Jangan jadi sider!
***
Pernikahan Sekar dan Haidan adalah jalan yang mempertemukan Geby dan Renjana. Semula, Renjana tak banyak menaruh atensi pada sahabat dari adik iparnya itu, sebab Geby sungguh berisik dan terlalu banyak tingkah, berbanding terbalik dengan dirinya yang mencintai kesenyapan. Namun, obrolan di satu sore ketika Renjana mengunjungi rumah Haidan dan kebetulan Geby ada di sana, membuat cara pandang Renjana pada Geby berubah total. Waktu itu, berawal dari Geby menanyakan pekerjaan Renjana dan tahu-tahu topik tersebut membawa mereka pada bahasan cukup serius. Kalimat ini yang bikin Renjana tahu kalau berisiknya Geby hanyalah topeng belaka, "Emang kelihatan kayak social butterfly, tapi sebenarnya enggak kayak gitu. Gue ini homebody dan kalem banget aslinya."
"Bohong banget," sangkal Renjana yang merasa janggal dengan pengakuan Geby. "Lo itu hawanya kayak sanguinis; si famous yang temennya di sana-sini. Rame banget anaknya, gak bisa diem."
Geby tergelak. "Gue tuh beneran gak betah lama-lama di keramaian, Ren. That's why gue pilih kerjaan yang bisa dikerjain tanpa harus bersinggungan langsung sama orang-orang. Gue cuma berisik di depan temen yang deket aja."
"Tapi kita gak deket."
"Emang enggak, tapi lo nge-treat Sekar dengan baik. Dan itu cukup untuk jadi alasan kenapa gue enjoy depan lo, Ren."
"Alasannya agak aneh."
"Segala tentang gue emang aneh, sih."
Sore itu, Renjana cuma merespons dengan kekehan. Ia setuju kalau Geby aneh. Pasalnya perempuan itu sangat mencerminkan seorang Sanguinis, tetapi Sekar bilang Geby adalah seorang Plegmatis. Dilihat dari sikap, Geby kelewat ceria bahkan di depan Renjana yang notabene asing, hanya saja begitu tahu bahwa Sekar adalah satu-satunya kawan dekat Geby, ditambah Geby jarang keluar apartemen untuk bersosialisasi, maka goyahlah dugaan Renjana perihal tipe kepribadian perempuan itu. Renjana menemukan Geby sebagai sosok unik, mana selera humor mereka akur pula, jadilah ia betah berkawan dengannya.
Untuk sekarang betah sebagai kawan, tetapi Renjana punya intensi lain dalam mendekati Geby. Sebelum mengungkapkan ketertarikan, ia harus mencaritahu dulu sosok Geby yang apa adanya. Maka demi mengenal lebih jauh perempuan itu, Renjana mengundang Geby main ke apartemennya, mempersilakan Geby memasuki studio lukis yang mana tak pernah satu pun orang diizinkannya.
Renjana membuka pintu apartemen, tersenyum simpul kala menemukan Geby nyengir lebar dalam balutan outfit kasual; crop top abu dipadukan loose pants hitam. Rambutnya diikat messy bun. Perempuan itu tampak menggemaskan. "Cute banget hari ini."
"Gue?" Geby mengedip lambat.
Renjana terkekeh. "Siapa lagi?"
"Dih!" Geby tertawa sambil meninju pelan perut Renjana. "Gue kayaknya hopeless romantic deh, Ren. Kelamaan semedi di apartemen sampe jadi jomlo karatan. Masa dibilang cute doang udah mikirin konsep nikahan mau indoor apa outdoor." Perempuan itu tergelak keras lantaran pengakuannya ditanggapi dengkusan oleh Renjana.
"Gapapa," kata Renjana, tangannya kelewat ringan menepuk puncak kepala Geby. "Gue tanggung jawab kalau lo baper." Setelahnya ia ajak si perempuan yang sedang mencibir itu untuk masuk, mengarahkannya ke pintu studio dan mempersilakan Geby membukanya sementara Renjana ke dapur dulu mengambil air minum.
Pegangan pintu ditarik pelan, begitu terbuka, bau kanvas dan cat langsung menyapa penciuman Geby. Wah, rapi sekali. Seisi apartemen Renjana ditata dengan baik. Cat putih membungkus seluruh dinding, pun ragam furniture yang menghiasi sudut-sudut ruangan, terdiri dari warna-warna monokrom. Suasana hunian katanya merupakan cerminan sifat si penghuni, Geby agak setuju. Berada di sini membuatnya tenang, sama seperti ketika bersama Renjana yang kalem, bikin nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Love Me Only
Fanfic"Rasa cinta gue, kepercayaan dan harapan gue, semuanya udah hancur di tangan lo. Gue rasa gue enggak akan bisa memulai kisah baru dengan orang lain. Sekar, gue mau sama lo aja. Gapapa bikin sakit juga. I'll let it hurt, until it can't hurt me anymor...