hanya saja pria itu langsung kembali pergi. Jadi rindu. Eh?
•••••••
Kali ini Ratih sudah memutuskan apa yang akan ia ambil. Sekarang perempuan itu sedang berada di halaman belakang mansion. Memetik bunga untuk hiasan.
Ratih tersenyum tipis seraya menghela nafasnya. Sudah lama ia tidak setenang ini, karena akhir-akhir ini banyak pikiran yang membuatnya lelah.
Ada satu hal yang membuat hatinya sedih padahal semuanya telah ia putuskan akan seperti apa, akan tetapi sudah sepuluh hari Leonard tak kunjung kembali. Setelah lima hari berlalu saat ia dengar Leonard sempat pulang, sejak saat itu ia tak lagi mendengar kabar dimana pria itu. Ingin menghubungi nya tapi Ratih malu, dan Ratih juga takut Leonard terganggu olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serayu | Berlanjut
SpiritualSegudang luka yang di alami seorang gadis berusia 18 tahun. Saat nenek dan kakek yang mengurus nya sejak lima tahun lalu ketika orang tuanya pergi untuk selamanya, membicarakan keinginannya untuk menjodohkan ia dengan cucu sang nenek, di sanalah pen...