Pagi hari sekitar jam 5 kurang. Ratih terbangun kala mendengar adzan berkumandang. Ratih turun dari kasur untuk menuju kamar mandi. Namun, sebelum benar-benar ke kamar mandi, Ratih mengecek handphone terlebih dahulu.
Ratih membuka aplikasi berwarna hijau kala melihat ada pesan yang di kirim mommy nya Kay.
Ratih tersenyum kala melihat pesan ini. Dia senang karena Kay akan lebih lama disini. Dengan pagi yang cukup tenang ini, Ratih pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah wudhu, dan bahkan selesai sudah melaksanakan shalat subuh. Ratih melirik ranjang -yang ternyata Kay sedang mantapnya di atas kasur.
Ratih terkekeh, "sudah bangun."
Kay mengangguk, "bibi.."
"Hm?"
Ratih beranjak dari atas sejadah. Masih dengan memakai mukena, Ratih menghampiri Kay, dan duduk di samping bocah itu.
"Kay lapal," ucap bocah itu yang langsung membuat Ratih terkekeh.
Ratih mencubit hidung Kay gemas, "pagi-pagi seperti ini, ingin sarapan apa hm?"
"Bubul ayam bibi.."
"Ya sudah Kay mandi dulu, nanti kita beli bubur ayamnya."
"Jalan bibi?"
Ratih mengangguk, "ya, Kay tidak apa-apa kan?"
"Ya!" Seru bocah itu, turun dari ranjang dan langsung mengambil handuk. Pintar sekali, puji Ratih dalam hati.
Ratih membereskan kembali alat shalat ketempat semula. Setelahnya, ia masuk ke kamar mandi menyusul Kay.
••••••
Sekitar jam 7 pagi, Leonard terbangun kala mendengar pintu kamarnya di ketuk. Leonard bangkit dari tidurnya, turun dari ranjang sambil mengucek matanya agar memperjelas pengelihatan.
Ceklek.
"Tuan."
"Ada apa Troy," jawab Leonard dengan wajah bantal.
Troy hanya menggeleng kecil melihat tingkah tuannya. Bagaimana tidak? Leonard berdiri di ambang pintu dengan boxer saja?
"Tuan Kay dan nyonya tidak ada di mansion."
"Apa?" Leonard membelakan matanya, "Kay ada disini?"
"Ya, nona Anggelina menitipkan tuan muda Kay disini. Tadi malam saat saya menyuruh nyonya pindah, saya juga yang membawa tuan muda Kay yang sedang tertidur ke kamar tamu bawah."
Leonard mengacak rambutnya frustasi, "ck kenapa kau tidak memberi tahuku?!"
"Maaf saya tuan, saya tidak ingin menganggu anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serayu | Berlanjut
EspiritualSegudang luka yang di alami seorang gadis berusia 18 tahun. Saat nenek dan kakek yang mengurus nya sejak lima tahun lalu ketika orang tuanya pergi untuk selamanya, membicarakan keinginannya untuk menjodohkan ia dengan cucu sang nenek, di sanalah pen...