19. Love You

2.6K 398 78
                                    

Jangan jadi silent reader!

***

Akad dilaksanakan jam tujuh pagi, dihadiri segelintir orang—keluarga inti, dan pada jam sepuluh ini Sekar sudah mondar-mandir di kediaman Buk Arini. Johan tadi datang sebagai wali, tetapi Wilona dan Renata luput menghadiri acara. Semua orang memaklumi absennya dua wanita tersebut, lebih-lebih Haidan, ia lega Wilona tak ada lantaran sudah pasti hanya luka yang bakal perempuan itu tuai semisal menyaksikan dirinya mengucap ijab untuk mengikat Sekar.

Menghadap kulkas yang pintunya terbuka, Haidan terpekur. Semula ia berniat mengambil minuman untuk Renjana yang tengah bercengkerama dengan Sekar di ruang tamu, tetapi begitu sampai dapur dan ditampar hawa sejuk yang berembus dari lemari pendingin tersebut, kalut semalam mendadak jatuh lagi ke benak Haidan.

Kemarin Haidan sempat menjenguk Wilona, terlihat jelas kesedihan di mata perempuan itu. Haidan kira Wilona cukup pandai menikam rasa cinta, tetapi ternyata tidak, sebab siapa sangka kedatangannya justru membuat Wilona mengatakan yang tidak-tidak. "Aku maafin kamu, tapi jangan tinggalin aku. Kamu ngerasa bersalah kan, Kak? Kalau gitu tebus dengan enggak ninggalin aku. Gapapa kamu nikah sama Mbak Sekar, tapi hubungan kita jangan selesai. Aku beneran gak bisa kalau gak sama kamu, Kak." Haidan tidak pernah membayangkan seseorang seperti Wilona akan berkata demikian.

Wilona yang baik hati menjadi gelap mata karena dilukai. Kemarin Haidan meninggalkan perempuan itu tanpa jawaban, sebab pintanya mustahil ia wujudkan. Kendatipun iya Haidan merasa bersalah, tetapi tawaran Wilona bukanlah jalan benar untuk menebusnya. Haidan masih cukup waras dengan tidak menambah rumit permasalahan. Cukup sekali Haidan menduakan perempuan, untuk Sekar tidak akan Haidan ulangi kesalahan.

"Pantes lama, orang yang disuruh ngambil minumnya malah cosplay patung." Geby melenggang masuk ke dapur sembari mengunyah cookies. Ia dapat mandat dari Renjana untuk menyusul Haidan yang sebelumnya diamanahi tugas mengambil minum.

Si lelaki yang berdiri di depan kulkas spontan tersadar dari lamunannya. Sambil terkekeh pelan ia gapai satu botol besar air mineral dan bergegas pergi ke ruang tamu. Namun, sebelum kaki Haidan berhasil menapak di ambang pintu, Geby telah lebih dulu meminta waktunya untuk mengobrol sebentar. Haidan dengan senang hati mengiyakan, mendekat ke meja makan dan duduk di kursi sebelah Geby. Kepada sahabat dari istrinya ini, Haidan menaruh resfect tinggi-tinggi, tahu betul bahwa bahu Geby adalah satu-satunya tempat Sekar bersandar.

Geby diam sejenak demi menyesap segelas air yang Haidan suguhkan, lantas ia bawa tatapannya ke wajah Haidan, mengunci sorot teduh di mata lelaki itu. Geby mengangguk singkat sebelum kembali melarikan pandang pada gelas yang tepiannya sedang ia usap-usap. "Gue titip Sekar ya, Haidan. She is so preciouss to me. Half of my life. My friend, my sister, my enemy ... and my home." Dua Sudut bibir Geby tertarik tipis, menyirat kenelangsaan yang samar-samar dibayangi kelegaan.

Dengan tatapan terpaku pada jari yang bertaut di atas meja, Haidan meresponsnya lewat anggukan.

"Sekar itu enggak jago nunjukin emosi. Dia lebih suka pendam apa pun sendirian karena enggak mau bikin orang-orang yang dia sayang terbebani. Sekar tangguh, tapi setiap manusia pasti punya sisi rapuh, dan gue harap sisi rapuh dia bersedia lo rengkuh. Tolong jaga temen gue dengan benar, I beg you. Dia kalau lagi kumat tololnya suka nyakitin diri sendiri, Haidan. Gue biasanya bakal tabok kepala Sekar kalau dia kepergok gambar di pergelangan tangan. Tapi nanti, lo jangan gitu. Misal lo nemuin dia kalut dan bertingkah tolol, peluk aja, jangan ditabok. Cukup peluk dia dan bisikin kalau semuanya bakal baik-baik aja." Di hadapan Sekar, Geby mungkin tampak pecicilan dan ceplas-ceplos, tetapi Demi Tuhan, ia menyayangi Sekar lebih dari diri sendiri. Ia peduli pada Sekar lebih dari dia memedulikan siapa pun di dunia ini. "Sekar gue jangan disakitin, ya?"

[✓] Love Me OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang