Jangan jadi silent reader!
🔞🔞🔞
***
Setelah ditanya berkali-kali perihal ngidam oleh sang suami, Sekar akhirnya mengajak Haidan untuk makan di angkringan yang penuh dengan kenangan. Mereka berangkat jam lima sore, mengendarai motor matik lantaran Sekar mau sekalian night ride. Semula Haidan enggan, pasalnya cuaca sedang musim hujan, tetapi melihat Sekar bersedekap dada dengan bibir cemberut, Haidan pun luluh juga. Mana tega ia menolaknya. Alhasil meskipun awan abu kehitaman menggantung pekat di langit Bandung, tetap Haidan lajukan kendaraannya membelah keramaian jalanan Dago.
Tempat makan angkringan di Buah Batu itu selalu ramai oleh pengunjung, apalagi sekarang menunya lebih variatif dan kekinian. Sekar sampai gelap mata saat memilih sate yang jenisnya sangat beragam. Ia ambil belasan tusuk dengan antusias, dan Haidan yang kebagian memegangi piring hanya terkekeh kecil selama mengikuti langkah Sekar. Namun, benak lelaki itu diam-diam dihantam firasat buruk, serasa dapat menerka bahwa semua pesanan ini bakal berakhir di perutnya. Bukan tanpa alasan Haidan menyimpulkan, soalnya Sekar masih di awal kehamilan, masih sering mual dan tidak nafsu makan, jadi semangat Sekar dalam memilih sate-sate ini pasti sekadar lapar mata.
Selagi pesanan mereka dibakar, Sekar menunggu sambil scrolling Instagram. Haidan sendiri menopang dagu, asik memandangi rupa cantik wanitanya. Di antara berisik suara pengunjung yang berbenturan dengan bisingnya deru kendaraan di jalanan, Haidan tenggelamkan kesadaran pada pesona Sekar yang seakan-akan tak habis kendati telah seharian ia absen satu demi satu. Haidan sudah banyak bertemu perempuan cantik, tetapi cantiknya Sekar ini berada di level yang sukar Haidan jelaskan lewat kata-kata. Too unreal to be true.
"Ada sesuatu di wajah gue?" Sekar mengalihkan pandang dari layar ponsel, menatap Haidan dengan satu alis terangkat. Sejatinya meskipun ia unjuk tampang lempeng, tetapi detak jantung Sekar bertalu-talu karena dari ekor mata dapat melihat Haidan sejak tadi memaku pandang ke arahnya. Sekar merasa dejavu, tempo hari ia yang ditembak pertanyaan serupa tatkala memperhatikan wajah Haidan.
Tidak seperti Sekar yang langsung membuang muka tatkala terpergok memperhatikan, Haidan justru memberi reaksi berkebalikan. Lelaki itu tak malu ketahuan, malah dengan gamblang mengakui kelakuannya.
"Ada, Sekar."
"Apa?" Sekar buru-buru meraba pipi, mencari-cari kejanggalan di wajahnya.
"Beauty."
Sekar langsung merotasi bola mata, lalu ditepuknya pelan pipi Haidan yang sedang tergelak kecil. Sejurus kemudian Sekar melengos demi menyembunyikan senyuman. Demi Tuhan, ia harap kebersamaan dengan Haidan tak akan selesai dalam waktu dekat. Sebab di sisi lelaki ini, hidup Sekar yang dominan oleh hitam dan abu telah bermetamorfosa jadi kanvas penuh warna. Dulu, Sekar hanya bisa tertawa lepas di depan Geby, tetapi kini ada satu manusia lagi yang dapat membuat Sekar sudi menunjukkan sisi kekanak-kanakan. Lelaki itu menawarkan kenyamanan yang selama ini Sekar idam-idamkan.
"Gue beneran mau resign, deh."
Haidan masih menopang dagu, masih menatap Sekar penuh puja, tetapi kini setitik keseriusan menggores matanya.
"Terus kalau resign, rencana ke depannya mau apa?" tanya Haidan. "Gue tau lo enggak bakalan beneran realisasiin omongan lo kapan hari itu soal jadi trophy wife. Geby bilang lo bisa stres kalau enggak ada kerjaan."
"Gue mau aktif di sosmed aja." Sekar merapatkan cardigan rajutnya yang tumben-tumbenan kurang ampuh menahan hawa dingin. Sepertinya malam ini suhu udara lebih rendah dari biasanya. "Gue mau mulai personal branding dengan orientasi tujuan jadi selebgram. Biar tinggal foto-foto doang terus dapat duit dari endorse-an. Kayaknya ini saat yang tepat buat gue untuk gunain privilege wajah yang gue punya. Gue capek jadi budak korporat. Udahlah setiap hari harus ketemu Jevian, pressure kerjanya gila-gilaan, sementara gajinya main-main. I want to start doing anything that can make me happy."

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Love Me Only
Fanfic"Rasa cinta gue, kepercayaan dan harapan gue, semuanya udah hancur di tangan lo. Gue rasa gue enggak akan bisa memulai kisah baru dengan orang lain. Sekar, gue mau sama lo aja. Gapapa bikin sakit juga. I'll let it hurt, until it can't hurt me anymor...