22. I Got Your Back

2.4K 390 89
                                    

Jangan jadi silent reader!
Tolong banget.

***

Pernikahan ternyata membawa banyak perubahan di hidup Sekar. Hari Minggu yang biasa ia habiskan dengan bergelung di bawah selimut seharian kini tidak lagi demikian. Sekar soalnya punya suami yang asik, yang antusias mengajak Sekar ke sana-sini, menjauhkan Sekar dari suasana bosan. Seperti di jam tujuh pagi ini, perempuan itu sudah nongkrong di depan gerobak bubur ayam, mengantre untuk memesan. Ia dan Haidan duduk di kursi plastik yang disediakan sambil membahas banyak hal, gelak tawa keduanya sesekali terdengar, menyaru dalam bising deru kendaraan di jalanan beserta riuh rendah suara orang-orang.

Sampai kemudian obrolan mereka terinterupsi oleh kedatangan seorang lelaki. Sekar kaget bukan kepalang menyaksikan Haidan dan orang itu berinteraksi lantaran logat dan bahasa Sunda Haidan langsung muncul ke permukaan. Setelah beberapa bulan membersamai Haidan, baru sekarang Sekar mendapati suaminya selucu itu. Diam-diam Sekar mengulum senyum.

"Alah siah, Haidan!" Adrian, adalah nama yang lelaki itu sebutkan di sesi perkenalan dengan Sekar barusan. Ia menepuk-nepuk bahu Haidan. "Geulis pisan istri maneh!" Lalu ia tarik satu kursi kosong dan menaruhnya di hadapan Haidan, diliriknya Sekar sambil mengangguk santun sebelum kemudian kembali menatap Haidan.

Yang disanjung sertamerta pamer senyum bangga, lantas Haidan rangkul bahu Sekar seraya tertawa. "Jelas geulis atuh kan urangna juga kasep," katanya.

Adrian mendengkus geli, dialihkannya tatap pada Sekar yang diam-diam saja, tetapi pipinya bersemu merah. "Nemu bebegig ini di got mana, Teh Sekar?"

Haidan tendang pelan kaki Adrian sambil mengumpat, "Si belegug sia!"

"Nemu di teras rumah, A'. Kasian melas banget mukanya waktu itu jadi aku pungut." Sekar tergelak puas melihat Haidan manyun-manyun di sisinya. "Jangan manyun-manyun, cium nih?"

Ancaman tersebut justru bikin bibir Haidan makin maju, tetapi wajahnya kemudian diraup oleh tangan besar Adrian yang kegelian melihat tampang merajuk lelaki itu. Haidan mendelik sinis sambil misuh-misuh tanpa suara pada Adrian yang telah dengan kejam menghancurkan kesempatannya untuk mendapatkan ciuman. Haidan tahu Sekar hanya bergurau, sih. Namun, Sekar kan penuh kejutan, terkadang tindak-tanduknya sukar dibaca, jadi siapa tahu saja barusan Sekar serius.

"Maneh sekarang gawe di mana, Yan?" Haidan bawa obrolan ke topik yang lebih serius. Jujur ia rindu kepada Adrian lantaran sejak lulus SMA keduanya putus komunikasi dikarenakan Adrian pindah ke luar Jawa. Dulu, dia dan Adrian adalah partner in crime, ke mana-mana selalu berdua, bahkan Adrian adalah saksi hidup bagaimana seorang Haidan memuja Sekar dalam diam. Adrian ada di sana saat Haidan termenung sambil menikmati sebungkus cimol lengkap dengan es cekek di teras tempat rental PS, memandangi si Geulis yang siapa sangka kini berjodoh dengan Haidan.

"Di Kalimantan, Dan. Urang ini balik ke Bandung karena mau lamar cewek, mau nikah urang. Doain, ya," katanya.

"Kayak mimpi bisa ketemu maneh lagi, Yan." Memang setidak nyata itu kehadiran Adrian di depan matanya, bikin Haidan terharu, tetapi Haidan adalah Haidan—ia akan membungkus  rasa haru tersebut dengan tawa dan canda. "Nikahannya mau di mana? Kalau di Bandung mah jangan lupa undang urang atuh. Duh, urang beneran kayak lagi mimpi bisa lihat beunget hinyay maneh deui, haha ...."

Adrian tergelak. "Tapi maneh mah malah makin kasep, euy. Sumpah. Hapur anu dina pipi udah enggak ada lagi sekarang mah," canda Adrian.

[✓] Love Me OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang